YAUMUL IJTIMA' MWC NU BINONG, MINGGU, 29 JANUARI 2017, PUKUL 08.00 - 12.00 WIB, TEMPAT MASJID JAMI AL-MUWAHHIDIN KP. PAWELUTAN DESA CITRAJAYA

Minggu, 28 Februari 2021

NU sering terlambat tapi....


                                                                                         _*Gus Rektor Rijal Mumazziq*_

Secara organisatoris, NU berdiri pada 16 Rajab 1344 H atau bertepatan dengan 31 Januari 1926. Artinya, ormas ini berusia 97 tahun dalam hitungan hijriyah, dan 94 tahun dalam hitungan masehi. Secara matematis, NU sudah tua dengan berbagai dinamikanya.

Di Indonesia sendiri ada beberapa ormas Islam yang sudah melampaui usia 1 abad. Mereka berkembang dan melewati berbagai konflik dan dinamika yang ada. Masing-masing juga menyumbangkan kader terbaiknya bagi Islam dan Indonesia. NU, misalnya, punya posisi yang kuat di zaman Orde Lama, namun “dihabisi” di zaman Orde Baru. Puluhan tahun orang-orang NU dihambat, namun ndilalah Allah mentakdirkan Gus Dur sebagai presiden, dan kini KH. Makruf Amin sebagai RI-2. Bisa dibilang, NU kadangkala keteteran, lalu solid. Kadang telat, namun bisa menyusul. Sering diremehkan, namun terbukti handal. Dan, seterusnya.

Dalam sejarahnya, ada keterlambatan-keterlambatan yang sering dialami oleh NU. Namun, perlahan dan pasti, NU bisa mengejar ketertinggalan itu, melakukan modifikasi dan inovasi serta penguatan kembali beberapa hal yang dianggap “keteteran”. Di antaranya:

Pertama, NU dianggap terlambat berdiri. Di saat kaum Hadrami Alawiyyin menghimpun diri dalam Jam’iyyatul Khair (1905), kaum saudagar muslim Jawa berkumpul dalam Sarekat Dagang Islam (SDI) pada 1906, yang kemudian bermetamorfosis secara progresif dalam menjadi Sarekat Islam (SI) pada 1911, kaum muslim reformis mendirikan Muhammadiyah pada 1912, kaum Arab modernis mendirikan al-Irsyad pada 1914, dan sebagainya, kaum muslim tradisional masih belum bergerak menghimpun diri secara resmi. Hanya ada semacam madrasha kaderisasi seperti Nahdlatul Wathan dan wadah pengasahan intelektual seperti Taswirul Afkar yang diinisiasi ulama muda, KH. A. Wahab Chasbullah di Surabaya.

Padahal secara amaliah, konteks ilmiah dan semangat berjamaah, kaum muslim tradisionalis ini sudah terbentuk lama. Hanya belum ada “merk”-nya. Ibarat makanan, sudah diwariskan secara turun temurun, dari generasi ke generasi, hanya belum mendapatkan istilah atau “merek dagang” saja. Sebab, sebagai bagian dari ajaran ahlussunnah wal jamaah, amaliah dan konteks ilmiah komunitas muslim tradisionalis ini berakar selama ratusan tahun: secara metodologi dakwah mereka ikut ajaran Walisongo, dalam fiqh mengikuti madzhab Syafi’i dan tiga madzhab lain, secara teologi berporos pada ajaran Abu Hasan al-Asy’ari dan Abu Mansur al-Maturidi, serta dalam tasawuf berporos pada Imam al-Ghazali dan Abu Hasan As-Syadzili. [1] Sudah ada, tapi belum terwujud!

Bukan perkara administratif saja yang membuat organisasi ini “telat”, namun soal spiritual. KH. M. Hasyim Asy’ari tidak mau gegabah mendirikan sebuah wadah sebelum diberi izin oleh KH. Kholil Bangkalan. Setelah diberi isyarat khusus melalui KH. As’ad Syamsul Arifin, Kiai Hasyim setuju, dan KH. A. Wahab Chasbullah menjadi penggerak militan bersama KH. Bisri Syansuri. Petunjuk langit seperti inilah yang menjadi salah satu ciri khas NU dalam berorganisasi dalam kurun nyaris seratus tahun. Jika dicermati, trio pendiri NU ini memanfaatkan beberapa hal untuk menghimpun para ulama dalam organisasi baru ini: jaringan murid Syaikhona Kholil Bangkalan, jaringan ulama alumni Tebuireng, jaringan ulama alumni Haramain (Makkah-Madinah), mantan aktivis Sarekat Islam [2], dan jejaring anak cucu Laskar Diponegoro [3]. Keterlambatan ini dibalas dengan militansi dan progresifitas aktivis NU.

Pada saat mendirikan NU, Kiai Wahab juga membentuk sayap Lajnatun Nashihin, semacam divisi propaganda yang berisi para pemuda yang cakap dalam keilmuan dan keorganisasian. Dampaknya luar biasa dalam perkembangan NU di berbagai daerah. Dan, kini, menjelang satu abad, NU memiliki struktur yang kokoh, dan berkembang dari pusat ke daerah, bahkan jaringan PCI (Pengurus Cabang Istimewa) NU yang tersebar di berbagai negara. Selain PCI NU, ada juga NU Afganistan. Pendiri dan aktivisnya orang Afganistan asli yang terpikat dengan NU dan ingin menduplikasi ajaran Ahlussunnah wal Jamaah di negara yang terlibat perang saudara hampir 30 tahun itu.

Kedua, keterlambatan dalam penataan organisasi. James Peacock, dalam bukunya Purifying the Faith, menjelaskan kunjungannya ke kantor Muhammadiyah dan NU di berbagai daerah. Ketika di awal tahun 1970-an mengunjungi kantor Muhammadiyah di Makassar, dia mendapati kantor yang rapi, manajemen yang tertata disertai dengan pegawai administrasinya. Ketika kemudian mendatangi kantor NU, dia hanya menjumpai penjaga yang duduk santai, serta tidak menemukan data dan dokumen yang dibutuhkan orientalis itu. Uniknya, penjaga kantor itu justru mengajak bule AS itu cangkruk di warung kopi, dan berdiskusi panjang lebar tentang berbagai hal. [5]

Memang, tampaknya karakteristik tempat kelahiran dua organisasi juga turut andil dalam karakteristik keorganisasiannya. Muhammadiyah lahir di Yogyakarta, dengan segala ewuh-pakewuh dan tradisi kepriayiannya, sedangkan NU lahir di Surabaya yang lebih multikultural, blokosutho, dan egaliter. Jangan heran jika dalam Muktamar 2015, Jawa Pos agak sinis dengan menurunkan headline, “Laporan dari Muktamar: Muhammadiyah Teduh, NU Gaduh”, pasalnya dalam pemilihan Ketua Umum, mekanisme di Muhammadiyah tampak lebih halus ala priyayi, mirip rapat keluarga. Sedangkan di NU cenderung egaliter, dan dalam tataran praktis lebih ramai ala bahstul masa-il, dan mirip musyawarah. Tak hanya itu, dalam realitas lain, Muktamar NU lebih merakyat dibanding dengan Muktamar Muhammadiyah. Iqbal Aji Daryono, esais berlatar belakang Muhammadiyah, menuturkan pengalamannya mencermati riuh muktamar 2 ormas ini. Di Muktamar Muhammadiyah, hanya sedikit penjual pernak pernik organisasi seperti kaos, gantungan kunci, maupun poster. Juga nyaris tidak dijumpai para romli alias rombongan liar. Di dalam Muktamar NU, sebaliknya. Romli julahnya lebih banyak dibandingkan dengan pengurus struktural yang datang. Kondisinya bukan hanya lebih merakyat, melainkan juga heboh. Jangankan jualan poster ulama dan cinderamata NU, tukang bekam, penjual obat kuat, sampai pengecer mainan anak pun ada. Benar-benar meriah. Bukankah ini yang kita jumpai di sekitar arena Muktamar NU?

Meski sempat tertinggal dalam hal kerapian berorganisasi, NU bisa menata diri. Database NU dalam kurun 20 tahun terakhi ini lebih rapi, meskipun ada kekurangan di sana-sini. Manajemen juga bagus, penataan dan pendataan aset organisasi juga oke. Soal aset organisasi, Jawa Pos bulan Desember silam melaporkan apabila lahan senilai 40 miliar di Gresik sudah kembali menjadi asset PCNU Gresik setelah beberapa tahun dikuasai secara personal [6]. Satu bulan sebelumnya, gedung bersejarah Markas Besar Olema Djawa Timoer (MBODT), di Waru Sidoarjo yang sebelumnya tidak terawat diserahkan ke PBNU oleh KH. Asep Saifuddin Chalim, Pengasuh PP. Amanatul Ummah, Pacet, Mojokerto. Rumah sakit, klinik, panti asuhan, dan perguruan tinggi di bawah naungan NU juga bagus. Total, hingga tahun 2019, ada 262 kampus yang berada di bawah naungan NU maupun berafiliasi dengan NU.

Dulu, NU diledek tidak bisa membuat kampus maju seperti Muhammadiyah, kini anggapan tersebut bisa dibantah. Ada beberapa kampus terbaik NU, antara lain Universitas Islam Malang dan Universitas NU Surabaya (UNUSA), juga UNUSIA Jakarta. Lembaga-lembaga ini menjadi contoh progresifitas di bidang manajemen pendidikan. Di berbagai daerah juga mulai berdiri kampus NU, yang meski perlahan-lahan, namun menunjukkan perkembangan yang bagus. Penulis yang menjadi salah satu pengurus Lembaga Pendidikan Tinggi (LPT) NU Jawa Timur, hampir setiap hari mendapatkan laporan perkembangan kampus NU di berbagai daerah melalui grup Whatsapp.

Ketiga, mengejar ketertinggalan di bidang pendidikan. Dulu, pada tahun 1950, KH. A. Wahid Hasyim menilai apabila mencari sarjana di tubuh NU sama sulitnya dengan mencari penjual es di tengah malam. Kini, setengah abad berlalu, pesimisme Kiai Wahid dibayar tuntas. Dalam kurun 30 tahun terakhir, dengan gerbong yang dimotori putranya sendiri, KH. Abdurrahman Wahid, NU melewati dinamika luar biasa. Anak-anak muda NU bukan hanya menjadi alumni universitas di Timur Tengah, melainkan juga Barat. Wawasan keagamaan mereka meningkat melalui persentuhan dengan peradaban lain, atau dalam istilah Gus Dur disebut dengan “Islam Kosmopolitan”. Adanya ISNU alias Ikatan Sarjana NU maupun Lakpesdam memang bagus dalam mewadahi para intelektual NU. Kini, amunisi NU di bidang pendidikan dan pemikiran komplit. Mencari magister, doktor, dan professor NU di bidang apapun ada.

