YAUMUL IJTIMA' MWC NU BINONG, MINGGU, 29 JANUARI 2017, PUKUL 08.00 - 12.00 WIB, TEMPAT MASJID JAMI AL-MUWAHHIDIN KP. PAWELUTAN DESA CITRAJAYA

Kamis, 17 November 2016

Belajar dari Kesungguhan Kiai Belajar

Oleh Nadirsyah Hosen
Prof Ahmad Chatib (Allah yarham) pernah bercerita beliau baru saja membeli sebuah buku dalam perjalanan di luar negeri. Kemudian beliau berpapasan di pintu dengan Gus Dur yang segera melihat buku bagus di tangan Prof Ahmad Chatib. Gus Dur bergegas ke dalam toko buku hendak membeli buku yang sama, tapi ternyata itu stok buku terakhir yang ada. Gus Dur kemudian cepat-cepat mengejar Prof Ahmad Chatib dan meminta beliau untuk meminjamkan buku tersebut.

Prof Ahmad Chatib, yang menceritakan kisah ini di kelas mata kuliah Filsafat Hukum Islam tahun 1994 di IAIN Jakarta, berkata: "Terpaksa saya sodorkan buku itu kepada Gus Dur yang ingin sekali membaca buku tersebut". Selang beberapa lama setiap bertemu di Jakarta, Prof Ahmad Chatib selalu menanyakan nasib bukunya yang dipinjam Gus Dur itu. Akhirnya Gus Dur mengembalikan buku itu. Prof Ahmad Chatib terkejut setelah membukanya, "Wah buku saya sudah penuh dengan catatan Gus Dur di sana-sini". Rupanya begitulah kesungguhan Gus Dur dalam menelaah sebuah kitab: sampai buku pinjaman pun dicoret-coreti.

Kisah kedua yang hendak saya ceritakan ini mengenai Kiai Abbas dari Buntet Pesantren. Saat Abah saya hendak mengaji kepada Kiai Abbas dengan membawa kitab Jam'ul Jawami', Kiai Abbas mengaku belum terlalu menguasai kitab itu, dan meminta Abah saya datang kembali membawa kitab tersebut beberapa hari ke depan. Rupanya Kiai Abbas menyimak dulu isi kitab ushul al-fiqh karya Imam al-Subki tersebut, dan kemudian setelah itu Abah saya dipanggil kembali dan Kiai Abbas dengan lancar mengajarkan isi kitab tersebut.

Dua kisah di atas saya ceritakan untuk menunjukkan kesungguhan para kiai itu menuntut ilmu. Para kiai itu membaca, menyimak dan memberi catatan isi kitab. Mereka menjadi alim bukan terjadi begitu saja. Sengaja diambil kisah dua kiai, yaitu KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Kiai Abbas. Kedua tokoh hebat pada masanya masing-masing ini lebih sering dibahas karomah beliau berdua ketimbang dikisahkan kesungguhan beliau berdua belajar menuntut ilmu.

Kiai Abbas, menurut penuturan Abah saya yang menjadi santri khususnya, sangat menguasai ushul al-fiqh dan ilmu fiqh perbandingan mazhab. Pengakuan Abah: "Kuliah saya di al-Azhar Cairo terasa mudah dengan bekal ilmu yang sudah diajarkan Kiai Abbas". Yang terkenal kemana-mana itu adalah peristiwa heroik 10 November dimana Kiai Abbas merontokkan pesawat sekutu dengan lemparan biji tasbih dan bakiaknya. Tentu saja Abah saya juga menceritakan berbagai karomah gurunya ini, namun setiap saya tanya apa wiridnya, Abah cuma berpesan: "Belajar yang rajin saja Nak, belum waktunya membaca wirid macam-macam, nanti kalau kamu sudah jadi kiai, kamu akan mengerti sendiri hal-hal gaib dan ajaib yang kamu tanyakan itu. Sekarang baca buku lagi!"

Dan kini kalau saya ceritakan kepada para santri bahwa saya meraih dua gelar PhD di dua bidang berbeda, di dua negara berbeda, dan saya selesaikan pada waktu yang bersamaan, spontan yang mereka tanya: "Wiridnya apa sehingga bisa seperti itu?" Jarang yang tertarik bertanya bagaimana kesungguhan saya belajar sehingga bisa menyelesaikan dua program PhD tersebut. Lebih menarik bertanya doa dan wiridnya. Mungkin disangkanya lebih mudah wiridan ketimbang membaca buku.

Pesantren itu sejatinya lembaga pendidikan, bukan semata tempat orang belajar mistik apalagi klenik. Ini yang harus ditegaskan karena banyak kesalahpahaman. Selain kesannya ndeso, pesantren itu dikesankan tempat untuk belajar ilmu gaib. Orang tua menjadi takut mengirim anaknya ke pondok. Pulang dari pondok hobinya nanti menangkap jin. Sementara para santri ada sebagian yang bukannya belajar dengan tekun tapi malah sibuk mau jadi waliyullah dengan berharap mendapat ilmu laduni. Bahwa Gus Dur dan Kiai Abbas memiliki karomah, tentu kita yakini itu. Tetapi karomah itu hanya bonus saja, hasil dari istiqamah para kiai yang luar biasa. Istiqamah menuntut ilmu dengan terus rajin belajar, membaca, berdiskusi, dan menulis --ini yang harus kita warisi dari para masyayikh dan guru-guru kita.

Ceritakanlah kepada khalayak bagaimana Mbah Sahal Mahfud membaca dengan tekun dan karenanya menulis berbagai kitab yang luar biasa. Di ruang tamu beliau berjejer kitab fiqh dari mazhab selain mazhab Syafi'i. Kitab dari mazhab Syafi'i malah ditaruh di bagian belakang. "Kenapa?" tanya Prof Martin van Bruinessen. Jawab Mbah Sahal kalem, "karena kitab dari mazhab Syafi'i sudah saya hafal semua."

Kisahkanlah di medsos bagaimana Kiai Ihsan Jampes mengarang kitab yang kemudian dijadikan rujukan di mancanegara. Atau tolong mintakan kepada KH Ahmad Mustofa Bisri untuk berkenan bercerita proses kreatif beliau sehingga tercipta berbagai tulisan dan barisan puisi yang menyentuh jiwa dan mengundang kita untuk merenunginya.

Jikalau ini yang kita ceritakan, tidak semata soal karomah para kiai, baru kemudian umat akan memahami bahwa pesantren itu juga gudangnya dunia ilmu pengetahuan. Dan mereka akan lebih apresiatif saat mengetahui bahwa zikir dan pikir telah menjadi satu tarikan nafas keseharian para kiai.


Penulis adalah Rais Syuriah PCI Nahdlatul Ulama Australia-New Zealand dan Dosen Senior Monash Law School

Senin, 17 Oktober 2016

Kenapa PBNU mengadakan acara satu miliar shalawat?


