YAUMUL IJTIMA' MWC NU BINONG, MINGGU, 29 JANUARI 2017, PUKUL 08.00 - 12.00 WIB, TEMPAT MASJID JAMI AL-MUWAHHIDIN KP. PAWELUTAN DESA CITRAJAYA

Sabtu, 12 Februari 2022

AMALAN SUPAYA CERDAS

"AMALAN AGAR CERDAS, KUAT INGATAN, MUDAH MENGHAFAL

Kadang suatu ilmu susah nempel di benak kita, atau seorang anak atau pelajar susah menghafal, sebentar-sebentar lupa. Maka selain dibarengi giat belajar, Sayyidina Qutbil Wujud AlHabib Ali Al-Habsyi Shohibul Maulid (Simthudduror)

mengajarkan:

Yaitu meletakkan tangan kanan di atas kepala setiap kali selesai sholat sambil membaca ayat Al A'la (Sabbihisma) dari awal dan ketika sampai pada ayat ke-6 "Sanuqriuka fala tansaa"

سَنُقْرِئُكَ فَلاَ تَنْسَى

di ulang 7X dan lanjut kan hingga selesai surah.

Kemudian di tambah ayat dibawah ini:

فَفَهَّمْنَاهَا سُلَيْمَانَ وَكُلًّا أَتَيْنَا حُكْمًا وَعِلْمًا وَسَخَّرْنَا مَعَ دَاوُوْدَ الْجِبَالَ يُسَبِّحْنَ وَالطَّيْرَ

"FA FAHHAMNAAHAA SULAIMAANA WA KULLAN ATAYNAA HUKMAN WA ILMAN WA SAKHKHORNAA MA'A DAAWUUDAL JIBAALA YUSABBIHNA WAT THOIIR" (1x).

Jika di terapkan untuk anak yang belum bisa baca maka orang tuanya yang baca, sambil tangan kanannya diletakkan pada kepala si anak, maka InsyaAllah akan mudah menyerap ilmu, gampang menghafal dan kita atau anak kita menjadi cerdas. Wallahu A'lam

Semoga ada berkah dan manfaatnya.

ا اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد

📷KH. Abdullah Kafabihi Mahrus Lirboyo Dan Putra² Beliau

Rabu, 09 Februari 2022

NU men dlod kan sunia

*NU Men "ض" Kan Dunia*
____
Dalam tulisan  *نهضة العلماء*,
huruf yang melintasi bola dunia yaitu huruf *"ض*,
yang paling Fashih dan benar dalam mengucapkan huruf *"ض"* Makhrojan wa shifatan, hanya Rosulullah SAW ;
*انا افصح من نطق بالضاد*
Yang dimaksud NU Men *"ض"* kan Dunia yaitu, NU sebagai jam'iyyah Diniyah berusaha menyebarkan ajaran Rosulullah SAW
(Manusia paling mulia paling Fashih mengucapkan huruf *"ض"*)
Dengan cara yang hikmah, mauidhoh Hasanah, wajadilhum billatii hiya ahsan, pendekatan sosial, ramah, santun, merangkul, menjaga tradisi, mengupayakan inovasi, *menjaga NKRI*.
Dengan dakwah yang seperti itu maka NU bisa diterima di penjuru Dunia,sehingga saat ini *- + ada 44 PCINU*.

*Cerita di balik logo dan panji NU*

Setelah Nahdlatoel Oelama (NU) dideklarasikan di Surabaya pada tanggal *31 Januari 1926* dengan berbagai aral melintang yang ada, Namun berhasil dilalui, Kyai Wahab Hasbullah pun memanggil Kyai Ridlwan Bubutan Surabaya.