Kaderisasi ulama juga bagus. Kini, para ulama muda tampil, ada KH. Afifuddin Dimyathi (Jombang) melalui karya-karyanya, KH. Bahauddin Nursalim (Rembang) melalui kajian-kajian ilmiahnya, dan KH. Yahya Cholil Tsaquf melalui kiprah internasionalnya. Ini belum lagi menghitung kontribusi mubaligh seperti Gus Muftah dan Gus Muwafiq dengan gayanya masing-masing yang khas. Jika masih kurang, ada lagi intelektual yang mahir dalam kajian keilmuan Islam klasik dan modern maupun cantolan referensi Baratnya yang membludak. Siapa? Prof. Nadirsyah Hosen, Ph.D. Ada juga Gus Ulil Abshar Abdalla yang kini melakukan gebrakan dengan kajian online dua kitab babon di bidang tasawuf: Ihya Ulumiddin dan al-Hikam.

Forum bahtsul masa-il di berbagai daerah, biasanya digerakkan oleh MWC maupun PC juga bagus. Apalagi? Cek keberadaan Aswaja Center di berbagai daerah yang menjadi kawah candradimuka para pejuang ideologis NU. PKPNU dan MKNU juga bagus dalam penguatan karakteristik para muharrik NU. Penerbit-penerbit buku ke-NU-an kini juga semakin percaya diri melakukan bantahan terhadap buku Wahabi maupun penguatan ke-aswaja-an.

Keempat, di bidang ekonomi. Ini adalah tantangan paling serius dalam menyongsong satu abad NU. Potensi jumlah warga NU belum termanfaatkan secara baik. Kalaupun ada unit usaha milik NU, maupun dikelola Banom NU, biasanya masih membutuhkan manajerial yang bagus. Keberadan paguyuban Saudagar NU masih elitis, dan organisasi seperti Himpunan Pengusaha NU juga belum banyak berkontribusi dalam peningkatan gerakan santripreneurship di kalangan masyarakat NU.

Kelima, penguasaan media. Sebelum tahun 2015, NU babak belur di media sosial. Di dunia maya, kalau kita ketik “Apa Hukum Tahlilan?” maka yang keluar adalah jawaban bid’ah dhlalalah, mengandung kesyirikan, dan sebagainya, yang dikeluarkan oleh top rangking media Wahabi. Maklum juga, dulu Menkominfo dijabat oleh Tifatul Sembiring dari PKS. Namun, ketika Menkominfo dijabat oleh Rudiantara, sejak 2014, maka kebijakan menteri ini adalah menutup website porno dan ekstremis. Dampaknya, beberapa website yang selama ini melancarkan fitnah kepada NU juga ikut tergulung. Masih ingat website PKSPiyungan yang banyak hoaks, atau arrahmah.co(.) yang meresahkan karena menyebarkan konten terorisme itu? Dalam istilah lain, ditutupnya website beginian serta merta juga menghilangkan sumber kopi paste dalil bagi para pemfitnah NU.

Dan, yang pantas disyukuri, sejak awal 2019, media milik NU atau yang dikelola oleh jaringan santri ini, mulai merangkak naik. NU.Online, misalnya, menduduki puncak klasemen sebagai media online yang sering dirujuk dalam kajian keislaman. Disusul oleh Islami.co dan Alif.id yang notabene dikelola oleh jaringan kaum muda NU. Selanjutnya ada bincangsyariah.co yang dikelola oleh anak-anak muda yang secara afiliasi ideologis dan gerakan selaras dengan NU.

****

Melalui berbagai ulasan di atas, di mana NU selalu ketinggalan terlebih dulu, namun bisa menyusul di etape terakhir, mengingatkan saya pada slogan “Lakon mesti menang keri!”. Tak perlu pesimis dengan celotehan orang-orang yang menanamkan “keraguan” terhadap organisasi ini. Ayo berkhidmah dengan ikhlas. Jangan pernah bertanya kita dapat apa dari NU? Melainkan, apa yang akan kita persembahkan untuk NU. Siap menjadi ujung tombak, sekaligus ujung tombok!

Wallahu A’lam Bisshawab

Endnote:

[1] Selengkapnya lihat Risalah Ahlussunnah wal-Jama’ah karya Hadratussyekh KH. M. Hasyim Asy’ari

[2] Konflik di internal Sarekat Islam sejak 1918 membuat pamor organisasi ini merosot pada pertengahan 1920-an. Sehingga beberapa aktivis SI di berbagai daerah pindah haluan ke ketika NU berdiri pada 1926. Bahkan, dua pendiri NU seperti KH. Raden Asnawi dan KH. A. Wahab Chasbullah adalah duet Ketua dan Sekjen Sarekat Islam Cabang Makkah pada trahun 1910-an. Proses konversi organisasi dari SI ke NU ini diceritakan oleh KH. Saifuddin Zuhri dalam Berangkat Dari Pesantren (Yogyakarta: LKiS, 2012)

[3] Selengkapnya bisa dibaca di buku karya Zainul Milal Bizawie, Jejaring Ulama DIponegoro: Kolaborasi Santri dan Ksatria Membangun Islam Kebangsaan Pada Awal Abad ke-18 (Jakarta: Pustaka Compass, 2019)

[4] Dampak dari divisi propaganda NU ini positif. Muktamar NU ke-1, 14-16 Rabiul Awal 1345 H (21-23 September 1926) dilaksanakan saat NU masih berusia 8 bulan. Pesertanya terdiri dari 93 ulama dari Jawa dan Madura, ditambah dengan KH. Abdullah dari Palembang dan KH. Abu Bakar dari Kalimantan serta KH. Abdul Qadir dari Martapura. Dalam perkembangan berikutnya, pada muktamar keempat yang dipusatkan di Hotel Arabistan, Semarang, 12-15 Rabiuts Tsani 1348 H (17-20 September 1929), dihadiri tak kurang dari 1450 peserta muktamar; 350 kiai, 900 pendamping (pengiring kiai) dan 200 pimpinan Tanfidziyah. Bagaimana dengan perkembangan Cabang NU? Total pada tahun itu terdapat 63 Cabang NU dengan rincian 13 Cabang di Jawa Barat, 27 cabang di Jawa Tengah serta 23 cabang NU di Jawa Timur, termasuk Madura. Data perkembangan NU era awal ini bisa dijumpai dalam Choirul Anam, Pertumbuhan dan Perkembangan Nahdlatul Ulama (Surabaya: Bisma Satu, 1999).

[5] Ahmad Baso, “Agama NU” untuk NKRI (Jakarta: Pustaka Afid, 2013), 27-28.

[6] Jawa Pos, halaman Modern West, 20 Desember 2019.

(Tulisan tanggal 20 Januari 2020. Pernah dimuat di alif.id)

Selasa, 23 Februari 2021

Obat Diabetes

*INFO BUAT YG SDH KENA PENYAKIT GULA*
Smg b'manfaat 
.Siapa yg paling manis
Kayu MANIS vs KENCING MANIS
(mungkin ada yg belum baca)

Ini kesaksian seorang teman yang baik, Gratis. Jadi tidak perlu berterima kasih pada Klinik. 
Begini kesaksiannya :

"Saya keturunan dari orang tua penderita diabetes. 

Sudah lama mengkonsumsi "Rebusan/Godokan Kayu Manis" 

Awalnya saya minum seperlunya, krn tujuannya utk kesembuhan batuk saya.

Suatu saat saya baca brosur " Sirup Kayu Manis" di sebuah apotek, salah satu faedahnya utk menurunkan kadar gula dlm darah dan meningkatkan stamina pria. 

Karena saya pernah minum rebusan kayu manis sebelumnya, maka saya minum lagi lebih sering. 

Dan hasilnya sangat memuaskan. 
Tes gula terakhir (tanpa puasa), hasilnya 93 ! 

Saya pernah sarankan ke kawan saya yg sedang naik kadar gulanya  (400) dibulan puasa ini, beliau minum saat sahur dan saat buka, dalam tempo 3 hari turun ke 155 !!

Sekarang keluarga dan teman2 yg keturunan sakit gula sdh mengkonsumsi itu.

Hasilnya mrk merasakan lebih segar dan merasa lebih bertenaga. 

Kalau mau coba, ini caranya :

1. Sediakan 3-4 batang kayu manis kering (perbatang sebesar telunjuk).

2. Air putih biasa 1 liter (dapat dijadikan 2,5 gelas)

3. Kayu Manis direbus dengan air biasa sampai mendidih dan mengeluarkan warna merah, kecilkan apinya, rebus lagi agak lama agar lebih merah airnya.

4. Angkat dan tuangkan dalam gelas minum hangat-hangat. Tidak perlu tambahan apa-apa.

5. Rebusan  dapat diulang dan ditambahkan air dengan menambahkan kayu manis 1 batang saja.

Bau awal rebusannya agak kuat tapi wangi, rasanya seperti teh tawar. 

Konsumsi 2 X sehari (bangun tidur dan mau tidur) utk penderita yg agak tinggi.

Bila sudah turun, untuk tetap mempertahankan / stabilisasi, cukup 1 gelas saat mau tidur (malam). 

Mudah-mudahan ber MANFAAT bagi yg  menderita DIABETES({}

Mohon dishare, barang kali ada yg membutuhkan info ini....!!! Semoga bermanfaat...!!!
 🌺🌺🌺🌺🌺

Senin, 22 Februari 2021

Banjir Pantura

Prediksi Mengerikan Banjir Pantura Pulau Jawa, Pekalongan Paling Cepat Tenggelam

Titik-titik banjir di Pulau Jawa berdasarkan pemetaan SOS Alert dari Google. (Sumber: nationalgeographicdotgriddotid)

JAKARTA, KOMPASdotTV - Jalur pantai utara (pantura) Pulau Jawa dikepung banjir setelah diguyur hujan dengan intensitas tinggi selama beberapa hari terakhir.

Salah satu penyebab terjadinya banjir di Wilayah Pantura Pulau Jawa ini karena adanya penurunan tanah.

Hal tersebut diakui peneliti geodesi dari Institut Teknologi Bandung, Heri Andreas. Dia mengaku tidak terkejut bila daerah-daerah di jalur pantura Pulau Jawa terendam banjir pada 2021 ini.

Sebab, Heri dan timnya telah menemukan adanya penurunan tanah (land subsidence) yang mengerikan di jalur pantura sejak beberapa tahun lalu.

"Jadi memang pantura ini tanahnya turun luar biasa. Nah konsekuensinya nanti akan lebih rendah dari laut atau lebih rendah dari sungai di beberapa bagiannya sehingga rawan banjir," ujar Heri kepada National Geographic Indonesia, Kamis (11/2/2021).

Menurut Heri, salah satu daerah di pantura yang patut menjadi sorotan karena penurunan tanahnya berlangsung semakin cepat adalah Semarang.

Sekitar sepuluh tahun lalu penurunan tanah di Semarang hanya 1-10 sentimeter per tahun. Namun pada 2015, 2016, sampai dengan hari ini, penurunan tanah di Semarang --terutama bagian utara dan timurnya seperti Kaligawe dan Raden Patah-- jadi makin cepat.

"Jadi sekarang tuh ada yang 19 senti per tahun. Yang tadinya 10 senti per tahun jadi 15 senti per tahun, jadi 18 senti per tahun."

Prediksi Mengerikan Banjir Pantura Pulau Jawa, Pekalongan Paling Cepat Tenggelam
Semarang Mengkhawatirkan

Heri mencatat, penurunan tanah secara signifikan di Semarang sudah terjadi setidaknya sejak 20 tahun lalu.