Perintah Bersholawat
"Sesungguhnya Allah dan Malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya." (Q.S. Al-Ahzab ayat 56)
Shalawat Nariyyah
Dikarang oleh Syaikh al-Arif Billah Sayyidi Ibrahim al-Tazi. Salah satu jenis shalawat yang sangat populer di kalangan ulama Ahlus Sunah wa al-Jama’ah. Barang siapa membacanya sebanyak 4444 kali kemudian meminta kepada Allah agar terpenuhi kebutuhannya, maka akan dikabulkan apapun permintaannya. (Sa’adah al-Darain, Syaikh Yusuf bin Isma’il al-Nabhani, hal.376, cetakan Dar al-Fikr)
Salah satu jenis shalawat yang mujarab untuk menjadi wasilah memenuhi kebutuhan. Ulama Maghribi (Maroko) menyebut shalawat ini dengan “Nariyah” yang berarti api, sebab ketika mereka menghendaki tercapainya sebuah tujuan atau agar dijauhkan dari bahaya, mereka berkumpul dalam satu majlis dan membaca shalawat ini sebanyak 4444 kali, dan atas barakah shalawat nariyah ini, apa yang mereka mohonkan mudah tercapai seperti api yang dengan cepat membakar benda yang mengenainya.
Al-Syaikh Muhammmad al-Tunisi mengatakan “Barang Siapa rutin membaca shalawat nariyah setiap hari sebanyak 11 kali, maka bagaikan mendapatkan rizki dari langit dan bumi”.
Al-Imam al-Dinawari mengatakan “Barang siapa membaca shalawat nariyah setiap setelah shalat sebanyak 11 kali dan menjadikannya sebagai wiridan, maka sesungguhnya Ia mendapatkan derajat yang luhur dan kecukupan dalam setiap perkaranya”.
Al-Imam al-Qurthubi mengatakan “Barang siapa menghendaki akan tercapainya urusan yang besar atau dihindarkan dari musibah yang agung, maka bacalah shalawat Tafrijiyyah/Nariyah ini. Dan hendaknya Ia bertawassul kepada Rasulullah SAW lantaran shalawat nariyyah ini, dibaca sebanyak 4444 kali. Niscaya Allah mengkabulkan segala permintaannya”.
(Khazinah al-Asrar, Syaikh Muhammad Haqqi al-Nazili, hal.202-203, cetakan Dar al-Kutub al-Ilmiyyah)

by. Gus Zimam Hanif

Minggu, 09 Oktober 2016

WAHABI LAPOR POLISI



Wahabi: “Pak Polisi, di tempat saya ada acara Maulidan. Tolong dibubarkan!”
Polisi: “Apakah di sana terjadi perkelahian?”
Wahabi: “Enggak Pak!”
Polisi: “Apakah di sana terjadi pembunuhan?”
Wahabi: “Enggak Pak!”
Polisi: “Apakah di sana terjadi perjudian?”
Wahabi: “Enggak Pak!”
Polisi: “Apakah di sana terjadi pencurian?”
Wahabi: “Enggak Pak!”
Polisi: “Kalau di sana tidak terjadi apa-apa, lalu atas dasar apa saya harus membubarkan Maulidan?”
Wahabi: “Masalahnya Maulidan itu tidak ada perintah dari Nabi!”
Polisi: “Oh begitu yah. Emmm apakah Nabi memerintahkan kalian untuk membubarkan Maulidan?”
Wahabi: “Enggak Pak!”
Polisi: “Lalu kalian mau membubarkan Maulidan atas perintah siapa?”
Wahabi: “Kata pak ustadz saya Maulidan itu bid’ah Pak, karena tidak ada perintahnya dari Nabi!”
Polisi: “Kalau begitu, kamu juga bid’ah dong. Karena membubarkan Maulid kan juga tidak ada perintah dari Nabi?”
 Wahabi: “Saya ini anti bid’ah Pak. Jadi gak mungkin saya melakukan bid’ah!”
Polisi: “Lha tadi katanya kalau tidak ada perintah dari Nabi berarti bid’ah. Membubarkan Maulid kan tidak ada perintahnya dari Nabi, berarti kan bid’ah. Emangnya apa sih isi di dalam acara Maulidan, kok kalian minta bubarkan? Kalian kan orang Islam.”
Wahabi: “Iya dong, kami orang Islam sejati ‘Penegak Sunnah Pembasmi Bid’ah’! Diacara Maulid itu isinya membaca shalawat, membaca al-Quran, mendengarkan taushiyah, mendengarkan kisah Nabi dan makan bersama.”
Polisi: “Lhoh, membaca shalawat kan ada perintahnya. Membaca al-Quran kan ada perintahnya. Mendengarkan taushyah kan ada perintahnya. Mendengarkan kisah Nabi kan baik untuk pengetahuan sejarah Islam. Makan bersama juga baik untuk ukhuwah Islamiyah. Lalu apanya yang salah dan harus
dibubarkan?”
Wahabi: “Masalahnya mereka itu berisik sekali Pak. Telinga saya panas!”
Polisi: “Kamu ini ada-ada saja. Masa ngaku Islam Penegak Sunnah, mendengar bacaan shalawat, al-Quran, sejarah Nabi dan taushiyah kok merasa terganggu dan kepanasan? Aneh sekali kamu.”
 Wahabi: “Tapi Pak...!?”
Polisi: “Sudah, gak usah pakai tapi-tapian. Dari tadi kamu berisik terus. Ntar kamu sendiri yang tak bubarin!”

Rabu, 28 September 2016

Shalawat An-Nahdliyah

Antara Ahok, Harry Tanoe dan Ibn Jud'an



Kajian Tafsir al Qur an aktual.....
Oleh: Dr. KHA Musta'in Syafi'ie MAg
Mudir Madrasatul Qur an Tebu Ireng

وَلَا تَكُونُوا كَالَّتِي نَقَضَتْ غَزْلَهَا مِنْ بَعْدِ قُوَّةٍ أَنْكَاثًا تَتَّخِذُونَ أَيْمَانَكُمْ دَخَلًا بَيْنَكُمْ أَنْ تَكُونَ أُمَّةٌ هِيَ أَرْبَىٰ مِنْ أُمَّةٍ ۚ إِنَّمَا يَبْلُوكُمُ اللَّهُ بِهِ ۚ وَلَيُبَيِّنَنَّ لَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ

Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali, kamu menjadikan sumpah (perjanjian)mu sebagai alat penipu di antaramu, disebabkan adanya satu golongan yang lebih banyak jumlahnya dari golongan yang lain. Sesungguhnya Allah hanya menguji kamu dengan hal itu. Dan sesungguhnya di hari kiamat akan dijelaskan-Nya kepadamu apa yang dahulu kamu perselisihkan itu. (QS. An-Nahl : 92).

Abdullah Ibn Jud'an adalah sosok yang kesohor dermawan. Sesungguhnya dia semula adalah orang miskin biasa, bahkan dikisahkan, untuk memenuhi ambisi keduniawiannya, dia berbuat durhaka dan merampas. Lalu menjadi perampok ulung yang sangat tega dan sangat meresahkan para musafir dan rombongan pedagang lintas kota.

Singkat kisah, dia sudah terjepit dan menjadi buron yang pasti dihakimi massa bila tertangkap kapan saja dan di mana saja. Ibn Jud'an lari dari dari kota Makkah dan bersembunyi di goa terpencil. Subhanallah, setelah beberapa waktu mengenali sudut goa itu, dia menemukan harta karun yang tertimbun, berupa berlian dan emas yang sangat banyak. Tak mampu dipanggul hanya seorang, meski seperkasa apapun.

Rupanya, goa itu menjadi gudang para perampok padang pasir masa lalu untuk menyimpan hasil rampokan mereka. Rupanya, para perampok tersebut sudah tewas dan tak tersisa lagi yang masih hidup, sehingga harta yang disembunyikan itu tiada yang mengetahui, tiada yang memiliki. Di sini Ibn Jud'an memeras otak dan memanfaatkan harta tersebut untuk keselamatan dirinya sehingga bisa kembali diterima oleh masyarakat Makkah seperti sedia kala, bahkan menjadi orang terhormat.

Walhasil, dengan membawa sebagian emas dia mengendap-endap di malam hari dan berhasil pulang ke rumah dengan selamat. Lalu mendekati tokoh adat dan mengutarakan niatnya, yakni mau bertobat dengan menanggung kehidupan semua orang miskin di seantero Makkah ini. Dia juga menunjukkan hartanya yang melimpah, sehingga tokoh adat dan beberapa pemuka masyarakat menerima.