“Yai,, Jenengan kulo tugasi ndamel gambar lambang lan panji nipun Saget..?
Jenengan damel sing sae enak didelok, mboten mboseni lan mpun ngantos niru saking lintune. Saget geh,Yai?”
“Geh yai, ,insya Allah... Sendiko dawuh”

Di tengah tugas berat dari Kyai Wahab Hasbullah itu, Kyai Ridlwan pun mencoba keras untuk memikirkan gambar logo yang pas untuk jadi lambang NU.
Maklum,kriteria yang disampaikan Kyai Wahab Hasbullah memang cukup berat ; bagus, enak dipandang, tidak membosankan dan tidak boleh meniru dari gambar dan logo simbol manapun.
Maka di tengah kebingungan, beristikhorohlah Kyai Ridwan untuk menjalankan perintah Kyai Wahab Hasbullah itu.
Hingga setelah istikhoroh sebanyak 3 kali, Allah pun memberikan petunjuk kepada Kyai Ridwan “ru’ya shodiqoh” dengan ditampakkan gambar dan panji yang sekarang menjadi lambang dan logo NU itu di langit ketika beliau tidur setelah menjelankan sholat istikhoroh.

Begitu bangun, Kyai Ridwan pun menggambar apa yang beliau lihat di langit dalam mimpi beliau itu dalam sketsa kertas lengkap dengan warna hijau yang Allah berikan petunjuknya melalui mimpi beliau itu.
Lalu disodorkanlah gambar sketsa panji NU itu kepada Kyai Wahab Hasbullah.

“Kok sae yai, niru saking pundi jenengan?”
“Boten niru yai.. Kan jenengan sampun dawuh boten pareng niru saking gambar pundi kemawon?”

“Ah, mboten mungkin yai. Jenengan niki mesti niru”
“Saestu yai,boten niru”
“Geh mustahil yai, wong saene ngaten kok mboten niru”

Kyai Ridlwan pun akhirnya bercerita kepada kyai Wahab Hasbullah bahwa gambar itu adalah hasil istikhoroh beliau selama 3 hari berturut-turut hingga Allah menampakkan gambar itu di langit saat beliau mimpi dan beliau pun mencontoh persis sama di kertas yang disodorkan kepada Kyai Wahab Hasbullah.
“Lha, , , berarti jenengan niku lak niru tho, ,Yai?
Niru saking gusti Allah?”
“Hehe .... Njeh yai, pangapunten”
“Sahe pun Yai.

Sakniki monggo gambar niku dipun salin ten kain,ben tambah sahe”
Menurut cerita, untuk mencari kain yang hijaunya sama persis seperti yang digambarkan dalam mimpi istikhoroh itu, Kyai Ridwan pun keliling Surabaya hingga pelosok-pelosok,namun tak kunjung bisa menemukan.
Hingga beliau pun baru menemukan setelah keliling di toko-toko kain di depan pasar besar Malang (pertokoan kain cina Tolaram).
Hingga setelah simbol logo NU itu disalin di kain dan dijadikan panji resmi NU, Kyai Ridlwan sebenarnya belum mengerti apa maksud dan arti dari simbol NU itu karena beliau hanya ditugasi Kyai Wahab untuk mencipta dan membuat gambar saja.
Justru yang bisa mengartikan dan menjelaskan arti dari simbol dan logo NU itu secara ‘jlentreh’ adalah Kyai Wahab Hasbullah ketika beliau diundang ke istana oleh Presiden Soekarno dan diminta untuk bisa menjelaskan makna dan arti dari simbol NU itu.
“ *Bumi* itu melambangkan kemakmuran.
*Hijau* itu melambangkan kedamaian sebagaimana Rasulullah SAW contohkan melalui simbol serban hijau beliau.
*Tali tampar* itu adalah simbol ikatan persaudaraan umat Islam yang kukuh.
*Bintang besar* di atas adalah simbol dari Rasulullah Saw dan ajarannya, karena NU adalah jam’iyah ahlus sunnah wal jamaah. Sedangkan *Empat bintang di sampingnya* adalah simbol para Khulafaur Rosyidin.
Manakala *Empat bintang di bawah* adalah simbol dari empat Imam madhab yang dianut oleh NU.
Dan jika dijumlah, *Bintang itu semuanya ada 9*, yang menyimbolkan bahwa NU adalah jam’iyah yang menjaga dan melestarikan ajaran wali songo sampai kapanpun” papar Kyai Wahab Hasbullah menjelaskan logo NU hingga membuat presiden Soekarno terpukau mendengarnya.
Maka jangan aneh jika menurut riwayat, pada tahun 1946 ketika Muktamar NU yang ke 16 diselenggarakan di Purwokerto dimana Hadlrotus Syaikh Hasyim Asyari tetap terpilih menjadi Rais Akbar Nahdlotoel Ulama, presiden Soekarno yang hadir pun menyampaikan pidatonya :
_*“Andai harus merangkak, saya akan tetap menghadiri acara muktamar ini, demi menunjukkan kecintaan saya pada NU”*_
Sreeeeet …
Inilah sekelumit cerita Kyai Mujib Ridlwan putera dari Kyai Ridlwan Bubutan Surabaya yang dikenal sebagai pencipta simbol dan panji NU yang menceritakan asbabul wurud simbol dan logo NU yang indah dan memiliki makna yang dalam itu.