Jika selama 20 tahun terakhir kita kalikan dengan kecepatan penurunan tanah sebesar 5 sentimeter per tahun, berarti setidaknya tanah di Semarang sudah turun 1 meter.

Menurut hasil riset Heri, ada daerah-daerah di Semarang yang dulu ketinggiannya masih di atas permukaan laut, sekarang jadi di bawah permukaan laut.

"Bahkan beberapa ratus hektare sudah hilang tanah di semarang itu ke dalam laut. Cuma tidak diekspos saja. Banyak yang dulunya area pabrik dan perumahan lalu hilang (jadi laut)" katanya.

Heri mencontohkan, tinggi jalan utama Kaligawe di Semarang menuju Demak sekarang sudah di bawah permukaan laut.

Ada yang sudah minus 1 meter, ada yang minus 50 sentimeter.

Secara khusus Heri menyoroti ketinggian tanah dari Kaligawe di Semarang sampai Sayung di Demak itu karena ia menemukan kecepatan penurunan di sana sudah semakin cepat.

"Ini yang mengkhawatirkan," tegasnya.

"Makanya sebenarnya sudah saya sampaikan ini kalau ada hujan yang besar, pasti kelelep Semarang ini. Itu sudah saya sampaikan beberapa tahun lalu. Akhirnya sekarang kejadian, ya," sambungnya.

Penurunan Tanah Sepanjang Pantura

Tak hanya mengkhawatirkan penurunan tanah di Semarang, Heri juga waswas dengan penurunan tanah di jalur pantura secara umum.

Jalur Pantura adalah jalan yang memanjang dari Pelabuhan Merak, Cilegon, hingga Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi.

Berdasarkan hasil risetnya, dari sisi barat pantura, kecepatan penurunan tanah yang tinggi dan semakin cepat sudah ditemukan di Tangerang bagian utara, terutama di daerah Kosambi, dan Teluk Naga.

Kemudian di Kamal Muara, DKI Jakarta. Lalu, di Muara Gembong, Kabupaten Bekasi. Kemudian, di pantura Jawa Barat, seperti daerah Pamanukan, Pondok Bali, Pamtiban, hingga Indramayu.

Heri memprediksi, banjir rob di Pantura Jawa Barat akan luar biasa ramai pada sepuluh tahun mendatang.

"Bahkan nggak usah tunggu 10 tahun lagi. Kalau hujannya deras banget, itu bisa banjir juga," ujarnya.

Pekalongan Paling Cepat Tenggelam

Ke jalur pantura bagian Jawa Tengah, Heri menyoroti penurunan tanah di Pekalongan, selain Semarang yang sudah disinggung sebelumnya. Menurutnya, kondisi penurunan tanah di Pekalongan lebih luar biasa daripada Jakarta.

Sebagai perbandingan, perluasan banjir akibat penurunan tanah di Jakarta mencapai tiga kali lipat.

Rinciannya, kala tanpa ada penurunan tanah, banjir Jakarta hanya seluas 4 ribuan hektare, tapi sekarang karena ada faktor penurunan tanah sudah jadi seluas 12 ribu hektare.

Adapun di Pekalongan, perluasan banjir akibat penurunan tanah bisa mencapai lebih dari tiga kali lipat.

"Pekalongan itu menjadi salah satu kota paling cepat tenggelam di dunia. Ini prediksi saya. Sekarang ini sudah 35% area Kota Pekalongan terdampak banjir. Di 2030-2040 85% wilayah kotanya itu ada di bawah laut," paparnya.

Daerah-daerah di pantura yang kecepatan penurunan tanahnya masih relatif agak kecil adalah Cirebon, Tegal, Brebes, dan Pemalang, Penurunan tanah di sana relatif agak lambat mungkin dikarenakan jumlah penduduknya lebih sedikit dan manajemen airnya lebih bagus.

"Kalau Pekalongan itu kota dengan manajemen air paling buruk di Jawa. Karena 90% penyediaan air oleh pemerintah di sana itu menyedot air tanah lewat program PAMSIMAS (Program Nasional Penyediaan Air Minum)" ujar Heri.

Kemudian, di daerah pantura bagian timur, kecepatan penurunan tanah yang relatif cepat ditemukan di wilayah Surabaya.

Berdasarkan ringkasan pemetaan penurunan tanah oleh Heri dan timnya, kecepatan penurunan tanah yang paling mengerikan di jalur pantura adalah Jakarta yang bisa mencapai 20 sentimeter per tahun, lalu Pekalongan yang bisa mencapai 15 sentimeter per tahun, lalu Semarang dan Surabaya hingga 20 sentimeter per tahun.

Prediksi Mengerikan Banjir Pantura Pulau Jawa, Pekalongan Paling Cepat Tenggelam
Penyebab Permukaan Tanah Turun

Ada tujuh faktor yang bisa menyebabkan permukaan tanah di suatu daerah menurun.

Dua merupakan faktor alamiah atau disebabkan oleh alam, lima lainnya adalah faktor antropogenik atau disebabkan oleh manusia.

Dua faktor alamiah adalah berupa kompaksi dan tektonik.

Menurut perhitungan Heri, kontribusi kedua faktor alamiah itu paling maksimum hanya akan menyebabkan kecepatan penurunan tanah di Jalur Pantura sebesar 2,3 sentimeter per tahun.

Jadi, jika ada daerah-daerah di Pantura yang kecepatan penurunan tanahnya mencapai 10 sentimeter per tahun, 15 sentimeter per tahun, bahkan 20 sentimeter per tahun, itu berarti sebagian besarnya disebabkan oleh faktor antropogenik.

"Faktor antropogenik itu meliputi eksploitasi air tanah; beban bangunan dan infrastruktur; eksploitasi migas; eksplorasi geotermal dan tambang bawah permukaan; dan terakhir pengeringan lahan gambut," papar Heri.

Di sebagian besar daerah di Pulau Jawa, penyebab utama penurunan tanahnya adalah eksploitasi atau penyedotan air tanah secara berlebihan. Contohnya, hal ini terjadi pada Jakarta, Semarang, dan Pekalongan.

"Di Jakarta, (penyebab utama turunnya tanah adalah) beban bangunan dan eksploitasi air tanah," sebut Heri.

"Kalau di Pantura Jabar, seperti di Muara Gembong hingga Indramayu, lebih cenderung disebabkan eksploitasi migas. Nah kemudian untuk Pekalongan tadi jelas eksploitasi air tanah. Kalau Semarang, terutama di bagian utara dan timur, itu ada kawasan industri yang jadi penopang Jawa Tengah. Jadi bisa dipastikan itu juga karena eksploitasi air tanah."

Yang perlu kita --masyarakat dan pemerintah-- pahami, air tanah bukanlah satu-satunya sumber untuk air konsumsi.

Ada sumber-sumber air lainnya yang bisa kita manfaatkan demi mencegah penurunan tanah akibat airnya terus-menerus kita eksploitasi.

"Sebenarnya kalau kita bisa mengelola air permukaan di sungai (water treatment) untuk air konsumsi, itu kan cadangannya masih luar biasa. Kemudian dari air hujan, ada istilahnya water harvesting. Itu (cadangannya) sangat luar biasa, bahkan bisa dibilang tak terhingga kalau kita mau. Bahwa air hujan bisa ditampung untuk jadi air konsumsi."

Bahkan, di luar negeri mulai marak juga penerapan water recycling, yakni mendaur ulang air yang sudah dipakai untuk dipakai kembali.

Sayangnya, masyarakat dan pemerintah di Indonesia cenderung lebih suka cari cara instan tanpa memikirkan dampaknya di masa depan.

"Kita ini kan tipikalnya ketika ada yang mudah, kenapa mempersulit diri," celetuk Heri.

Sayangnya, cara memperoleh air konsumsi yang kita anggap mudah selama bertahun-tahun ke belakang ini, ternyata bakal mempersulit diri kita di masa depan.

Bahkan, bukan hanya berbuah kesulitan di masa depan, melainkan juga kesusahan di masa kini. Banjir di Pulau Jawa adalah buahnya.

Rabu, 17 Februari 2021

Kata kerja berpreposisi

Kata Kerja Berpreposisi:

Dalam bahasa Arab ada beberapa kata kerja yang bisa diikuti oleh beberapa preposisi (huruf Jarr) yang berbeda dan masing-masing rangkaian menunjukkan makna yang berbeda. Contoh:
1 - Kata kerja بَحَثَ
- Bila diikuti ْعَن bermakna “mencari”.
- Bila diikuti فِي bermakna “membahas” atau “mempelajari”.

2- Kata kerja حَافَظَ
- Bila diikuti على bermakna “menetapi” atau “memelihara” atau “memperhatikan”.
- Bila diikuti عَنْ bermakna “membela” atau “mempertahankan”.

3- Kata kerja خَرَجَ
- Bila diikuti على bermakna “menentang” atau “memberontak”.
- Bila diikuti في bermakna “lulus” atau “piawai dalam...”.
- Bila diikuti مِنْ bermakna “selesai dari” atau “menyelesaikan”.
- Bila diikuti الباء bermakna “mengeluarkan”.

4- Kata kerja دَخَلَ
- Bila diikuti في bermakna “masuk”.
- Bila diikuti الباء bermakna “memasukkan”

5- Kata kerja َذَهَب
- Bila diikuti إلى bermakna “pergi” atau “menuju”.
- Bila diikuti عن bermakna “meninggalkan”.
- Bila diikuti الباء bermakna “menghilangkan”.

6- Kata kerja َرَغِب
- Bila diikuti ْعَن bermakna “membenci”.
- Bila diikuti في bermakna “menyukai” atau “senang untuk”.

7- Kata kerja نَزَلَ
- Bila diikuti عن bermakna “meninggalkan”.
- Bila diikuti على bermakna “menerima” atau “menyetujui” atau “bertamu”.
- Bila diikuti الباء bermakna “bertamu”.

8- Kata kerja َنَظَر
- Bila diikuti إلى bermakna “melihat”.
- Bila diikuti فِي bermakna “membahas” atau “mempelajari”.

9- Kata kerja خَفّ
- Bila diikuti إلى bermakna “bersegera” atau “terburu-buru menuju...”
- Bila diikuti عَن bermakna “segera pergi meninggalkan...”.

10- Kata kerja خافَ
- Bila diikuti مِنْ bermakna “takut pada”.
- Bila diikuti على bermakna “khawatir terhadap” atau “menghawatirkan keselamatan”. 

11- Kata kerja خَشِيَ
- Bila diikuti مِنْ bermakna “takut pada”.
- Bila diikuti على bermakna “khawatir terhadap”.

12- Kata kerja أشْفَقَ
- Bila diikuti منْ bermakna “takut pada”.
- Bila diikuti عَلى bermakna “mengasihi” atau “khawatir terhadap”.

13- Kata kerja اطّلَعَ
- Bila diikuti إلى bermakna “menaiki”.
- Bila diikuti على bermakna “melihat”.

14- Kata kerja أمْسَكَ
- Bila diikuti الباء bermakna “bergantung pada”.
- Bila diikuti عنْ bermakna “menolak” atau “mencegah”.

15- Kata kerja اسْتَقَلَّ
- Bila diikuti عنْ bermakna “memisahkan diri dari”.
- Bila diikuti الباء bermakna “menyendiri”.