Seperti diceritakan sebelumnya, semua penduduk Makkah terjamin kehidupannya oleh Ibn Jud'an. Kerja kemanusiaan Ibnu Jud'an itu maunya sebagai pertobatan atas dosa-dosanya dulu yang merampas harta orang, membuat anak menjadi yatim karena ayahnya dibunuh, membuat orang menjadi miskin karena hartanya dirampas dan seterusnya. Jadi, sesungguhnya Ibn Jud'an itu sosok mantan penjahat yang mensejahterakan.

Suatau hari Nabi Muhammad SAW pernah memperbincangkan orang-orang berjasa masa lalu, era Jahiliah atau pra islam. Pembicaraan sampai juga pada pribadi si Fulan dan si Fulan, termasuk pada diri Ibn Jud'an. Lalu Nabi mengomentari: "Dulu saya pernah menyaksikan sendiri sebuah janji kesepakatan dideklarasikan di rumah Ibn Jud'an. Deklarasi itu begitu bagus dan mulia, andai dia mau bergabung ke islam, pasti saya saya senang, saya kabulkan".

Mendengar itu, ibu Aisyah RA bertanya: "Ya Rasulallah, lalu ke mana Ibn Jud'an nanti di akhirat, ke surga atau ke neraka?".

Dengan suara tegas Nabi menjawab: "huw fi al-nar", dia di neraka.

Mendengar jawaban itu, ibu Aisyah nampak kurang bisa menerima, tapi pasrah. Ya, karena apa yang diperbuat Ibn Jud'an tersebut hanyalah untuk mengembalikan eksistensi dan mengangkat martabat dirinya saja dan sama sekali tidak tertarik terhadap agama islam, meski sudah berkali-kali dirayu. Tidak ada kerja ketuhanan sedikit pun dalam hatinya, yang ada hanya menuruti egonya. Begitulah non muslim, meski memberi makan dan menjamin kehidupan semua penduduk bumi ini, tidak akan dihargai Tuhan sebagai orang beramal shalih yang mendapat imbalan surga. Beberapa penjelasan dikemukakan sebagai berikut :

Pertama, non muslim yang melakukan kerja kemanusian untuk manusia, akan dibalas oleh Tuhan sesuai apa yang diinginkan. Dia mendapatkan pujian dari manusia, mendapat penghargaan dari manusia bahkan mendapatkan apa saja yang diinginkan dari manusia. Termasuk berhasil terpilih menjadi kepala daerah. Di sini, Tuhan sudah menunaikan janji-Nya merahmati semua titah-Nya dan sudah membayar sesuai permintaan.

Kedua, karena dia tidak mempercayai Allah SWT, maka tidak akan mendapatkan surga yang dijanjikan Tuhan sesuai diktum keimanan. Wong tidak beriman kok minta fasilitasnya orang yang beriman. Sama halnya dengan siswa yang sekolah SMK, ijazah yang diperoleh ya ijazah STM. No way mendapat ijazah Sarjana. Kurikulumnya berbeda.

Ketiga, bagaimana dengan Ahok yang kini memimpin Jakarta dan mencalonkan diri mau memimpin lagi atau Hary Tanoe yang sudah berkampanye menuju ke RI satu. Ahok dan sebangsanya tidak berada di jalan Allah SWT. Wong Ibn Jud'an yang begitu sosial dan berderma, menjamin kehidupan rakyat Makkah dan mengawal Hak Asasi Manusia saja tidak diakui Tuhan dan oleh Nabi diputus masuk neraka, apalagi Ahok yang hobi menggusur masjid dan menyengsarakan rakyat kecil.

Berdasar pikiran keimanan, Penulis tidak bisa menerima, kok ada kiai, ustadz, orang islam yang mendukung Ahok menjadi gubernur DKI, sementara calon muslim yang baik masih banyak. Dukungan itu pasti atas dasar nafsu duniawi, atau karena mendapat sesuatu, atau ingin tampil beda atau memang sudah tidak sensitif lagi nurani keimanannya?.

Jika dikatakan, Ahok lebih bersih, sudah teruji.., Lalu apa ukurannya?. Persoalan tindak pidana korupsi, gratifikasi yang diduga menyangkut dirinya banyak. Soal kesangkut dan tidak itu kondisional. Kita sudah tahu seperti apa moral sebagaian penegak hukum di negeri ini.

Gereja pendukung dan konglomerat non muslim yang memanfaatkan Ahok sangat banyak. Lepas dari itu semua, yang jelas Allah SWT melarang keras seorang muslim memilih pemimpin non-muslim. Jika memilih, berarti rela dirinya dikuasai oleh orang non-muslim. Padahal menurut Allah SWT, muslim itu jauh lebih mulia dan lebih bermartabat dibanding non-muslim.

Ingat, sejarah mencatat dan dunia menjadi saksi, bahwa non-muslim telah berkali-kali tega menghabisi umat islam manakala mereka punya kuasa. Itu sudah watak mereka sejak umat terdahulu. Setiap Nabi yang menyampaikan dakwah islam pasti dimusuhi dan dibunuh, begitu pula semua pengikutnya. Ada yang terbunuh sungguhan, seperti Nabi Yahya A.S. dan yang terbanyak diselamatkan. Allah SWT dan Rasul-Nya sudah berkali-kali pula mengingatkan kita. Bahwa non-muslim itu tidak akan pernah legowo, tidak akan pernah berbaik-baik kepada umat islam. Mau bersahabat, mau berbaik-baik, mengajak toleransi itu karena mereka minoritas. Jika saja sudah kuasa, pasti menghabisi, pasti.

Non-muslim minoritas berada di tengah-tengah umat islam mayoritas, pasti bisa hidup aman, damai dan bebas menjalankan agamanya, termasuk bisnisnya. Begitu ajaran agama islam, damai dan penuh hormat terhadap sesama, asal tidak menjahati. Tapi tidak sebaliknya. Tidak ada bukti yang masif, non-muslim minoritas dibantai, dihabisi, dibunuhi oleh mayoritas muslim. Tapi muslim minoritas dibunuhi secara masif dan keji oleh mayoritas non-muslim tidak bisa dihitung banyaknya.

Tinggal kita masih punya iman atau tidak, kuat iman atau tidak, mau pakai akal sehat atau tidak. Kasus Bosnia Herzegovina masih mengiang-ngiang di telinga penduduk bumi ini. Saat mereka masih belum berkuasa, toleransi, natal bersama, merayakan hari Valentine, perayaan pasca, pesta apa saja dilakukan guyub dan bersama. Begitu mereka berkuasa, semua orang islam dibunuhi, termasuk bayi yang masih di dalam kandungan, disudet dan dikeluarkan, setelah diperkosa lebih dahulu. Siapa yang mengingkari kebrutalan ini?.

Begitu halnya umat islam di Filipina selatan, Thailand termasuk di Poso negeri ini. Hanya saja pemerintah kita mampu meredam dan mengibuli rakyat yang mayoritas umat islam. Diproklamirkan, bahwa tragedi Poso bukan dipicu karena masalah agama. Tulisan ini bukan untuk memprovokasi umat islam, melainkan untuk:

Pertama, mengingatkan umat islam yang masih belum bisa berpikir jernih, belum optimal menggunakan sensitivitas keimanannya, belum bisa melihat betapa buruk bila mayoritas muslim dipimpin oleh non-muslim, sehingga mereka begitu mudah mendukung dan memilih calon pemimpin non-muslim dengan sekian alasan. Alasan yang mereka ungkapkan pasti alasan politik dan kepentingan, bukan alasan keimanan dan ketaqwaan. Mana ada pribadi bertaqwa menerima pemimpin non-muslim yang mengkufuri Allah SWT.