(Kalimat *نهضة العلماء*
Huruf nya ada 11,kalau di ucapkan ada 6 *Nah-dlo-tul-u-la-ma'* (11+6=17)
*Tampar tang melingkar* seperti angka *8
*Bintang yang di bawah ada 4, yang di atas 5* (45).
Kesimpulannya
17 Agustus (8) tahun 45)

Tetaplah menjadi pilar bagi bangsa dan NKRI-ku
Demi kejayaan Islam dan negeri yg penuh keberkahan ini.

*iLa Masyayikh wa Muassis NU Laahumul Fatihah...*
!
#HARLAHNU96
#Kemandiriandalamberkhidmatuntukperadabandunia

Senin, 07 Februari 2022

Jawaban bagi Pengikut yang setengah NU

https://www.halaqoh.net/2017/06/stop-menjadi-setengah-nahdliyyin.html


*Jawaban Bagi 1/2 Nahdliyin*

Oleh : Kiai A Dardiri Zubairi (Pengasuh PP. NASA Sumenep)

----
Paska aksi 212, FPI sebagai motor aksi menyita perhatian umat Islam di Indonesia. Di media massa, apalagi di media sosial FPI nenjadi trending topik. Setiap hari nyaris tak ada pemberitaan  tanpa FPI. FPI sebagai motor aksi telah memunculkan banyak spekulasi yang mengakibatkan sikap pro-kontra.

Sayup-sayup FPI tiba juga di Madura. Kebetulan organ yang memfasilitasi di Madura sudah siap, yaitu AUMA (Aliansi Ulama Madura), sebuah ormas baru yang yang lumayan keras. Karena itu dengan mudah FPI tinggal dikloning. Setidaknya ini yang terjadi di Sumenep, meski di daerah lain seperti Bangkalan FPI jauh lebih dulu berdiri ketimbang AUMA.

Sebagai ormas baru AUMA, yang 2-3 tahun kemarin didirikan, sepertinya mau mengulang peran Bassra yang ketika pemerintah ORBA kritis kepada penguasa, terutama berkaitan dengan rencana pembangunan jembatan Suramadu, meski saya melihat perannya sangat beda. Di samping fokus isunya berbeda,  AUMA sepertinya memliki jaringan kuat dengan ormas senafas di Jakarta, makanya setali tiga uang dengan FPI, bahkan dalam kasus Sumenep tokoh AUMA terlibat menfasilitasi berdirinya FPI. Ini berbeda dengan Bassra yang fokus pada isu lokal.