16- Kata kerja تابَ
- Bila diikuti إلى bermakna “bertaubat kepada”.
- Bila diikuti على bermakna “menerima taubat”.

17- Kata kerja تَظاهَرَ
- Bila diikuti الباء bermakna “pura-pura...”.
- Bila diikuti على bermakna “tolong menolong untuk mengalahkan”.

18- Kata kerja تَوَقّفَ
- Bila diikuti عَنْ bermakna “menghentikan” atau “berhenti dari”.
- Bila diikuti على bermakna “tergantung pada”.

19- Kata kerja سَقَطَ
- Bila diikuti في bermakna “gagal dalam”.
- Bila diikuti على bermakna “jatuh”.

20- Kata kerja عَدَلَ
- Bila diikuti في bermakna “adil dalam”.
- Bila diikuti عَنْ bermakna “menarik (pendapat)”.
....
...
..
Nb: Makna bisa juga berubah berdasarkan konteksnya. 
fb afifudin dimyati
------------ 
Jombang, 17 Februari 2021.

Senin, 15 Februari 2021

Sepenggal Kisah Kang Jalal bersama Gusdur

by Sadullah Afandi (Katib PBNU)

Sekitar tahun 97 saya bersama rekan Helmy Faishal (sekjen PBNU), saat itu kami lagi aktif di kepengurusan PP IPNU, mendapat tugas dari tabloid WARTA NU untuk mewawancarai seorang tokoh cendekiawan muslim yang saat itu sedang moncer, sebagai aktifis pasti senang mendapat tugas tersebut, apalagi keluar kota, Bandung lagi.

Singkat cerita kami dari Jakarta tiba di stasiun Bandung pindah naik angkot, terus naik becak menyusuri rel kereta api di bilangan Kircon, tak lama lalu ketemulah sebuah yayasan Muthahhari, sebuah pendidikan Islam terpadu yang sedang berkembang dan maju, yang peresmiannya dihadiri Gus Dur, itulah yayasan milik Dr. Jalaluddin Rakhmat. 

Kami lalu masuk ke rumah yang sangat sederhana, kami diterima ramah oleh sang empunya rumah, beliau menanyakan "Ooo ini yang dari tabloid PBNU ya?".  "betul kang Jalal, kami dari warta NU". Beliau tahu karena kebetulan kami sudah appoinment via telpon sebelumnya.

Setelah wawancara panjang lebar tentang isu keislaman, pemikiran modern dan lain-lain yang sangat mencerahkan, saya bertanya begini, sangat berani dan nekat sebenarnya: "Gini kang jalal, kenapa anda seorang Muhammadiyah koq jadi "hijrah" ke Syiah? beliau kemudian ketawa renyah, baru kemudian menjawab dengan diawali sebuah cerita. 

Saya pernah mengisi pengajian bulanan rutin di pengajian ibu-ibu RS Yarsi Jakarta, beliaumengawali ceritanya, setelah puluhan tahun saya isi kajian kemuhammadiyahan, tiba-tiba pendiri RS Yarsi itu meninggal, saya tentu diundang oleh pengajian ibu-ibu tsb tapi ternyata diajak untuk mengisi pengajian dan tahlil untuk almarhum, saya kaget, sambil bingung, kang Jalal menyampaikan kekecewaanya dalam pengajian tsb, "saya gagal selama belasan tahun memuhammadiyahkan pengajian ini", cerita beliau.

Menurut Kang Jalal ternyata ibu-ibu itu mayoritas pendatang dari Jawa yang terbiasa membudayakan tahlil di daerahnya, jadi tidak berfikir itu sebagai perbuatan bid'ah, tapi bagian dari tradisi yang sudah menjadi kearifan lokal dan turun menurun untuk mendoakan orang yang sudah meninggal.

Suatu ketika beliau ketemu Gus Dur dalam sebuah diskusi, Kang Jalal melanjutkan ceritanya, beliau kemudian menceritakan pengalaamn pahit menjadi pengajar setia Muhammadiyah tersebut, Gus Dur tentu ketawa mendengar curhatan Kang Jalal, dalam pertemuan tersebut kang Jalal kemudian meminta rekomendasi kepada GD agar dicarikan beasiswa buat anaknya ke luar negeri, GD kemudian menyarankan agar anaknya belajarr ke Iran saja mendalami agama, nanti saya antar, saya titipkan ke ulama sana. 

Tibalah saatnya mereka akhirnya bertiga beneran terbang ke Iran, para ulama di Iran tentu menyambut hangat kedatangan KH. Abdurrahman wahid, pimpinan ormas Islam terbesar di Indonesia yang juga alumni perguruan tinggi di Baghdad, mereka diajak keliling ziarah makam-makam awliya dan tempat-tempat kajian keislaman disana. 

Nah, saat perjalanan pulang ke Jakarta didalam pesawat Kang Jalal masih menyimpan penasaran, mumpung berdua beliau nanya ke Gus Dur, "Gus, kenapa anakku harus belajar ke Iran?" Gus Dur senyum sambil menjawab; " Gini Kang, sampeyan ini kan kecewa menjadi muballigh Muhammadiyah yangg gak direken sama jamaah yang puluhan tahun sampeyan bina, mending sampeyan belajar tentang Islam Syiah'. " kenapa gak diajak ke NU saja Gus?, "di NU sudah banyak kyai-kyai yang alim dan pinter-pinter kitab kuning, sampeyan paling nanti jadi santri/jamaah mereka. tapi kalu di Syiah, sampeyan pasti jadi tokoh". kang Jalal kaget, tapi kemudian mereka ketawa terkekeh-kekeh. 

Betul setelah anaknya belajar di Iran, kang Jalal atas jasa GD tersebut sering diundang untuk sebuah kegiatan dan pertemuan international di negeri Persia tersebut dan menjadi tokoh Syiah Indone sia dengan mendirikan IJABI. 

Kemudian kang Jalal mengakhiri obrolannya dengan kami dengan kalimat penutup yang menarik, "jadi kenapa saya Syiah, GD yang harus tanggung jawab, karena saya ini di-syiahkan oleh Gus Dur", kami akhirnya ketawa bareng, sambil menyeruput teh panas dan cemilan rebusan yang disiapkan tuan rumah, tentu menambah kehangatan kota Bandung yang dingin.

Sebelum pamit beliau berpesan: "mas jangan lupa ya hasil wawancaranya dimuat dan saya bayar ni untuk langganan tabloid WARTA NU setahun". alhamdulillah.

Hari ini Kang Jalal telah pergi untuk selamanya, saya menyaksikan almarhum Kang Jalal orang baik dan saleh, cerdas dan bersahaja, kami sangat kehilangan tokoh seperti beliau, apalagi beliau sempat menulis epilog dalam buku saya MENYOAL STATUS AGAM-AGAMA PRA-ISLAM yang diterbitkan mizan (2015) bersama KH. Makruf Amin dan Kiai Husein Muhammad, beliau senang sekali ketika diminta mengomentari buku dari disertasi saya tersebut, dia bangga dengan bangkitnya pemikiran kaum muda NU, bahkan beliau juga hormat kepada Kyai Said Aqil, syiir-syiirnya tentang pluralisme Ibn Arabi sering beliau kutip, menurutnya bangkitnya pemikiran dan intelektalitas di NU berkat kegigihan Gus Dur memperjuangkan Islam moderat yang rahmatan lil 'alamin dengan segala rintangan dan pengorbanan yang luar biasa.

Untuk Gus Dur dan kang Jalal lahuma alfatihah...

Kebebasan berpendapat (Asad Ali)

Akhir-akhir ini ada  kekhawatiran dari kaum intelektuil thd kemungkinan aksi repressif dari pemerintah terhadap kritik-kritik yg disampaikan. Ekonom senior Kwik Kian Gie termasuk yg awal menyuarakan kekhawatiran tsb. Kasus pelaporan salah seorang tokoh moderat  Din Samsudin kpd aparat keamanan kiranya dapat memperkuat sinyalemen tersebut diatas. Pasal 28 huruf I UUD menjamin kebebasan setiap warga negara, sehingga tidak perlu ada kekhawatiran secara berlebihan. Saya pernah mendengar pernyataan  dari Kapolri Jend Polisi Listyo Sidit Prabowo agar aparatnya bertindak selektip dalam memproses pengaduan terjadinya pelanggaran kebebasan berpendapat.

Pada sisi lain Presiden JKW meminta msyrkt utk memberikan kritik, artinya tetap mempunyai komitmen terhadap kebebasan berpendapat seperti dipraktekkan selama 6 tahun memimpin pemerintahan. Dalam dua bulan terakhir, dinamika politik sangat tinggi, sehingga suasana euforia demokrasi sangat terasa, khususnya terjadinya  silang pendapat para  buzers dg saingannya secara tajam. Dalam suasana seperti itu, pemerintah mudah dijadikan kambing hitam dan disisi lain masyarakat juga menjadi mudah terprovokasi  dan dituduh anti Pancasila.

Dalam suasana liberalisasi politik seperti itu pula, kritik destruktip lebih mengemuka dari pada kritik konstruktip. Sebagai contoh ada pihak yang menyandingkan “ isu bendera tauhid dengan isu PKI bangkit “ , bisakah itu dianggap sebagai sekedar kritik atau atau bagian dari kritik distruktif ?. Pada hal kritik konstruktiplah yang diperlukan oleh pemerintah dalam kondisi apapun dan pemerintah harus mendengarnya.

Disamping itu , karena UUD 2002 membawa semangat liberalissai politik maka muncul kembali persaingan ideologis yang tajam. Kaum liberal berusaha mempengaruhi ruh dan nafas UUD agar selaras dengan liberalisme.,Argumentasinya didasarkan pada pasal 28 uud yang merupakan copy paste dari deklarasi HAM PBB” .  Sebaliknya para pendukung teokrasi melawan dengan memperjuangkan “negara agama” dan menolak liberalisme yang tidak Islami. Mereka juga memanfaatkan celah pasal KUHP tentang delik politik yg hanya ditujukan terhadap ex PKI. Disini tampak adanya ruang abu abu, seolah ada kebebasan untuk mengganti ideologi negara.

Dengan demikian, pendukung Pancasila terjebak dua lawan yg bersaing demi ambisi masing masing. Satunya ingin negara “ demokrasi liberal “ , satunya ingin menegakkan “negara teokrasi “. Disisi ini pemerintah dituntut cerdas untuk  memilah mana kritik yang murni demi perbaikan keadaan atau yang bermuatan politik ideologis. Negara dan bangsa ini sebaiknya menyadari adanya wilayah abu abu tersebut sebagai “ titik lemah “  yang menjadi titik pangkal konflik ideologis dengan segala implikasi dan imbasnya,.

Wilayah abu abu sebaiknya segera diakhiri dengan menjabarkan pasal 28 J ayat ( 1 ) dan ayat ( 2 ) dalam berbagai UU sehingga negara tidak disibukkan oleh persoalan ideologis yang seharusnya selesai , shg lebih fokus pada pembangunan khususnya sosial ekonomi.

UUD pasal 28 huruf J  ayat 1 dan 2 sesungguhnya merujuk pada uu no39 tentang HAM dan TAP MPR no 17 th 1999. Kalau hal itu dilaksanakan secara konsekwen, wilayah abu abu bisa hilang dan negara  bisa bertindak lebih konstruktip.