Kedua, untuk lebih meningkatkan kewaspadaan terhadap kejahatan non-muslim yang tersembunyi. Apa yang mereka ucapkan, apa yang mereka kemukakan secara lahiriah tidak seberapa dibanding niat busuk yang masih mereka simpan. Berhati-hati seperti ini adalah perintah agama demi kekaikan hidup beragama. Kehati-hatian demikian wajib dilakukan dan jauh lebih bagus ketimbang serba toleransi dan sembrono yang nantinya pasti berakibat fatal terhadap diri umat islam dan agama islam itu sendiri.

Penutup ayat studi ini mengingatkan, bahwa trick-trick nan muslim itu adalah ujian keimanan bagi kita. Tidak hanya itu, Tuhan akan menjelaskan, akan menghakimi segala yang kita persengketakan nanti di hari kiamat. "Walayubayyinann lakum yaum al-qiyamah ma kuntum fih takhtalifun". Pesan itu bermaknakan:

Pertama, mungkin saja umat islam yang sok toleransi, sok kemanusiaan dan mendukung pemimpin non-muslim unggul dan menang dalam percaturan kepentingan dunia. Tapi harus diingat, di akhirat nanti mereka baru sadar akan keputusan Tuhan yang memepersalahkan mereka dan neraka-lah tempatnya.

Kedua, mereka yang benar dan berperilaku baik mungkin saja tidak sempat mendapat perlakuan adil saat di dunia, tapi di akhirat pasti mendapatkannya dari Dzat yang Maha. Dan ketiga, sebelum kebablasan mendukung non-muslim yang bisa berakibat buruk bagi umat islam dan agama islam, harusnya segera sadar dan segera berpandangan islami, sehingga tidak menyesal nanti di hari yang tiada lagi berguna penyesalan. Semoga Allah selalu memberi pencerahan hidayah kepada kita semua.... Amin Ya Mujibassailin...

Jumat, 26 Februari 2016

Marsudi Syuhud: Tahlilan Perekat Bangsa

Alhamdulillah, umat islam di indonesia ada 12,9 % dari total umat islam seluruh dunia. Sehingga indonesia menjadi negara islam terbesar di dunia. Organisasi umat islam terbesar di dunia juga adanya di indonesia yaitu Nahdlatul Ulama.

Demikian ceramah yang disampaikan Ketua PBNU, Dr. KH. Marsudi Syuhud. Pada Acara Pengajian Bulanan MWC NU Binong dan Tambakdahan yang diikuti ribuan jamaah, di Halaman Masjid Jami Al-Muttaqien Kp. Jungklang Desa Mulyasari Kec. Binong Kab. Subang. (Rabu, 24/02).
“Kenapa di timur tengah, negara yang banyak umat islamnya mudah sekali perang?. Karena disana ulamanya, tidak punya oraganisasi semacam NU. Mereka berjuang sendiri.” Kata Marsudi.

“Sebelum saling membunuh, mereka saling mengkafirkan dulu. Nah model faham takfiri ini, sekarang sudah masuk ke indonesia. Negara kita yang berketuhanan yang maha esa pun dianggap negara thoghut” tambahnya.
“Kenapa islam di indonesia aman. Karena ada Nahdlatul Ulama. NU mempunyai fasilitas fasilitas brilian, yang bisa mengumpulkan banyak orang. Sebelum lahir, masih dalam kandungan 4 bulan ada acara mapat, setelah lahir ada acara Marhaba, setelah meninggalpun ada acara yaitu tahlilan” kata ketua PBNU ini.

“Satu-satunya organisasi yang mengurus umatnya dari sebelum lahir hingga meninggal adalah NU. Model seperti ini tidak ada di timur tengah. Kalau ada kiai yang berselisih, rukun kembali karena ketemu salaman pada acara tahlilan. Oleh karena itu Jangan sepelekan wahai pemerintah, bahwa tahlilan adalah perekat bangsa” tegasnya.
Pengajian bulanan ini dihadiri juga oleh Rais Syuriah PCNU Subang KH. Agus Salim, Ketua Tanfidziyah PCNU Subang KH. Musyfik Amrullah, Lc., M.Si., Camat Binong H. Suhaendi, M.Si., Ketua PC Muslimat NU Subang Iis Salamah.


Minggu, 07 Februari 2016

Sejarah Hari Valentine dari berbagai versi

Hari Valentine (bahasa Inggris: Valentine’s Day) atau disebut jugaHari Kasih Sayang, pada tanggal 14 Februari adalah sebuah hari di mana para kekasih dan mereka yang sedang jatuh cinta menyatakan cintanya di Dunia Barat.
Asal-usulnya yang gelap sebagai sebuah hari raya Katolik Roma didiskusikan di artikel Santo Valentinus.
Beberapa pembaca mungkin ingin membaca entri Valentinius pula.
Hari raya ini tidak mungkin diasosiasikan dengan cinta yang romantis sebelum akhir Abad Pertengahan ketika konsep-konsep macam ini diciptakan.
Hari raya ini sekarang terutama diasosiasikan dengan para pencinta yang saling bertukaran notisi-notisi dalam bentuk “valentines”.
Simbol modern Valentine antara lain termasuk sebuah kartu berbentuk hati dan gambar sebuah Cupido (Inggris: cupid) bersayap.
Mulai abad ke-19, tradisi penulisan notisi pernyataan cinta mengawali produksi kartu ucapan secara massal.
The Greeting Card Association (Asosiasi Kartu Ucapan AS) memperkirakan bahwa di seluruh dunia sekitar satu miliar kartu valentine dikirimkan per tahun.
Hal ini membuat hari raya ini merupakan hari raya terbesar kedua setelah Natal di mana kartu-kartu ucapan dikirimkan.
Asosiasi yang sama ini juga memperkirakan bahwa para wanitalah yang membeli kurang lebih 85% dari semua kartu valentine.
Perayaan hari Valentine termasuk salah satu hari raya bangsa Romawi paganis (penyembah berhala), di mana penyembahan berhala adalah agama mereka semenjak lebih dari 17 abad silam. Perayaan valentin tersebut merupakan ungkapan dalam agama paganis Romawi kecintaan terhadap sesembahan mereka.
Perayaan Valentine’s Day memiliki akar sejarah berupa beberapa kisah yang turun-temurun pada bangsa Romawi dan kaum Nasrani pewaris mereka. Kisah yang paling masyhur tentang asal-muasalnya adalah bahwa bangsa Romawi dahulu meyakini bahwa Romulus (pendiri kota Roma) disusui oleh seekor serigala betina, sehingga serigala itu memberinya kekuatan fisik dan kecerdasan pikiran. Bangsa Romawi memperingati peristiwa ini pada pertengahan bulan Februari setiap tahun dengan peringatan yang megah. Di antara ritualnya adalah menyembelih seekor anjing dan kambing betina, lalu dilumurkan darahnya kepada dua pemuda yang kuat fisiknya. Kemudian keduanya mencuci darah itu dengan susu. Setelah itu dimulailah pawai besar dengan kedua pemuda tadi di depan rombongan. Keduanya membawa dua potong kulit yang mereka gunakan untuk melumuri segala sesuatu yang mereka jumpai. Para wanita Romawi sengaja menghadap kepada lumuran itu dengan senang hati, karena meyakini dengan itu mereka akan dikaruniai kesuburan dan melahirkan dengan mudah.
VERSI I
Menurut tarikh kalender Athena kuno, periode antara pertengahan Januari dengan pertengahan Februari adalah bulan Gamelion, yang dipersembahkan kepada pernikahan suci Dewa Zeus dan Hera. Tahu gak dewa Zeus? itu bokap-nye hercules.
Di Roma kuno, 15 Februari adalah hari raya Lupercalia, sebuah perayaan Lupercus, dewa kesuburan, yang dilambangkan setengah telanjang dan berpakaian kulit kambing.
Sebagai ritual penyucian, para pendeta Lupercus meyembahkan korban kambing kepada dewa dan kemudian setelah minum anggur, mereka akan berlari-lari di jalanan kota Roma sambil membawa potongan kulit domba dan menyentuh siapa pun yang mereka jumpai dijalan.
Sebagian ahli sejarah mengatakan ini sebagai salah satu sebab cikal bakal hari valentine.

