YAUMUL IJTIMA' MWC NU BINONG, MINGGU, 29 JANUARI 2017, PUKUL 08.00 - 12.00 WIB, TEMPAT MASJID JAMI AL-MUWAHHIDIN KP. PAWELUTAN DESA CITRAJAYA

Senin, 17 Oktober 2016

Kenapa PBNU mengadakan acara satu miliar shalawat?


Perintah Bersholawat
"Sesungguhnya Allah dan Malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya." (Q.S. Al-Ahzab ayat 56)
Shalawat Nariyyah
Dikarang oleh Syaikh al-Arif Billah Sayyidi Ibrahim al-Tazi. Salah satu jenis shalawat yang sangat populer di kalangan ulama Ahlus Sunah wa al-Jama’ah. Barang siapa membacanya sebanyak 4444 kali kemudian meminta kepada Allah agar terpenuhi kebutuhannya, maka akan dikabulkan apapun permintaannya. (Sa’adah al-Darain, Syaikh Yusuf bin Isma’il al-Nabhani, hal.376, cetakan Dar al-Fikr)
Salah satu jenis shalawat yang mujarab untuk menjadi wasilah memenuhi kebutuhan. Ulama Maghribi (Maroko) menyebut shalawat ini dengan “Nariyah” yang berarti api, sebab ketika mereka menghendaki tercapainya sebuah tujuan atau agar dijauhkan dari bahaya, mereka berkumpul dalam satu majlis dan membaca shalawat ini sebanyak 4444 kali, dan atas barakah shalawat nariyah ini, apa yang mereka mohonkan mudah tercapai seperti api yang dengan cepat membakar benda yang mengenainya.
Al-Syaikh Muhammmad al-Tunisi mengatakan “Barang Siapa rutin membaca shalawat nariyah setiap hari sebanyak 11 kali, maka bagaikan mendapatkan rizki dari langit dan bumi”.
Al-Imam al-Dinawari mengatakan “Barang siapa membaca shalawat nariyah setiap setelah shalat sebanyak 11 kali dan menjadikannya sebagai wiridan, maka sesungguhnya Ia mendapatkan derajat yang luhur dan kecukupan dalam setiap perkaranya”.
Al-Imam al-Qurthubi mengatakan “Barang siapa menghendaki akan tercapainya urusan yang besar atau dihindarkan dari musibah yang agung, maka bacalah shalawat Tafrijiyyah/Nariyah ini. Dan hendaknya Ia bertawassul kepada Rasulullah SAW lantaran shalawat nariyyah ini, dibaca sebanyak 4444 kali. Niscaya Allah mengkabulkan segala permintaannya”.
(Khazinah al-Asrar, Syaikh Muhammad Haqqi al-Nazili, hal.202-203, cetakan Dar al-Kutub al-Ilmiyyah)

by. Gus Zimam Hanif

Tidak ada komentar:

Posting Komentar