Mari kita simak bunyi  UUD Pasal 28 UUD huruf J ayat ( 1 ) : Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Pasal 28 UUD huruf J ayat ( 2 ) : Dalam menjalankan hak dan kebebasannya , setiap orang tunduk pada pembatasan yang ditetapkan UU dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yg adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai agama, keamanan dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis.

Jumat, 12 Februari 2021

Huruf dalam Alquran



Sejak 1200 tahun silam, ketika dunia blm mengenal KOMPUTER atau alat hitung sejenis,

 Maka IMAM SYAFI'I telah mampu mendata JUMLAH masing-masing HURUF dalam AL-QURĀN secara detail dan tepat

IMAM SYAFI'I dalam kitab Majmu al-Ulum wa Mathli’u an Nujum dan dikutip oleh Imam ibn ‘Arabi dalam mukaddimah al-Futuhuat al-Ilahiyah menyatakan jumlah huruf-huruf dalam Al Qur'an di susun sesuai dgn banyaknya :

o ا Alif  : 48740 huruf,
o ل Lam : 33922 huruf,
o م Mim : 28922 huruf,
o ح Ha ’ : 26925 huruf,
o ي Ya’ : 25717 huruf,
o و Waw : 25506 huruf,
o ن Nun : 17000 huruf,
o لا Lam alif : 14707 huruf,
o ب Ba ’ : 11420 huruf,
o ث Tsa’ : 10480 huruf,
o ف Fa’ : 9813 huruf,
o ع ‘Ain : 9470 huruf,
o ق Qaf : 8099 huruf,
o ك Kaf : 8022 huruf,
o د Dal : 5998 huruf,
o س Sin : 5799 huruf,
o ذ Dzal : 4934 huruf,
o ه Ha : 4138 huruf,
o ج Jim : 3322 huruf,
o ص Shad : 2780 huruf,
o ر Ra ’ : 2206 huruf,
o ش Syin : 2115 huruf,
o ض Dhadl : 1822 huruf,
o ز Zai : 1680 huruf,
o خ Kha ’ : 1503 huruf,
o ت Ta’ : 1404 huruf,
o غ Ghain : 1229 huruf,
o ط Tha’ : 1204 huruf dan terakhir
o ظ Dza’ : 842 huruf.

*Jumlah semua huruf dalam al-Quran sebanyak 1⃣.0⃣2⃣7⃣.0⃣0⃣0⃣  (satu juta dua puluh tujuh ribu)*.

Setiap kali kita khatam Al-Quran, kita telah membaca lebih dari 1 juta huruf.

*Jika 1 huruf = 1 kebaikan dan 1 kebaikan = 10 pahala, maka kira-kira 10 juta pahala kita dapatkan*
 
*Di bulan Ramadhan ALLAH gandakan lagi 70x kebaikan.... so, kira-kiralah hitunglah sendiri...* 😊😊😊

 Mudah-mudahan ini menjadi motivasi kita untuk terus membaca Al-Quran*, *bertadarrus dan kalau mampu memahami maknanya* 
*Wallahu a'lam*..

*SYAFA'AT AL QUR'AN DI DALAM KUBUR*

Silahkan share untuk teman2 terbaik kita*

Semoga kita termasuk di dalam golongan orang orang ini...aamiin !!!

*Pertolongan Al-Quran di Alam Kubur.*

- Dari Sa’id bin Sulaim ra, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam  bersabda: “Tiada penolong yg lebih utama derajatnya di sisi Allah pada hari Kiamat daripada Al-Qur’an. Bukan nabi, bukan malaikat dan bukan pula yang lainnya.” (Abdul Malik bin Habib-Syarah Ihya).

Bazzar meriwayatkan dalam kitab La’aali Masnunah bahwa jika seseorang meninggal dunia, ketika orang - orang sibuk dgn kain kafan dan persiapan pengebumian di rumahnya, tiba -tiba seseorang yang sangat tampan berdiri di kepala mayat. Ketika kain kafan mulai dipakaikan, dia berada di antara dada dan kain kafan.

-Setelah dikuburkan dan orang - orang mulai meninggalkannya, datanglah 2 malaikat. Yaitu Malaikat Munkar dan Nakir yang berusaha memisahkan orang tampan itu dari mayat agar memudahkan tanya jawab.

Tetapi si tampan itu berkata: ”Ia adalah sahabat karibku. Dalam keadaan bagaimanapun aku tidak akan meninggalkannya. Jika kalian ditugaskan utk bertanya kepadanya, lakukanlah pekerjaan kalian. Aku tidak akan berpisah dari orang ini sehingga ia di masukkan ke dalam syurga.”

Lalu ia berpaling kepada sahabatnya dan berkata,”Aku adalah Al Quran yang terkadang kamu baca dengan suara keras dan terkadang dengan suara perlahan.

-Jangan khawatir setelah menghadapi pertanyaan Munkar dan Nakir ini, engkau tidak akan mengalami kesulitan.”

-Setelah para malaikat itu selesai memberi pertanyaan, ia menghamparkan tempat tidur dan  permadani sutera yang penuh dengan kasturi dari Mala’il A’la. (Himpunan Fadhilah Amal : 609)

Allahu Akbar, selalu saja ada getaran haru selepas membaca hadits ini. Getaran penuh pengharapan sekaligus kekhawatiran. Getaran harap karena tentu saja mengharapkan Al-Quran yang kita baca dapat menjadi pembela kita di hari yang tidak ada pembela. Sekaligus getaran takut, kalau-kalau Al-Quran akan menuntut kita.

*Yaa Allah… terimalah bacaan Al-Quran kami. Sempurnakanlah kekurangannya.*

Banyak riwayat yang menerangkan bahwa Al-Quran adalah pemberi syafa’at yang pasti dikabulkan Allah Subhana wa Ta'ala Aamiin..

*Oleh: Prof.DR. Ahmad  Sathori Ismail.*

"Sayang kalau dibaca sendiri... Ayo berbagi dan sebarkan

Tabayun kiai sepuh ke kang said

BUNGKAM GEROMBOLAN KELOMPOK Yg TUDUH LIBERAL & SYIAH KEPADA GUS DUR, KIAI SA'ID & NU

Saat tabayyun di Lirboyo, Kyai Said menjelaskan semua tuduhan yg dialamatkan kepada dirinya di hadapan Mbah Idris, Mbah Anwar Mansur, Gus Imam dan Masyayikh Lirboyo lainnya. 

Mulai tuduhan Syi’ah, tuduhan makelar Seminari, tuduhan liberal, tuduhan antek Wahabi, semuanya dijelaskan dihadapan para masyayikh Lirboyo saat itu, dan *clear* bahwa tuduhan itu adalah fitnah yg keji. 

"Saiki aku tak tekon sampean kabeh, (Kyai Marzuki mengajak dialog para hadirin), "Kalau guru² Kyai Said wis ridho, wis iso nompo penjelasane Kyai Said, njur sampean kabeh sing dudu guru lan dudu sopo² kok gak percoyo Kyai Said, opo sampean luwih alim dari Mbah Idris Lirboyo? 

Luwih pinter dari para masyayikh Lirboyo? 
Yen sampean luwih pinter lan luwih alim, yo sak karepmu", pungkas Kyai Marzuki.

"Saiki (sekarang) masalah NU, banyak orang yg bilang, ”Saya NU nya Mbah Hasyim yg lurus, bukan NU ala Gus Dur yg liberal, bukan pula NU yg dipimpin Kyai Said”. 

Sing muni ngunu iku mesti wong gak faham. (Yg bicara itu pasti orang tidak faham)

Muktamar ke-33 di Jombang yg oleh Ahlul Halli Wal Aqdi (AHWA) secara defacto dan de jurro menyatakan Kyai Said dan Kyai Ma’ruf Amin adalah Rois Aam dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama’. 

AHWA kui sopo wae..? 

Ada Mbah Maimun Zubair Sarang, Kyai Ma’ruf Amin Jakarta, Kyai Nawawi Abdul Jalil Sidogiri Pasuruan, Kyai Mas Subadar Pasuruan, Tuan Guru Turmudzi NTB, Kyai Maktum Hanan Cirebon, Kyai Ali Akbar Maimun Medan, Kyai Dimyati Rois Jawa Tengah, dan Kyai Kholilurrahman Kalimantan Barat. 
Semuanya sudah ACC bahwa Rais Aam dan Pimpinan PBNU periode 2015-2020 adalah Kyai Ma’ruf Amin dan Kyai Said Aqil Siradj.

Lha opo sing ngomong, ”Saya NU asli ala Mbah Hasyim bukan NU ala Gus Dur”, kui opo luwih ngalim tinimbang mbah Maimun Zubair? 

Opo luwih ngalim dari mbah Nawawi Abdul Jalil Pondok Sidogiri Pasuruan? 

Dan lebih ngalim dari para anggota AHWA yg sudah menetapkan PBNU yg Sah? Sak karepmu wes.

Kemudian, kalau ada alumni Lirboyo. 
Alumni Sidogiri atau alumni pondok manapun yg tidak percaya pada Kyainya, gurunya, sampean delok nek kitab ngumaryotho (عمريطى) 

(sebutan ngumaryotho adalah sindiran Kyai Marzuki kepada yg ngaku ustadz tapi gak bisa baca kitab gundul sehingga tulisan arab yg haruse dibaca Imrithi malah dibaca ngumaryotho) nadhoman unine “idzil fata Hasba’ tiqoodihi rufi’, wa kullu man lam yantaqid lam yantafi" (setiap murid yg punya cita² tinggi tapi kok gak punya keyakinan pada gurunya, maka murid tersebut tidak akan mendapat ilmu manfaat”.

Dadi santri kok suudzon dengan gurunya, ya susah mendapat kemanfaatan. 

Oleh karenanya, mari kita husnudzon kepada para Kyai² kita, lha kalau gak bisa, gak ngalim, apalagi bukan ahli ibadah, lebih baik diam, jangan kebanyakan tanya dan ngritisi tanpa nandhangi gawean. 

Jelas semuanya? tanya Kyai Marzuki kepada hadirin.

Sak iki masalah Gus Dur, kalau ada yg bilang Gus Dur liberal, Gus Dur antek Asing, iku mesti wong sing durung teko pikirane.

Gus Dur kontroversi, betul. 

Tapi kontroversi tersebut adalah siasat, tak-tik, strategi untuk mencapai tujuan kemaslahatan dan mengurangi kemadharatan. 

Lha kok gak seperti mbah Hasyim? 
Karena situasi dan jaman yg berbeda, maka butuh tak-tik dan strategi yg berbeda pula. 

Misalnya, Gus Dur berpelukan dengan Romo Mangun Jogja Selatan, seorang misionaris handal. 
Menurut Kyai Mahfudz Jogja, rangkulan Gus Dur dengan Romo Mangun adalah untuk mengurangi gerakan Kristenisasi di Jogja. 

Lha kok bisa? Ya bisa saja. 
Kalau Gus Dur akrab dan dekat dengan Romo Mangun, pastilah saat kegiatan sosial, bagi sembako, pengobatan, pastilah sang Romo ngajak Gus Dur. 