VERSI 2
Menurut Ensiklopedi Katolik, nama Valentinus diduga bisa merujuk pada tiga martir atau santo (orang suci) yang berbeda yaitu dibawah ini:
  • pastur di Roma
  • uskup Interamna (modern Terni)
  • martir di provinsi Romawi Afrika.
Hubungan antara ketiga martir ini dengan hari raya kasih sayang (valentine) tidak jelas.
Bahkan Paus Gelasius I, pada tahun 496, menyatakan bahwa sebenarnya tidak ada yang diketahui mengenai martir-martir ini namun hari 14 Februari ditetapkan sebagai hari raya peringatan santo Valentinus.
Ada yang mengatakan bahwa Paus Gelasius I sengaja menetapkan hal ini untuk mengungguli hari raya Lupercalia yang dirayakan pada tanggal 15 Februari.
Sisa-sisa kerangka yang digali dari makam Santo Hyppolytus, diidentifikasikan sebagai jenazah St. Valentinus.
Kemudian ditaruh dalam sebuah peti dari emas dan dikirim ke gereja Whitefriar Street Carmelite Church di Dublin, Irlandia.
Jenazah ini telah diberikan kepada mereka oleh Paus Gregorius XVI pada tahun 1836.
Banyak wisatawan sekarang yang berziarah ke gereja ini pada hari Valentine (14 Februari), di mana peti dari emas diarak dalam sebuah prosesi dan dibawa ke sebuah altar tinggi.
Pada hari itu dilakukan sebuah misa yang khusus diadakan dan dipersembahkan kepada para muda-mudi dan mereka yang sedang menjalin hubungan cinta.
Hari raya ini dihapus dari kalender gerejawi pada tahun 1969 sebagai bagian dari sebuah usaha yang lebih luas untuk menghapus santo-santo yang asal-muasalnya tidak jelas, meragukan dan hanya berbasis pada legenda saja.
Namun pesta ini masih dirayakan pada paroki-paroki tertentu.
VERSI 3
Catatan pertama dihubungkannya hari raya Santo Valentinusdengan cinta romantis adalah pada abad ke-14 di Inggris dan Perancis, di mana dipercayai bahwa 14 Februari adalah hari ketika burung mencari pasangan untuk kawin.
Kepercayaan ini ditulis pada karya sastrawan Inggris Pertengahan bernama Geoffrey Chaucer.
Ia menulis di cerita Parlement of Foules (Percakapan Burung-Burung) bahwa:
For this was sent on Seynt Valentyne’s day (Bahwa inilah dikirim pada hari Santo Valentinus) Whan every foul cometh ther to choose his mate (Saat semua burung datang ke sana untuk memilih pasangannya)
Pada jaman itu bagi para pencinta sudah lazim untuk bertukaran catatan pada hari valentine dan memanggil pasangan Valentine mereka.
Sebuah kartu Valentine yang berasal dari abad ke-14 konon merupakan bagian dari koleksi naskah British Library di London.
Kemungkinan besar banyak legenda-legenda mengenai santo Valentinus diciptakan pada jaman ini. Beberapa di antaranya bercerita bahwa:
  • Sore hari sebelum santo Valentinus akan mati sebagai martir (mati syahid), ia telah menulis sebuah pernyataan cinta kecil yang diberikannya kepada sipir penjaranya yang tertulis “Dari Valentinusmu”.
  • Ketika serdadu Romawi dilarang menikah oleh Kaisar Claudius II, santo Valentinus secara rahasia membantu menikahkan mereka diam-diam.
Pada kebanyakan versi legenda-legenda ini, 14 Februari dihubungkan dengan keguguran sebagai martir.
VERSI 4
Kisah St. Valentine
Valentine adalah seorang pendeta yang hidup di Roma pada abad ke-III.
Ia hidup di kerajaan yang saat itu dipimpin oleh Kaisar Claudius yang terkenal kejam.
Ia sangat membenci kaisar tersebut. Claudius berambisi memiliki pasukan militer yang besar, ia ingin semua pria di kerajaannya bergabung di dalamya.
Namun sayangnya keinginan ini tidak didukung. Para pria enggan terlibat dalam peperangan. Karena mereka tak ingin meninggalkan keluarga dan kekasih hatinya. Hal ini membuat Claudius marah, dia segera memerintahkan pejabatnya untuk melakukan sebuah ide gila.
Claudius berfikir bahwa jika pria tidak menikah, mereka akan senang hati bergabung dengan militer. Lalu Claudius melarang adanya pernikahan. Pasangan muda saat itu menganggap keputusan ini sangat tidak masuk akal. Karenanya St. Valentine menolak untuk melaksanakannya.
St. Valentine tetap melaksanakan tugasnya sebagai pendeta, yaitu menikahkan para pasangan yang tengah jatuh cinta meskipun secara rahasia. Aksi ini akhirnya diketahui oleh kaisar yang segera memberinya peringatan, namun ia tidak menggubris dan tetap memberkati pernikahan dalam sebuah kapel kecil yang hanya diterangi cahaya lilin.
Sampai pada suatu malam, ia tertangkap basah memberkati salah satu pasangan.
Pasangan tersebut berhasil melarikan diri, namun malang St. Valentine tertangkap.
Ia dijebloskan ke dalam penjara dan divonis hukuman mati dengan dipenggal kepalanya. Bukannya dihina oleh orang-orang, St. Valentine malah dikunjungi banyak orang yang mendukung aksinya itu. Mereka melemparkan bunga dan pesan berisi dukungan di jendela penjara dimana dia ditahan.
Salah satu dari orang-orang yang percaya pada cinta kasih itu adalah putri penjaga penjara sendiri. Sang ayah mengijinkan putrinya untuk mengunjungi St. Valentine. Tak jarang mereka berbicara lama sekali. Gadis itu menumbuhkan kembali semangat sang pendeta. Ia setuju bahwa St. Valentine telah melakukan hal yang benar alias benul eh betul.
Pada hari saat ia dipenggal alias dipancung kepalanya, yakni tanggal 14 Februari gak tahu tahun berapa, St. Valentine menyempatkan diri menuliskan sebuah pesan untuk gadis putri sipir penjara tadi, ia menuliskan Dengan Cinta dari Valentinemu.
Pesan itulah yang kemudian mengubah segalanya. Kini setiap tanggal 14 Februari orang di berbagai belahan dunia merayakannya sebagai hari kasih sayang. Orang-orang yang merayakan hari itu mengingat St. Valentine sebagai pejuang cinta, sementara kaisar Claudius dikenang sebagai seseorang yang berusaha mengenyahkan cinta.
VERSI 5
cikal bakal terjadinya hari valentine adalah perayaan festival Lupercalia.
Festival ini sudah sangat lama sekali terjadi.
Yang di laksanakan pada zaman kerajaan Romawi sekitar abad ke 3.
Perayaan festival Lupercalia dilaksanakan sekitar tanggal 13 hingga tanggal 18 februari.
Dan di awali dengan dilakukannya upacara persembahan untuk dewi cinta Juno Februata.
Dan tepat pada 14 Februarinya akan di lakukan sebuah permainan yang melibatkan para pemuda dan pemudi di wilayah kerajaan Romawi itu.
Para pemuda pertama-tama akan mengundi nama nama gadis yang berasal dari dalam kota dari sebuah kotak kaca.
Nama gadis yang mereka dapatkan akan otomatis terpilih menjadi pasangannya selama setahun.
Hal ini sebenarnya di lakukan untuk kesenangan dan juga sebagai objek hiburan.
Namun, sering juga banyak pasangan yang  jatuh cinta sungguhan dan akhirnya menikah.
Sehari setelahnya para pemuda akan melecut gadisnya dengan menggunakan kulit binatang.
Lecutan itu dipercaya akan meningkatkan kesuburan bagi para gadis.
Festival ini pun berkembang dan penguasa beserta para tokoh agama Romawi mengkombinasikannya dengan nuansa Kristen Katolik.
Yang sekaligus menjadi agama kerajaan. Suatu waktu Romawi mengalami peperangan yang menyebabkan Kaisar Claudius II memerintahkan para pria dan pemuda untuk ikut bertarung di medan pertempuran.
Namun, banyak pemuda yang berat meninggalkan kekasih dan keluarga mereka.
Kaisar Claudius II pun membuat peraturan baru, untuk membatalkan semua pertunangan dan pernikahan di Romawi.
Tentu saja keputusan ini mendapat banyak pertentangan keras dari berbagai pihak.
Salah satunya adalah dari pastor Valentine.
Valentine masih tetap menjalankan upacara pernikahan pasangan yang datang kepadanya. Namun upacara tersebut dilakukan secara sembunyi sembunyi. Kaisar Claudius II pun murka, ia memerintahkan menangkap Valentine dan memenggal kepalanya. Valentine pun wafat tepat di tanggal 14 Februari tahun 270 Masehi. Demi mengenang kematiannya, nama Festival Lupercalia pun di ganti menjadi Festival Valentine. Momentum itu pun berkembang menjadi hari penting bagi seluruh pasangan di dunia.
Di zaman sekarang, hari valentine di jadikan hari valentine di dunia barat.
Namun seiring dengan perkembangan zaman dan pengaruh globalisasi.
Valentine’s Days juga merambah ke indonesia. Dan kartu valentine yang pertama kali dibuat, di produksi massal oleh Esther A Howland sekitar tahun 1847.
Setiap negara merayakan hari valentine dengan cara yang berbeda beda.
Misalnya saja di Jepang, para gadis akan membuat sendiri coklat dan memberikannya pada pemuda yang dia sukai.
VERSI 6 (MENURUT PANDANGAN ISLAM)
Hari ‘kasih sayang’ yang dirayakan oleh orang-orang Barat pada tahun-tahun terakhir disebut ‘Valentine Day’ amat popular dan merebak di pelusuk Indonesia bahkan di Malaysia juga. 
Lebih-lebih lagi apabila menjelangnya bulan Februari di mana banyak kita temui jargon-jargon (simbol-simbol atau  iklan-iklan) tidak Islami hanya wujud demi untuk mengekspos (mempromosi) Valentine. 
Berbagai tempat hiburan bermula dari diskotik(disko/kelab malam), hotel-hotel, organisasi-organisasi mahupun kelompok-kelompok kecil; ramai yang berlumba-lumba menawarkan acara untuk merayakan Valentine. 
Dengan  dukungan(pengaruh) media massa seperti surat kabar, radio mahupun televisyen; sebagian besar orang Islam juga turut dicekoki(dihidangkan) dengan iklan-iklan Valentine Day.
 SEJARAH VALENTINE:
Sungguh merupakan hal yang ironis(menyedihkan/tidak sepatutnya terjadi) apabila telinga kita mendengar bahkan kita sendiri ‘terjun’ dalam perayaan Valentine tersebut tanpa mengetahui sejarah Valentine itu sendiri. 
Valentine sebenarnya adalah seorang martyr (dalam Islam disebut ‘Syuhada’) yang kerana kesalahan dan bersifat ‘dermawan’ maka dia diberi gelaran Saint atau Santo.
 