Bagi saya kehadiran ormas apapun sah didirikan. Selama dibutuhkan dan bisa memperkuat cita kemerdekaan dan bisa diharapkan menjadi corong Islam rahmatal lil alamin tak jadi masalah. Cuma ketika kehadirannya mengusik NU dan warga Nahdiyin serta visi kebangsaanm maka penting ormas baru ini disikapi. Tulisan ini hanya  hendak merespon usikan terhadap NU tersebut.

Setidaknya dalam usaha merekrut massa, ada tiga isu yang sengaja diwacanakan FPI dalam pertemuan-pertemuan umum yang mengusik NU. Tiga isu ini penting direspon agar tidak menimbulkan kesalahpahaman terutama kepada warga nahdliyin.

Pertama soal isu bahwa petinggi FPI di Madura (setidaknya kasus di  Sumenep ) selalu mengatakan dalam ceramahnya, "saya ini ikut NU-nya kyai Hasyim Asy'ari, NU "se kona" (yang dulu)". Mafhum mukhalafahnya, sama NU sekarang kurang mengakui.

Bagi saya pernyataan seperti itu patut direnungkan. Pertanyaannya, bagaimana mau ikut KH. Hasyim pada hal tidak sezaman? Dari mana kita bisa meyakini bahwa NU kita sama dengan kyai Hasyim? Barangkali bisa dijawab bahwa pengikut FPI berpegangan terhadap kitab peninggalan kyai Hasyim. Tapi kalau pun mengacu kepada kitab kyai Hasyim, bukankah kita tidak bisa sepenuhnya mengatakan bahwa penafsiran atas teks kitab kyai Hasyim  sama dengan kehendak kyai Hasyim?

Dengan kasus beda, hal ini mirip dengan kelompok Islam yang mengatakan ikut Nabi dengan berpegangan kepada Alqur'an dan Hadis sambil nenolak ijma' dan qiyas. Dalam tradisi NU cara beragama seperti ini kurang bisa dipertanggungjawabkan karena tanpa sanad yang jelas.

Sama dengan berNU, kalau mengikuti NUnya kyai Hasyim dengan menolak NU sekarang berarti NUnya kurang bisa dipertanggungjawabkan karena tanpa sanad yang jelas. Pada hal sanad inilah yang menbedakan NU dengan kelompok lain.

Di samping sanad keilmuan, di NU juga dikenal sanad perjuangan. Secara kelembagaan, tentu saja sanad ini tak bisa diperoleh dengan meloncat ke masa kyai Hasyim tetapi bisa kita peroleh melalui sanad yang sudah terlembagakan melalui pesantren sekaligus NU dari masa ke masa hingga sekarang. Jadi, sanad ibarat mata rantai tak bisa digunting, tak bisa diputus.

Saya faham, sikap seperti di atas salah satunya dipicu oleh sikap dislike sebagian tokoh NU terhadap kyai Said Aqil. Kebetulan ada skenario besar yang terus-menerus mengeroyok kyai Said dengan informasi hoax sejak isu liberal, syiah, Ahoker, dsb yang sayangnya tanpa bertabayyun langsung dianggap sebagai kebenaran oleh sebagian warga NU yang nyeberang ke FPI.

Tetapi jika tidak suka ketua umum PBNU tak perlu menyerang NU. Apalagi sampai nyeberang ke organisasi lain. Apalagi lepas suka atau tidak kyai Said terpilih dalam muktamar NU, ini hasil ijma' pengurus NU se Nusantara, Jika beliau dianggap salah sekalipun, ada mekanisme organisasi yang mengatur bagaimana masalah ini bisa diselesaikan. Bukan malah gabung ke organisasi lain sambil terus memojokkan NU apalagi hanya untuk merebut hati warga NU.

Dalam konteks inilah pernyataan bahwa " saya pengikut NUnya kyai Hasyim" tidak ada dasarnya dan tidak bisa dipertanggungjawabkan. Bagaimana mungkin bilang pengikut  NU kyai Hasyim, sementara pada saat bersamaan justru memojokkan jamiyah yang beliau dirikan?