Lha saat kegiatan bateng Gus Dur, sang Romo Mangun gak berani melakukan dan menjalankan misi Kristenisasi seperti biasa. 
Inilah cerdasnya Gus Dur.

Trus masalah Gus Dur meresmikan Kong Hu Cu dan Tahun baru Imlek sebagai agama sah orang China serta Imlek sebagai libur nasional. 

Sesungguhnya, ini adalah tak-tik dan strategi Gus Dur untuk membebaskan Muslim di China untuk bebas menjalankan agama Islam dan bisa melaksanakan Haji ke Baitullah. 

Karena sebelumnya, seluruh muslim yg ada di China ditekan dan diawasi serta dilarang menjalankan kegiatan beragama, termasuk larangan berhaji. 

Alhamdulillah, Marzuki menjadi saksi pada tahun 2000 untuk pertama kali ada jama’ah haji dari China, setelah Gus Dur melakukan lobi dan negoisasi dengan perdana menteri China saat Gus Dur menjabat Presiden RI. 

Genah ora? tanya Kyai Marzuki kepada para hadirin yg disambut tepuk tangan dan shalawat Nabi.

Gus Dur iku, lek wulan poso ngaji kitab Hikam, Fathul Mungin yo nglonthok, Thariqohe Syadziliyah, wiridan yo sregep, Tirakate luar biasa, Ahlussunnah wal Jama’ah Asy ‘ariyah wal Maturidiyah, Hizbnya juga Josh, NU patlikur karat. 

Ora ono bedhane dengan Abahe KH. Wahid Hasyim, pun pula gak ada nylewengnya dengan NU yg didirikan mbah Hasyim Asy’ari. 

Sampean rungokne, Gus Dur iku, cucu laki² pertama dari anak pertama. 

Sampean pikir lan mbayangke “Kepriye tresnane simbah maring putu lanang dari anak pertama sing pinter sisan”. 

Saya yaqin, Gus Dur pasti ada di hati kakeknya. 
Dadi lek ono sing wani² ngino Gus Dur, iku podo ngino mbah Hasyim. Paham blok? blok lor blok kidul.

Lha njur kok ada yg bilang NU ala Mbah Hasyim bukan NU ala Gus Dur bukan pula NU Kyai Said. 

◆》Ini sebenarnya adalah strategi kelompok di luar NU untuk memecah NU dan menghancurkan NU.

Mangkane dulur, monggo kito husnudzan kalian Kyai kito, lek sampean bingung, tekon, lek gak bisa ya diam, gak usah kokean omongan. 

Ingat cerita nabi Musa yg banyak bertanya saat mengikuti nabi Hidr untuk belajar kepada nabi Hidr. 
Gara² kebanyakan bertanya, nabi Musa harus berpisah dengan Hidr AS.

Kalau ditanyakan bagaimana cara meyakini kebenaran pendapat para Kyai kita? 

Caranya adalah dengan menghormati dan mengikuti dawuh²nya. 
Ojo sampek ono crito, warga NU luwih percaya dengan orang diluar NU. 
Jangan pula orang NU justru separuh Wahabi utowo ISIS.

Sopo kui Wahabi? 

Di dalam kitab An Nushus al Islamiah al Rad ‘ala Madzhabil Wahabiyyah Karya Kyai Faqih bin Abdul Jabbar Maskumambang Gresik Wakil Rais Akbar dan Pendiri NU. 
Dalam kitab ini juga ada tulisan Mbah Maimun Zubair dan Kyai Aziz Mashuri Denanyar. 

Disana dijelaskan siapa itu Wahabi.

 " وقد اعد هذه الفرقة اعداء الاسلام واطلقوا عليها الحركه السلفيه لتحارب الاسلام باسم الاسلام. اما شيخهم محمد ابن عبد الهاب فقد تخرج على يد جاسوس المستعمرات البريطانيه، جيفري همفر”

"Dan musuh² Islam telah mempersiapkan sebuah sekte/firqah yg diberi nama gerakan kelompok salafi dengan maksud dan tujuan untuk memerangi dan menghancurkan Islam menggunakan nama Islam. 
Adapun pendiri Wahabi yg juga disebut salafi adalah Muhammad bin Abdul Wahab yg telah berlutut dibawah kendali inteljen tentara Britania (CIA) yg bernama Jefri Hampher. 
Jadi musuh² Islam sengaja menghancurkan Islam dengan nama dan sebutan Islam juga." 

Podo karo arep menghancurkan NU dengan Nama NU juga, makane ono NU garis²an kui, sing kemana² selalu nggaris kancane"

Kadang juga, akeh wong NU sing kapusan nganggo pakaian sing digawe ”Serbane gedhe, gamisan klimis, lek ngomong sitik² “kher² alhamdulillah” ternyata akhir²ane ngajak musuhi tokoh NU, ragu dengan amaliyah NU, ragu dengan Kyai, karena kyai gak ngarab² blas, mung tampilane yo sarungan, irunge yo gak mbangir, bajune pakai hem, kopyahan ireng. Sampean eling².

 " ابغض العبد الى الله ثوبه الانبياء و عمله جبالين” 

"Hamba yg paling dibenci oleh Allah adalah hamba yg berpenampilan ala Nabi tapi amalnya katrok kayak orang pelosok pegunungan (jauh dari peradaban)".

Hormat Habib iya, ta’dzim Kyai juga harus. 
Senajan jenenge Paijo lek memang ‘alim, lan nglonthok kitab kuning, akhlaqe luhur terpuji, iku wajib dihormati ketimbang sing jenenge ndek KTP Hadrotus syekh bin syekh as Syekh, tapi gak iso moco kitab kuning lan gak gelem ngaji lan gak gelem ngamalne ajaran Kanjeng Nabi Muhammad ﷺ. 
Monggo para nahdiyin naahdiyat.

■ (Disarikan dari ceramah KH Marzuki Mustamar, Ketua PWNU Jatim, Panglima Besar Aswaja, pengasuh Ponpes Sabilur Rosyad, Gasek-Malang)
#AswajaPecintaSholawat

Huruf dalam Alquran



Sejak 1200 tahun silam, ketika dunia blm mengenal KOMPUTER atau alat hitung sejenis,

 Maka IMAM SYAFI'I telah mampu mendata JUMLAH masing-masing HURUF dalam AL-QURĀN secara detail dan tepat

IMAM SYAFI'I dalam kitab Majmu al-Ulum wa Mathli’u an Nujum dan dikutip oleh Imam ibn ‘Arabi dalam mukaddimah al-Futuhuat al-Ilahiyah menyatakan jumlah huruf-huruf dalam Al Qur'an di susun sesuai dgn banyaknya :

o ا Alif  : 48740 huruf,
o ل Lam : 33922 huruf,
o م Mim : 28922 huruf,
o ح Ha ’ : 26925 huruf,
o ي Ya’ : 25717 huruf,
o و Waw : 25506 huruf,
o ن Nun : 17000 huruf,
o لا Lam alif : 14707 huruf,
o ب Ba ’ : 11420 huruf,
o ث Tsa’ : 10480 huruf,
o ف Fa’ : 9813 huruf,
o ع ‘Ain : 9470 huruf,
o ق Qaf : 8099 huruf,
o ك Kaf : 8022 huruf,
o د Dal : 5998 huruf,
o س Sin : 5799 huruf,
o ذ Dzal : 4934 huruf,
o ه Ha : 4138 huruf,
o ج Jim : 3322 huruf,
o ص Shad : 2780 huruf,
o ر Ra ’ : 2206 huruf,
o ش Syin : 2115 huruf,
o ض Dhadl : 1822 huruf,
o ز Zai : 1680 huruf,
o خ Kha ’ : 1503 huruf,
o ت Ta’ : 1404 huruf,
o غ Ghain : 1229 huruf,
o ط Tha’ : 1204 huruf dan terakhir
o ظ Dza’ : 842 huruf.

*Jumlah semua huruf dalam al-Quran sebanyak 1⃣.0⃣2⃣7⃣.0⃣0⃣0⃣  (satu juta dua puluh tujuh ribu)*.

Setiap kali kita khatam Al-Quran, kita telah membaca lebih dari 1 juta huruf.

*Jika 1 huruf = 1 kebaikan dan 1 kebaikan = 10 pahala, maka kira-kira 10 juta pahala kita dapatkan*
 
*Di bulan Ramadhan ALLAH gandakan lagi 70x kebaikan.... so, kira-kiralah hitunglah sendiri...* 😊😊😊

 Mudah-mudahan ini menjadi motivasi kita untuk terus membaca Al-Quran*, *bertadarrus dan kalau mampu memahami maknanya* 
*Wallahu a'lam*..

*SYAFA'AT AL QUR'AN DI DALAM KUBUR*

Silahkan share untuk teman2 terbaik kita*

Semoga kita termasuk di dalam golongan orang orang ini...aamiin !!!

*Pertolongan Al-Quran di Alam Kubur.*

- Dari Sa’id bin Sulaim ra, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam  bersabda: “Tiada penolong yg lebih utama derajatnya di sisi Allah pada hari Kiamat daripada Al-Qur’an. Bukan nabi, bukan malaikat dan bukan pula yang lainnya.” (Abdul Malik bin Habib-Syarah Ihya).

Bazzar meriwayatkan dalam kitab La’aali Masnunah bahwa jika seseorang meninggal dunia, ketika orang - orang sibuk dgn kain kafan dan persiapan pengebumian di rumahnya, tiba -tiba seseorang yang sangat tampan berdiri di kepala mayat. Ketika kain kafan mulai dipakaikan, dia berada di antara dada dan kain kafan.

-Setelah dikuburkan dan orang - orang mulai meninggalkannya, datanglah 2 malaikat. Yaitu Malaikat Munkar dan Nakir yang berusaha memisahkan orang tampan itu dari mayat agar memudahkan tanya jawab.

Tetapi si tampan itu berkata: ”Ia adalah sahabat karibku. Dalam keadaan bagaimanapun aku tidak akan meninggalkannya. Jika kalian ditugaskan utk bertanya kepadanya, lakukanlah pekerjaan kalian. Aku tidak akan berpisah dari orang ini sehingga ia di masukkan ke dalam syurga.”

Lalu ia berpaling kepada sahabatnya dan berkata,”Aku adalah Al Quran yang terkadang kamu baca dengan suara keras dan terkadang dengan suara perlahan.

-Jangan khawatir setelah menghadapi pertanyaan Munkar dan Nakir ini, engkau tidak akan mengalami kesulitan.”

-Setelah para malaikat itu selesai memberi pertanyaan, ia menghamparkan tempat tidur dan  permadani sutera yang penuh dengan kasturi dari Mala’il A’la. (Himpunan Fadhilah Amal : 609)

Allahu Akbar, selalu saja ada getaran haru selepas membaca hadits ini. Getaran penuh pengharapan sekaligus kekhawatiran. Getaran harap karena tentu saja mengharapkan Al-Quran yang kita baca dapat menjadi pembela kita di hari yang tidak ada pembela. Sekaligus getaran takut, kalau-kalau Al-Quran akan menuntut kita.

*Yaa Allah… terimalah bacaan Al-Quran kami. Sempurnakanlah kekurangannya.*

Banyak riwayat yang menerangkan bahwa Al-Quran adalah pemberi syafa’at yang pasti dikabulkan Allah Subhana wa Ta'ala Aamiin..