Pada tanggal 14 Februari 270 M, St. Valentine dibunuh karena pertentangannya (pertelingkahan) dengan penguasa Romawi pada waktu itu iaitu Raja Claudius II (268 – 270 M). 
Untuk mengagungkan dia (St. Valentine), yang dianggap sebagai simbol ketabahan, keberanian dan kepasrahan dalam menghadapi cubaan hidup, maka para pengikutnya memperingati kematian St. Valentine sebagai ‘upacara keagamaan’.
Tetapi sejak abad 16 M, ‘upacara keagamaan’ tersebut mulai beransur-ansur hilang dan berubah menjadi ‘perayaan bukan keagamaan’. 
Hari Valentine kemudian dihubungkan dengan pesta jamuan kasih sayang bangsa Romawi kuno yang disebut “Supercalis” yang jatuh pada tanggal 15 Februari.
Setelah orang-orang Romawi itu masuk agama Nasrani(Kristian), pesta ‘supercalis’  kemudian dikaitkan dengan upacara kematian St. Valentine. 
Penerimaan upacara kematian St. Valentine sebagai ‘hari kasih sayang’ juga dikaitkan dengan kepercayaan orang Eropah bahwa waktu ‘kasih sayang’ itu mulai bersemi ‘bagai burung jantan dan betina’ pada tanggal 14 Februari.
 
Dalam bahasa Perancis Normandia, pada abad pertengahan terdapat kata “Galentine” yang bererti ‘galant atau cinta’. 
Persamaan bunyi antara galentine dan valentine menyebabkan orang berfikir bahwa sebaiknya para pemuda dalam mencari pasangan hidupnya pada tanggal 14 Februari. 
Dengan berkembangnya zaman, seorang ‘martyr’ bernama St. Valentino mungkin akan terus bergeser jauh pengertiannya(jauh dari erti yang sebenarnya). 
Manusia pada zaman sekarang tidak lagi mengetahui dengan jelas asal usul hari Valentine. 
Di mana pada zaman sekarang ini orang mengenal Valentine lewat (melalui) greeting card, pesta persaudaraan, tukar kado(bertukar-tukar memberi hadiah) dan sebagainya tanpa ingin mengetahui latar belakang sejarahnya lebih dari 1700 tahun yang lalu.
 
Dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa moment(hal/saat/waktu) ini hanyalah tidak lebih bercorak kepercayaan atau animisme belaka yang berusaha merosak ‘akidah’ muslim dan muslimah sekaligus memperkenalkan gaya hidup barat  dengan kedok percintaan(bertopengkan percintaan), perjodohan dan kasih sayang.
PANDANGAN ISLAM
Sebagai seorang muslim tanyakanlah pada diri kita sendiri, apakah kita akan mencontohi begitu saja sesuatu yang jelas bukan bersumber dari Islam ?
Mari kita renungkan firman Allah s.w.t.:
“ Dan janglah kamu megikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabnya”. (Surah Al-Isra : 36)
 
Dalam Islam kata “tahu” berarti mampu mengindera(mengetahui) dengan seluruh panca indera yang dikuasai oleh hati. 
Pengetahuan yang sampai pada taraf mengangkat isi dan hakikat sebenarnya. 
Bukan hanya sekedar dapat melihat atau mendengar. 
Bukan pula sekadar tahu sejarah, tujuannya, apa, siapa, kapan(bila), bagaimana, dan di mana, akan tetapi lebih dari itu.
 
Oleh kerana itu Islam amat melarang kepercayaan yang membonceng(mendorong/mengikut) kepada suatu kepercayaan lain atau dalam Islam disebut Taqlid. 
Hadis Rasulullah s.a.w:“ Barang siapa yang meniru atau mengikuti suatu kaum (agama) maka dia termasuk kaum (agama) itu”.
Firman Allah s.w.t. dalam Surah AL Imran (keluarga Imran) ayat 85 :
“Barangsiapa yang mencari agama selain agama Islam, maka sekali-sekali tidaklah diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi”.
HAL-HAL YANG HARUS DIBERI PERHATIAN:-
Dalam masalah Valentine itu perlu difahami secara mendalam terutama dari kaca mata agama kerana kehidupan kita tidak dapat lari atau lepas dari agama (Islam) sebagai pandangan hidup. 
Berikut ini beberapa hal yang harus difahami di dalam  masalah ‘Valentine Day’.
 