Isu kedua yang sering dinyatakan pendukung FPI adalah, "amar ma'ruf ikut NU, nahy munkarnya ikut FPI". Pernyataan ini seolah hendak menegaskan bahwa NU lembek, tidak tegas dan adem. Sementara FPI sebaliknya;  tegas, lantang, dan berani.

Tapi ijinkan saya menjelaskan bahwa NU dalam menjalankan dakwahnya memiliki jalan dan cara sendiri, dan tentu saja NU tak perlu mengikuti jalan dan cara ormas lain. Jalan dan cara NU ini merupakan hasil dari endapan proses panjang yang sudah ditempuh sejak walisongo. Hasilnya bisa kita rasakan hingga sekarang.

Setidaknya ada tiga ciri dakwah NU. Pertama, tadriji dimana dakwah ditempatkan dalam proses panjang, tidak buru - buru, perlahan dan bertahap. Kedua, taklitut taklif yaitu tidak memberatkan masyarakat atau tidak memaksa. Ketiga, 'adamul haraj yaitu tidak mengancam siapapun. Makanya dakwah wali songo yang menjadi sanad biologis NU selalu menempuh jalur kultural, sehingga dakwahnya berhasil, ibarat menangkap ikan, ikannya ditangkap tanpa mengeruhkan airnya.

Kedua,  amar ma'ruf nahi munkar ibarat 2 sisi mata uang yang tak bisa dipisah. Ketika NU lebih mengedepankan amar ma'ruf sebenarnya include di dalamnya juga ada nahi munkar. Jika secara gradual mengajak orang agar shalat, hakikatnya mengajak orang itu agar tidak meninggalkan shalat. Tentu sesuai langgam dakwah NU, ajakan agar shalat dilakukan dengan lembut sebagaimana prinsip di atas. Dalam konteks ini, fiqhul ahkam dimodifikasi secara cerdas menjadi fiqhuddakwah dan fiqhussiyasi.

Sekali lagi NU memiliki jalan sendiri yang sering disebut "alaa thariqati Nahdlatil  Ulama". Jika tidak sama dengan ormas lain ya wajar. Nah, kalau ada orang NU mencampur aduk strategi dakwah NU dengan ormas lain menurut  saya  tidak tepat.

Isu ketiga yang sering saya dengar  dihembuskan oleh pengikit FPI bahwa, " yang penting aswaja, meski tidak ikut NU". Pernyataan seperti di samping lemah, juga berbahaya.  Persis seperti semboyan anak muda, "spirituality yes religion no" atau "spiritualitas yes, agama no".

Kesalahan pertama menurut saya, pernyataan di atas ibarat seorang salik mau menggapai hakikat dan ma'rifat dengan melampaui syariat. Ia hanya butuh roh tanpa butuh jasad. Tentu dalam konteks Indonesia, apalagi pernyataan ini sengaja dihembuskan di lingkungan warga nahdliyin tentu sangat berbahaya.

Kesalahan kedua, beraswaja dan berNU bagi warga nahdliyyin mutlak diperlukan. Karena aswaja tanpa ada organisasi yang menopangnya akan mudah dihancurkan. Ingat aswaja di timur tengah dengan mudah bisa dipecah belah oleh kelompok lain karena tidak ada wadahnya.

NU dibangun oleh para kyai dulu dalam rangka "litauhidi shufufil ulama", menyatukan shaf para ulama dalam meneguhkan dan memperjuangkan aswaja sekaligus melawan para penjajah. Maka jika ada pengikut aswaja tidak berNU hakikatnya ia tidak mau merapat dalam barisan ulama. Dan saya meyakini mereka akan mudah menjadi santapan kelompok lain yang bahkan tidak senafas dengan aswaja, misalnya salafi-wahabi atau HTI.