*Oleh: Prof.DR. Ahmad  Sathori Ismail.*

"Sayang kalau dibaca sendiri... Ayo berbagi dan sebarkan

Senin, 08 Februari 2021

Nasehat untuk pencegahan pandemi

Pandemi ini cepat atau lambat sudah menular secara global
[ https://nasihat.iniok.com/2020/12/pandemi-ini-cepat-atau-lambat-akan.html ]
Para Dokter di dunia (Regu Pembasmi Covid19) mengatakan bahwa pandemic ini cepat atau lambat akan menular secara global, dan tidak dpt dihindari.
Yg paling penting adalah tingkatkan daya tahan tubuh anda dan tidak bisa hanya dengan mengandalkan MASKER dan CUCI TANGAN.

Jadi sebaiknya kita cepat2 meningkatkan ANTI BODY masing2. Bagaimana caranya membuat ANTI BODY dlm waktu singkat? Ada 5 cara berikut ini:

1. Setiap hari Harus Cukup Masa Tidur Minimum 7 JAM. Bagi orang2 yg masa tidur kurang dari 7 jam, akan mengalami penurunan ANTI BODY nya.

2. Diwajibkan makan secara 'BAGUS'. Bukan maksud makan makanan yg mewah, tetapi maksudnya makan makanan yg ber PROTEIN tinggi.
Dan INGAT jangan makan GULA. Begitu makan gula, reaksinya adalah menghentikan pembentukan sel DARAH PUTIH selama 5 jam. Begitulah pentingnya memperbaiki pola makan kita.

3. Covid19 telah membentuk system pola hidupnya. Begitu memasuki musim dingin akan berkembang lebih cepat. Maka diperlukan banyak berjemur MATAHARI untuk membantu process terbentuknya vitamin D dlm darah.

Para Ahli Medis juga menemukan bahwa bagi orang yg rutin mengkonsumsi Vitamin D secara teratur, resiko kena infeksi tenggorokan menurun sekitar 60%. Jika tidak sempat berjemur matahari, boleh makan Vitamin D tablet sesuai dosis yg dianjurkan.

4. Begitu pulang dari kantor dan dari bepergian, segera berkumur,  boleh dgn apa saja: Air panas, Air Garam hangat, Listerin, Teh hijau, semuanya berkhasiat sama.

5. Para Dokter juga menegaskan... pihak research dari Jepang, Israel, Finlandia telah menemukan bahwa dgn mandi AIR PANAS sekali dlm sehari, hasilnya meningkatkan suhu badan yg dpt mengurangi resiko tertular Covid19.

Para Ahli Medis ini juga memberitahu bahwa jika kita melakukan 4x mandi AIR PANAS dlm seminggu, resiko tertular Covid19 akan menurun sekitar 40%. Cukup Mandi Air Panas dgn suhu 40 derajat Celsius dan selama 5 menit sudah CUKUP.

Tidak perlu panik, selalu cuci tangan dan berkumur-kumur, pakai masker, dan hindari kerumunan.

Semoga Sehat Selalu.

Ini Kiat khusus untuk teman2 yg berusia 50-60 thn, lebih khusus lagi bagi yg di atas 70 thn:

1.Menunda perjalanan jauh dgn pesawat udara.

2. Jangan makan makanan di kedai atau warung.

3. Hindari pergi ke acara pernikahan yang tidak perlu sekali, atau upacara serupa lainnya.

4. Jangan melakukan perjalanan dgn bus atau KA bila tidak mendesak sekali.

5. Jangan pergi ke pasar basah.

6. Disiplin mengikuti norma sosial jaga jarak.

7. Hindari kontak dari orang yang menderita batuk atau flu.

8. Tetap pakai masker ke mana dan pd saat apa pun.

9. Berhati-hatilah menjaga kesehatan anda, terutama saluran pernapasan anda.

10. Jangan biarkan diri anda berada dalam keramaian apapun di sekitar Anda.

11. Lebih baik makanan yg masak dirumah.

12. Jangan pergi ke Cinema.

13. Tingkatkan kekebalan tubuh dengan makan vitamin, sayur mayur atau buah2an segar lokal, bukan import.

14. Sangat berhati-hati saat berada di toko2, salon kecantikan, atau tukang cukur.

15. Selalu WASPADA dan hindari pertemuan atau reuni sesama usia atau seangkatan.

*Selalu Ingat olah raga setiap hari*

Jumat, 05 Februari 2021

Untukmu yang ambisi bikin goal diambil mantu kiai (ning aswaja muda)



Kali ini aku mau ngomongin lakik. Perempuan sudah kutulis dalam "Suhita Undercover".

Yang akan kutuliskan tentu saja pendapat subyektifku tentang apa yang kualami dan kulihat dalam universe kecilku. Tapi kisah mirip juga dipertontonkan oleh drakor yang menceritakan pernikahan beda kasta.

Hal-hal gak enak yang mungkin bakalan kamu alami jika menikahi putri kyaimu atau perempuan yang status sosialnya lebih tinggi darimu:

1. Perempuan yang mau menikahi pria dengan status sosial di bawahnya adalah perempuan yang mengabaikan kesempatan menaikkan status sosialnya dengan pernikahan. 

Diakui atau tidak, pada umumnya, salah satu benefit pernikahan bagi perempuan adalah kenaikan status sosial dengan imbal balik penghambaannya pada suami. Jika prialah yang naik status sosialnya karena pernikahan, besar kemungkinannya dia yang menghamba pada istrinya. Kalau beruntung dia bisa setara dengan istrinya, jangan harap bisa mentang-mentang jadi suami. Apalagi jika si pria adalah santri/murid yang terikat etika sistem feodal pesantren.

"Mbah kung ki cah ndalem selawase urip" (Kakek adalah abdi ndalem seumur hidup), kata adikku mengomentari pengabdian kakeknya pada neneknya.

Ada beberapa perempuan yang kulihat memang sengaja memilih pria yang gak begitu kafa'ah karena memang karakter dominannya kuat. 

Jadi kalau kalian bercita-cita punya binik penurut dan tertuntut selalu bersikap manis, perempuan jenis ini bukan pilihan tepat.

2. Tuntutan kualitas hidup yang lebih tinggi dari kebanyakan. Ngempanin priayi/bangsawan tentu lebih mahal daripada perempuan kebanyakan.

Kalau perempuan jenis ini bisa menghasilkan uang sendiri, maka prianya harus menghasilkan uang lebih banyak biar gak minder, atau sekalian saja siapkan hati lapang selapang-lapangnya, besar sebesar-besarnya untuk menerima kenyataan bahwa si pria bukan pasangan yang setara bagi istrinya.

Kelapangan dan kebesaran hati adalah kelebihan yang biasanya akan sangat dihargai dan dibutuhkan oleh perempuan jenis ini.

3. Si pria harus mengatasi mental mindernya sendiri agar bisa berinteraksi dengan sehat dengan keluarga besar perempuan yang kemungkinan meremehkannya. Terutama untuk membangun kepercayaan dirinya sendiri agar tidak mempersepsikan dirinya rendahan.

4. Anak gak kenal dengan keluarga ayahnya.
Anak secara alami lebih dekat pada ibu dan keluarga besarnya. Agar anak dekat dengan keluarga ayahnya, butuh upaya atau penawaran lebih. Jika keluarga ayahnya tidak menawarkan apapun yang lebih daripada keluarga ibunya apalagi jika malah lebih rendah (status sosial dan ekonominya) ia akan cenderung berjarak dengan keluarga ayahnya.

Aku ada beberapa contoh yang putus hubungan sama sekali dengan keluarga ayahnya bukan karena ada masalah, tapi murni karena gak level saja.

Jika status sosial ibunya yang lebih rendah, kemungkinan besar hal ini tidak terjadi.

*****

Jangan kalian anggap remeh empat pertimbangan di atas. Ada contohnya kok yang apes mengalami 4 hal di atas. Pastikan punya modal untuk menanggulanginya, dan terutama kelapangan hati.

Rabu, 03 Februari 2021

Muhammadiyah kehilangan masjid



“Mohon maaf, beberapa hari ini saya sakit. Tak bisa memenami bapak-bapak sekalian diskusi subuh”, sapaku pagi ini.

“Sakit apa Ji? Kami memang menunggu, sampean sakit kok lama banget? Kami hitung 15 hari lebih sampean gak ke langgar!”, tanya CaK Mamat sambil menghitung jemarinya sendiri dengan serius.

“Iya Cak, saya sakit lama. Saya khawatir corona 19, sebab tanda-tandanya mirip, meskipun tak sampai sesak. Alhamdulillah, setelah hari ke 14 penciuman dan selera makan saya terbentuk kembali. Alhamdulillah”.

“Iya Ji, banyak pertanyaan dan diskusi kita yang belum terjawab. Misal tentang hubungan NU dan Muhammadiyah. Saya pernah dengarkan ceramah Ustad Adi Hidayat. Kata beliau, dua pendiri organisasi ini masih terikat hubungan persaudaraan ya, benarkah itu?”, tanya Pak Desi.

“Iya, saya juga bertanya-tanya tentang hal itu. Klo mereka saudara, kenapa orang NU dan orang Muhammadiyah sering berselisih?”, tambah Pak Salam.

“Perselisihan itu karena orang Muhammadiyah selalu mencari-cari kesalahan ubudiyah orang NU pak. Mereka sering fitnah kita sebagai pengikut ajaran bid’ah, takhayul dan khurafat. Tahlilan dikritik, yasinandikritik, sholawatan dikritik. Semua dianggap salah. Mereka menilai bahwa semua ubudiyahkita tak punya dalil kuat, tak ada dalil al Qur’an dan Haditsnya. Berbeda dengan mereka. Mereka menilai bahwa ubudiyahmereka lebih murni dan punya rujukan langsung pada al Qur’an Hadits”, jelas Kang Parmin dengan menggebu-gebu.

“Hehehehe….ok kita diskusikan bab ini. Tapi untuk mendiskusikan bab ini butuh waktu agak panjang. Siap kiranya?”, tanyaku.

“Siap!!!”, jawab jamaah dengan kompak.

Sungguh saya senang dengan tema kali ini. Ini tema sensitif yang seringkali menjadi batu sandungan kerukunan di grassroot. Gara-gara kesalahpahaman ini, warga NU memandang minor pada Muhammadiyah, sebagaimana Kang Parmin, begitu sebaliknya, tak jarang juga warga Muhammadiyah yang masih memandang sebelah mata ke NU, dianggap organisasi kolot, warganya tak berpendidikan, organisasi penyebar bid’ah dan lain sebagainya. Semua kesalahan itu berpangkal pada ketidaktahuan dan minimnya informasi tentang NU dan Muhammadiyah.

Karena itu, diskusi semacam ini penting dilakukan!!!.