1. PRINSIP / DASAR
   Valentine Day adalah suatu perayaan yang berdasarkan kepada pesta jamuan ‘supercalis’ bangsa Romawi kuno di mana setelah mereka masuk Agama  Nasrani (kristian), maka berubah menjadi ‘acara keagamaan’ yang dikaitkan dengankematian St. Valentine.
2. SUMBER ASASI
   Valentine jelas-jelas bukan bersumber dari Islam, melainkan bersumber dari rekaan fikiran manusia yang diteruskan oleh pihak gereja. 
Oleh kerana itu lah , berpegang kepada akal rasional manusia semata-mata, tetapi jika tidak berdasarkan kepada Islam(Allah), maka ia akan tertolak. 
 
Firman Allah swt dalam Surah Al Baqarah ayat 120 : 
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. 
Katakanlah : 
“Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya)”.  
Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemahuan  mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu”.
3. TUJUAN
   Tujuan mencipta dan mengungkapkan rasa kasih sayang di persada bumi adalah baik. 
Tetapi bukan seminit untuk sehari dan sehari untuk setahun. 
Dan bukan pula bererti kita harus berkiblat kepada Valentine seolah-olah meninggikan ajaran lain di atas Islam. 
Islam diutuskan kepada umatnya dengan memerintahkan umatnya untuk berkasih sayang dan menjalinkan persaudaraan      yang abadi di bawah naungan Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang.  
Bahkan Rasulullah s.a.w. bersabda :
“Tidak beriman salah seorang di antara kamu sehingga ia cinta kepada saudaranya seperti cintanya kepada diri sendiri”.
4. OPERASIONAL
Pada umumnya acara Valentine Day diadakan dalam bentuk pesta pora dan huru-hara.
Perhatikanlah firman Allah s.w.t.: 
“Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaithon dan    syaithon itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya”. (Surah Al Isra : 27) 
 
Surah Al-Anfal ayat 63 yang berbunyi : 
“…walaupun kamu membelanjakan    semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat    mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati    mereka. Sesungguhnya Dia (Allah) Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.
Sudah jelas ! Apapun alasannya, kita tidak dapat menerima kebudayaan import dari luar yang nyata-nyata bertentangan dengan keyakinan (akidah) kita. 
Janganlah kita mengotori akidah kita dengan dalih toleransi dan setia kawan.  
Kerana kalau dikata toleransi, Islamlah yang paling toleransi di dunia.
 
Sudah berapa jauhkah kita mengayunkan langkah mengelu-elukan(memuja-muja) Valentine Day ?
Sudah semestinya kita menyedari sejak dini(saat ini), agar jangan sampai terperosok lebih jauh lagi. 
Tidak perlu kita irihati dan cemburu dengan upacara dan bentuk kasih sayang agama lain. 
 Bukankah Allah itu Ar Rahman dan Ar Rohim.  
Bukan hanya sehari untuk setahun. 
Dan bukan pula dibungkus dengan hawa nafsu. 
Tetapi yang jelas kasih sayang di dalam Islam lebih luas dari semua itu. 
Bahkan Islam itu merupakan ‘alternatif’ terakhir setelah manusia gagal dengan sistem-sistem lain.
 
Lihatlah kebangkitan Islam!!! 
Lihatlah kerosakan-kerosakan yang ditampilkan oleh peradaban Barat baik dalam media massa, televisyen dan sebagainya. 
Karena sebenarnya Barat hanya mengenali perkara atau urusan yang bersifat materi. 
Hati mereka kosong dan mereka bagaikan ‘robot’ yang bernyawa.
MARI ISTIQOMAH (BERPEGANG TEGUH)
Perhatikanlah Firman Allah :
“…dan sesungguhnya jika kamu mengikuti keinginan mereka setelah datang ilmu kepadamu, sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk golongan orang-orang yang zalim”.
Semoga Allah memberikan kepada kita hidayahNya dan ketetapan hati untuk dapat istiqomah dengan Islam sehingga hati kita menerima kebenaran serta menjalankan ajarannya.
 
Tujuan dari semua itu adalah agar diri kita selalu taat sehingga dengan izin Allah s.w.t. kita dapat berjumpa dengan para Nabi baik Nabi Adam sampai Nabi Muhammad s.a.w.
Firman Allah s.w.t.:
“Barangsiapa yang taat kepada Allah dan RasulNya maka dia akan bersama orang-orang yang diberi nikmat dari golongan Nabi-Nabi, para shiddiq (benar imannya), syuhada, sholihin (orang-orang sholih), mereka itulah sebaik-baik teman”.
Berkata Peguam Zulkifli Nordin (peguam di Malaysia) di dalam kaset ‘MURTAD’ yang mafhumnya :-
“VALENTINE” adalah nama seorang paderi. 
Namanya Pedro St. Valentino. 14 Februari 1492 adalah hari kejatuhan Kerajaan Islam Sepanyol. 
Paderi ini umumkan atau isytiharkan hari tersebut sebagai hari ‘kasih sayang’ kerana pada nya Islam adalah ZALIM!!!  
Tumbangnya Kerajaan Islam Sepanyol dirayakan sebagai Hari Valentine. 
Semoga Anda Semua Ambil Pengajaran!!! 
Jadi.. mengapa kita ingin menyambut Hari Valentine ini kerana hari itu adalah hari jatuhnya kerajaan Islam kita di Sepanyol.

dari berbagai sumber
www.molemforall.com

Imlek di antara Perjuangan Gus Dur Melawan Korporatokrasi


Era-era tahun 45-60an adalah era di mana negara-negara lepas dari penjajahan, baik diberikan sebagai hadiah maupun hasil perjuangan mengusir penjajah.

Deretan itu mulai dari Indonesia sampai negara-negara di jazirah Arab dan Amerika Latin, mereka tumbuh dalam negara-negara yang baru merdeka. Hingga semangat kemerdekaan para founding fathers negara-negara itu tidak dapat ditaklukkan oleh neo-kolonialisme, yaitu bersekongkolnya kapitalis besar dengan rencana politik negara-negara besar atau biasa disebut Korporatokrasi, seperti Amerika Serikat yang memiliki rencana Tatanan Dunia Baru.

Hingga di seputar tahun 60-70an, negara-negara itu digantikan oleh pemerintah baru yang condong kepada pemegang kekuasaan korporatokrasi, Indonesia berganti ke pak Harto, Irak, Libya, Mesir, Tunisia, Yaman, Columbia, Chili, Suriah, Maroko, dan masih banyak negara lainnya.

Pergantian penguasa ini dibarengi dengan penandatanganan kontrak yang menjadi awal pengelolaan atau pengerukan kekayaan negara-negara yang dikalahkan tersebut, kontrak jangka panjang berdurasi 30-an tahun pada sumber daya alam ataupun kebijakan finansial negara-negara tersebut.

Indonesia dengan hasil buminya seperti tambang, Jazirah arab dengan minyak dan gas alamnya, Amerika Latin dengan gas alamnya. Hingga pada akhir pergantian abad menjelang kontrak habis, para negara korporatokrasi tersebut memaksakan kembali kontrak-kontraknya untuk diperpanjang tanpa alasan atau keberatan

Maka pada akhir abad dan awal abad itu banyak terjadi huru-hara di negara-negara yang dikendalikan oleh korporatokrasi dengan timbangan kekuasaan atau penandatangan perpanjangan kontrak.
Proses huru-hara pergantian kekuasaan adalah ujian keberhasilan para pemimpin rezim tersebut dan masyarakat negara-negara tersebut untuk memiliki kemandirian berdikari mampu memiliki kebersatuan bangsanya.