Mari rapatkan lagi barisan pengikut dan pendukung aswaja. Agar kuat masuklah kembali dalam barisan, beraswaja dan berNU. Jika ada yang tidak cocok baiknya tabayyun dan bermusyawarah. Bukan malah menyeberang ke organisasi lain sambil memojokkan NU. Kalau misalnya tetap tidak mau berNU, jangan mengajak warga nahdliyin sambil menyebar berita tidak benar dan atau memprovokasi dengan alasan-alasan yang bisa menimbulkan pertentangan di masyarakat.

Mari, stop menjadi setengah nahdliyyin.

Madura, 14 ramadlan 1438 H

Penulis: Kiai A Dardiri Zubairi (Pengasuh PP. NASA Sumenep)

Rabu, 02 Februari 2022

Cara Mudah mengenal Wahabi

*🌎CARA MUDAH MENGENALI WAHABI*

*SEBELUM MENSHARE SESUATU LIHAT TERLEBIH DAHULU*

jika ada 6 orang maka *JANGAN* dishare:

1. Muhammad bin Abdul Wahhab

(Pendiri dan pelopor gerakan Wahabi/Salafi)

2. Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, terkenal dengan sebutan *SYEKH BIN BAZ*

3. Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin.

Terkenal dengan sebutan: *SYEKH UTSAIMIN*

Al Utsaimin adalah ahli fiqih-nya Wahabi Salafi. Banyak persoalan hukum baru nyeleneh yang difatwakan olehnya. 

4. Muhammad Nashiruddin Al-Albani, terkenal dengan sebutan *ALBANI*

(Dia pelopor wahabi di bidang hadist) 

5. Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan atau dikenal dengan nama: *AL FAUZAN*

6. Abdullah bin Abdurrahman bin Jibrin atau dikenal dengan sebutan *SYEKH JIBRIN*

Daftar Beberapa Ustadz Wahabi. Jangan sesekali mengambil ilmu atau video kajian dari mereka,, 🙏

1. Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas
2. Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat
3. Ustadz Abdurrahman At-Tamimi
4. Ustadz Mubarak Bamualim
5. Ustadz Firanda Andirja
7. Ustadz Abu Yahya Badrusalam
8. Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron
9. Ustadz Syafiq Riza Basalamah
10. Ustadz Subhan Bawazier
11. Ustadz Khalid Basalamah
12. Ustadz Firdaus Sanusi

Memang ilmu bisa diambil dari mana & siapa saja, tapi untuk ilmu agama wajib mengetahui darimana & dari siapa ilmu itu diambil.  Karena nanti ada tanggung jawab di akhirat. 

Wajib kita mengshare yang ulama" kalangan kita sendiri yakni:

Dari para ulama' ahlus sunnah kita baik ulama yang habaib atau bukan. 

*Materi yang selalu di bahas oleh wahabi:*

1. *KEMBALI pada Al Qur'an & Sunnah.*

---> artinya *ANTI Madzhab/TIDAK bermadzhab.*

Padahal mereka selalu mengambil pendapat dari ulama madzhab, khususnya madzhab Hambali, cuman mereka malu malu untuk mengakuinya.

2. Menyuarakan kata:  *SYIRIK & BID'AH*

Kalimat ini hanya berdasar satu hadist nabi saja.  

*3. Akan selalu mengambil pendapat dari *6 TOKOH* yang sudah disebutkan di atas.

*4. *Anti Maulid*

*5. *Anti Tahlil*

6. *Anti bermacam² sholawat*

*(Hanya mau sholawat Ibrohimiyah saja)*

*8. Anti Tasawwuf.*

*7. Menyebut orang yang ziaroh kubur dengan menyembah kuburan.*

8. Selalu menggunakan *2 kalimat dibawah ini* untuk menjatuhkan argumen² orang yang berlawanan dengan mereka:

a.  *MANA DALIL NYA?*

b.  *TIDAK ADA KEBAIKAN kecuali PASTI akan dilakukan oleh sahabat nabi, sedangkan sahabat tidak melakukannya*