Ujian baru bagi para tokoh pemimpin-pemimpin bangsa itu dari huru-hara seputar negosiasi dengan kelompok korporatokrasi tersebut, akankah mementingkan kekuasaannya atau menjadikan dirinya tumbal bagi pembangunan bangsanya yang lebih kokoh.

Indonesia dalam masa huru-hara tersebut sangat beruntung memiliki presiden Abdurrahman Wahid, presiden dari kalangan kyai yang sudah tidak peduli dengan embel-embel dan kenikmatan pribadi maupun keluarganya.

Maka, memberikan porsi yang sama bagi kalangan Tionghoa terhadap warga negara Indonesia lainnya adalah sumbangan yang sangat besar bagi keutuhan dan kerukunan bangsa pada waktu itu.
Sudah sangat pantas dan layak, bila di hari-hari menjelang Imlek ini, kalangan Tionghoa Indonesia berterima kasih kepada kyai Abdurrahman Wahid atau yang sering disebut dengan Gus Dur, sejenak doakan beliau, alfatihah...... (cak usma)

Senin, 01 Februari 2016

Belum punya jodoh, ini amalannya....

Assalamu’alaikum wr. Wb
Redaksi Bahstul Masail NU Online yang terhormat, saya mau bertanya. Kalau saya bersedekah terus niat biar cepat dapat jodoh, apakah boleh bersedekah diiringi niat agar cepat dapat jodoh, dan yang seperti itu termasuk ikhlas? Sekalian saya mau bertanya amalan apa biar dapat jodoh. Terima kasih.
Wassalamu ‘alaikum wr. wb (nama dirahasiakan)

Jawaban
Assalamu’alaikum wr. wb
Penanya yang budiman, semoga selalu dirahmati Allah swt. Sedekah ada yang masuk kategori sedekah wajib atau yang dikenal dengan nama zakat, dan ada yang disebut sedekah tathawwu’. Konteks pertanyaan di atas lebih pada sedekah kategori yang kedua.

Ada dua pertanyaan yang diajukan kepada kami. Pertama menyangkut mengeluarkan sedekah dengan diiringi niat agar cepat mendapatkan jodoh. Sedang yang kedua menyangkut amalan yang bisa mendekatkan jodoh. Banyak hadits yang membicarakan keutamaan sedekah dan besarnya pahalanya,  antara lain adalah::

وَاسْتَنْزِلُوا الرِّزْقَ بِالصَّدَقَةِ

“Minta datangkan rejekimu (dari Allah) dengan mengeluarkan sedekah” (HR Al-Baihaqi)

دَاوُوا مَرْضَاكُمْ بِالصَّدَقَةِ

“Obati orang-orang yang sakit dari kalian dengan sedekah” (HR Al-Baihaqi)

بَاكِرُوا بِالصَّدَقَةِ، فَإِنَّ الْبَلاءَ لا يَتَخَطَّى الصَّدَقَةَ

“Segeralah bersedekah karena sesungguhnya bala tidak bisa melangkahinya” (HR Al-Baihaqi)

Hadits-hadits yang dikemukakan di atas setidaknya mengandung anjuran kepada kita untuk untuk bersedekah dan besarnya pahalanya. Pahala di sini bukan hanya pahala ukhrawi tetapi juga pahala duniawi. Sebab, sedekah—sebagaimana yang disebutkan contoh hadits-hadits di atas—termasuk bisa menjadi sebab tertariknya rezeki, kesembuhan penyakit, dan mencegah bala`.

Dengan kata lain, bersedekah dengan mengharapkan kebaikan duniawi seperti kesembuhan atau dijauhkan dari bala itu diperbolehkan. Karenanya, jika dianalogikan dengan hal itu, bersedekah sembari berharap cepat dapat jodoh itu diperbolehkan, dan tidak dianggap mencedrai nilai-nilai keikhlasan

Mengenai amalan yang setidaknya bisa mempercepat dapat jodoh, kami sarankan untuk memperbanyak istighfar atau meminta ampun kepada Allah kemudian berdoa agar cepat diberi jodoh yang baik. Di samping itu perbanyak sedekah.

Ibnu Shubaih pernah menceritakan bahwa pernah ada orang datang kepada Al-Hasan Al-Bashri kemudian ia mengeluh kepadanya tentang kegersangan tanahnya. Ada juga yang mengeluh tentang kesusahan hidupnya, meminta didoakan agar cepat dapat momongan, dan ada juga yang mengeluh kebunnya mengalami kekeringan. Nasehat yang diberikan Al-Hasan Al-Bashri kepada orang-orang yang mengeluhkan persoalan hidupnya adalah dengan meminta mereka untuk ber-istighfar kepada Allah swt.

 وَقَالَ ابْنُ صُبَيْحٍ شَكَا رَجُلٌ إِلَى الْحَسَنِ الْجُدُوبَةِ فَقَالَ لَهُ: اسْتَغْفِرِ اللَّهَ. وَشَكَا آخَرُ إِلَيْهِ الْفَقْرَ فَقَالَ لَهُ: اسْتَغْفِرِ اللَّهَ. وَقَالَ لَهُ آخَرُ. ادْعُ اللَّهَ أَنْ يَرْزُقَنِي وَلَدًا، فَقَالَ لَهُ: اسْتَغْفِرِ اللَّهَ. وَشَكَا إِلَيْهِ آخَرُ جَفَافَ بُسْتَانِهِ، فَقَالَ لَهُ: اسْتَغْفِرِ اللَّهَ. فَقُلْنَا لَهُ فِي ذَلِكَ؟ فَقَالَ: مَا قُلْتُ مِنْ عِنْدِي شَيْئًا، إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى يَقُولُ فِي سُورَةِ نُوحٍ :اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّاراً. يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَاراً

“Ibnu Shubaih pernah bercerita bahwa ada seorang laki-laki mengeluh kepada Al-Hasan Al-Bashri tentang kegersangan tanahnya, lantas ia berkata kepada laki-laki tersebut, ‘Mintalah ampun (istighfar) kepada Allah. Yang lain juga mengeluh kepadanya tentang kemiskinanya, lantas ia pun berkata, ‘Mintalah ampun kepada Allah’. Ada lagi yang mengatakan kepadanya, ‘Do’akan saya agar diberi anak’. Lantas ia pun berkata kepadanya, ‘Mintalah ampun  kepada Allah’. Dan masih ada yang lain mengeluh kepadanya tentang kekeringan yang melanda kebunnya. Ia pun berkata, ‘Mintalah ampun kepada Allah.’ Kemudian aku (Ibnu Shubaih) mempertanyakan kepada Al-Hasan Al-Bashri, ia menjawab: ‘Aku tidak mengatakan hal tersbut dari diriku sendiri, tetapi sungguh Allah berfirman dalam surat Nuh: ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu. Sungguh, Dia Maha Pengampun, niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu,’ (Q.S. Nuh [71]: 10-11) . h (Lihat Al-Qurthubi, Al-Jami’ li Ahkam Al-Qur`an, Kairo, Darul-Hadits, juz, IX, h. 504)

Demikian jawaban yang dapat kami kemukakan. Semoga bisa dipahami dengan baik. Bagi orang yang belum mendapatkan jodoh perbanyak istighfar, doa, dan sedekah. Dan kami selalu terbuka untuk menerima saran dan kritik dari para pembaca.

Wallahul muwaffiq ila aqwamith thariq,
Wassalamu’alaikum wr. wb

dikutip dari www.nu.or.id