Apa tujuannya, pertama,meluruskan kesalahan-kesalahan yang ada di kedua belah pihak, terutama di akar rumput. Kedua, tak ada pilihan, NU dan Muhammadiyah harus saling membuka diri, bersinergi merawat Indonesia dan menjaga Islam moderat sebagaimana cita-cita KH. Ahmad Dahlan dan KH. Hasyim As’ari cita-citakan sejak awal, sejak awal dua organisasi ini didirikan karena ancaman dari kelompok-kelompok radikal yang ingin merusak dan menghancurkan Indonesia semakin kentara. Ketiga, NU dan Muhammadiyah, sama-sama terancam posisinya. NU dan Muhammadiyah sama-sama berada di dalam posisi diserang oleh kelompok lain yang tak ingin Islam Ramah ala NU dan Muhammadiyah masih menjadi mainstream di bumi pertiwi. Keempat, kelima, keenam dan beribu-ribu alasan lain, yang tak kalah pentingnya untuk terus mendiskusikan sinergi NU dan Muhammadiyah.

“Baik, saya akan coba menjelaskan, tapi saya mau menceritakan dari sejarah awal ya. Meskipun sepotong-potong, sebagaimana yang saya tahu, tapi saya berusaha merangkainya dalam jawaban-jawaban yang sederhana”.

“Benar kata Ustad Adi Hidayat. Kiai Ahmad Dahlan pendiri Muhammadiyah dan KH. Hasyim As’ari pendiri NU memiliki hubungan darah. Keduanya sama-sama keturunan dari Maulana Ishaq, keduanya juga memiliki nasab keilmuan yang sama. Kedua kiai ini sama-sama berguru ke Syaikhona Khalil Bangkalan Madura. Berikutnya, atas perintah Syaikhona Khalil, keduanya juga berguru ke Kiai Saleh Darat di Semarang, sebelum akhirnya kedua kiai ini berangkat ke Mekkah untuk memperdalam ilmu agamanya. Artinya, NU dan Muhammadiyah itu dekat sekali”, jawabku singkat.
“Kenapa ada perbedaan jika keduanya satu guru dan masih senasab? Sebenarnya berbeda itu tak salah, tak dosa, selama perbedaan itu memiliki sumber rujukan yang kuat, perbedaannya didasari oleh ilmu. Perbedaan antara NU dan Muhammadiyah selama ini selalu berdasarkan ilmu. Klo NU sholat subuh pakai qunut, jelas karena ada rujukan ilmunya, Muhammadiyah tak pakai qunut juga karena ada ilmu yang mereka rujuk. Lalu siapa yang benar? Dua-duanya benar. Dua-duanya berdasarkan dalil yang kuat, tak perlu diperdebatkan secara berlebihan.  Perbedaan ini jadi masalah ketika yang menyampaikan dan yang memperdebatkan adalah mereka yang tak berilmu. Karena tak memahami ilmunya, perdebatan bukan lagi atas nama ilmu tapi atas nama ego kelompok atau bahkan ego pribadi. Inilah pangkal masalahnya. Inilah pangkal yang membuat NU dan Muhammadiyah di masyarakat nampak tak sejalan”, jawabku dengan singkat.

“Oh, berarti NU sendiri tak mempersoalkan orang yang tak sholat pakai qunut Ji?”, tanya Cak Mamat.

“Iya, gak masalah, Apalagi jika yang gak qunut itu memang kader Muhamamdiyah. Kita wajib menghormati cara beribadahnya”, jawabku.

“Tapi mereka yang selalu menyalah-nyalahkan kita, mosok kita diam?”, timpal Kang Parmin ketus.

“Biasanya yang senang menyalah-nyalahkan itu yang gak hatam ngajinya Kang, klo warga Muhammadiyah yang ngajinya hatam pasti tak akan begitu?”, jawab Mas David.

“Lalu harusnya bagaimana kita bersikap dan berhubungan dengan warga Muhamamdiyah Ji?”, tanya Pak Edi.

“Harus bekerja sama. Harus saling menguatkan. Harus saling membuka diri dan jika perlu saling melindungi. Kenapa? Karena NU dan Muhammadiyah, hari ini, saat ini, sama-sama sedang digempur oleh kelompok Islam transnasional. Kelompok Islam radikal yang datang dari Arab dan bertujuan untuk merebut ummat Islam di Indonesia. Ini hal serius. Sudah banyak masjid dan kader Muhammadiyah yang diambil alih kelompok Islam radikal ini. Saya punya banyak data tentang hal ini. Sudah lama mereka melakukan kerja-kerja senyap mereka. Merebut masjid dan mencuci otak kader-kader Muhammadiyah dan NU”, jawabku.

“Misal, sebuah pengakuan dari seorang pengurus pusat Muhammadiyah, namanya Dr. Abdul Munir Mulkhan. Beliau bercerita, bagaimana Masjid di daerah asalnya, Sendang Ayu, Lampung dikuasai kader-kader PKS. Masjid yang awalnya jadi tempat ibadah warga Muhammadiyah ini tiba-tiba menjadi tempat “provokasi” politik yang dilakukan oleh kader-kader PKS. Cerita beliau ini sudah pernah diterbitkan di media Suara Muhammadiyah tahun 2006 dan pernah juga dirujuk dalam buku Ilusi Negara Islam”, jelasku.

“Tapi untuk lebih jelasnya, kita lanjutkan besok pagi tentang hal ini ya…? Diskusi pagi ini kurang greget karena kopi dan pisang goreng serta tape manis Mak Yam tak ada hehehe”, pintaku pada jamaan diskusi ba’da subuh.

Bersambung

Selasa, 02 Februari 2021

Wakaf Produktif




Oleh : Dahlan Iskan

WAKAF uang. Inilah yang sedang digalakkan sekarang. Dan hebohnya bukan main.

Pemikiran tentang wakaf ternyata sudah sedemikian majunya.

Dulu wakaf itu hanya berbentuk tanah. Kalau bentuknya uang dikhawatirkan habis terpakai. Tapi pemikiran modern rupanya sudah diterima di kalangan agama: wakaf uang.

Fleksibel sekali. Jumlahnya maupun pengaturannya.

 
Tapi, karena bentuknya uang, hebohnya bukan main. Apalagi wakaf uang ini digalakkan di saat negara lagi kesulitan uang. Dan yang menggalakkan seorang presiden negara itu. Beserta menteri keuangannya.

Maka kecurigaan pun langsung heboh di medsos: negara akan menggunakan uang wakaf. Hujatan pun berseliweran.

Di tengah yang heboh-heboh itu ada yang tenang-tenang saja. Pak Nuh.

”Hebohkan saja terus. Agar wakaf semakin jadi perhatian.”

Yang mengatakan itu Prof. Dr. Ir. Mohammad Nuh DEA. Jabatan beliau: ketua Badan Wakaf Indonesia (BWI). Kini beliau juga menjadi ketua Dewan Pers. Yang dulu kita semua kenal sebagai menteri Komunikasi dan Informatika lalu menjadi menteri Pendidikan Nasional.

”Saya menjabat ketua BWI sejak tahun 2017. Lalu saya baru menerima SK Presiden untuk jabatan periode kedua, 2021-2024,” ujar Pak Nuh.

Pak Nuh ternyata tenang saja mengikuti heboh soal wakaf belakangan ini –yang dicurigai bakal dipakai oleh pemerintah untuk membiayai defisit anggaran.

”Itu bisa kita ambil hikmahnya, bahwa kepercayaan masyarakat lagi rendah,” ujar Pak Nuh. ”Sisi baiknya semua orang kini mulai bicara wakaf,” tambahnya.

Wakaf, dalam Islam, memang dibedakan dengan zakat/sedekah.

Wakaf ditangani badan wakaf. BWI.

Zakat (termasuk infaq dan sedekah) ditangani badan amil zakat, infaq, dan sedekah. ZIZ.

”Wakaf itu, dalam dunia modern ibarat capex, capital expenditure, modal usaha,” ujar Pak Nuh. “Zakat, infaq, sedekah itu opex, operational expenditure, biaya operasi,” kata Pak Nuh.

Wakaf tidak boleh dihabiskan untuk biaya. Bahkan tidak boleh dipakai untuk operasional. Yang boleh langsung dipakai itu yang ZIZ.

Bahkan, kata pak Nuh, pengurus BWI pun tidak boleh mengambil sedikit pun aset wakaf untuk biaya mengurus wakaf itu sendiri. Sedang pengurus ZIZ boleh menggunakan uang ZIZ untuk mengurus ZIZ. Nilai yang bisa digunakan sampai 10 persennya.

Lalu di mana uang wakaf itu sekarang disimpan?

”Sebagian besar di Sukuk,” ujar Pak Nuh.

Yang dalam bentuk uang, nilainya sekitar Rp 800 miliar. Sedang yang dalam bentuk tanah ribuan hektare.

Apakah ada uang wakaf yang dibelikan SUN (surat utang negara)?

”Tidak ada. Kan harus syariah,” ujar Pak Nuh.

Apakah kelak boleh dimasukkan ke dalam SWF (sovereign wealth fund) yang kini sedang dibentuk pemerintah?

”Belum dibicarakan. Harus dikaji dulu,” katanya.

BWI sendiri punya proyek uji coba. Yakni membangun rumah sakit mata di Serang. BWI membentuk perusahaan bersama Dompet Dhuafa (DD). Sahamnya 51 persen DD, 49 persen BWI.

”Tahun 2017 dan 2018 masih rugi. Tapi tahun 2019 sudah laba Rp 2 miliar. Dan tahun 2020 laba Rp 5 miliar,” ujar Pak Nuh.

Tahun ini RS mata Serang itu akan dilengkapi dengan pusat retina dan kornea. Untuk pembiayaannya pak Nuh mencari akal. Lahirlah istilah ”wakaf sementara”.

Pak Nuh pun mencari orang yang mau mewakafkan sementara uangnya. Selama 5 tahun. Nilainya Rp 50 miliar. Dapat. Uang itu harus dijaga agar lima tahun lagi bisa dikembalikan secara utuh.

Maka Pak Nuh memasukkan uang wakaf sementara tadi ke Sukuk (asuransi syariah). Lalu mencari pinjaman ke bank Syariah untuk membangun pusat retina dan kornea tadi.

Cicilan bulanan ke bank tersebut dibayar dari hasil bulanan pembelian Sukuk.

Hemmm.

Wakaf sudah begitu berkembang. Sekarang ini Pak Nuh melihat ada tanah wakaf, sudah lama, di Cirebon. Tiga hektare. Dekat Hotel Aston. Tengah kota.

Di situlah juga akan dibangun RS mata seperti di Serang. Dengan pola yang sama. Akhirnya nanti akan dibangun banyak RS mata di banyak daerah. Memanfaatkan tanah wakaf yang sudah lama ada. ”Di pusat kota Padang ada juga tanah wakaf 3 hektare. Bisa dibuat lebih produktif,” ujar Pak Nuh.

Bahkan di Tanah Abang, Jakarta Pusat, juga ada tanah wakaf 3 hektare. ”Kami lagi mengurus ke gubernur DKI Jakarta. Agar status tanah sosial di situ bisa diubah ke tanah komersial. Nilainya triliun rupiah,” ujar Pak Nuh.

Pak Nuh melihat potensi wakaf uang ini luar biasa. ”Sekarang orang sudah bisa wakaf hanya dengan uang Rp 10.000,” ujarnya. Dan pahalanya akan abadi mengalir terus sampai yang berwakaf itu di akhirat kelak.

Bahkan Pak Nuh cenderung menggalakkan wakaf kecil-kecil seperti itu asal jumlah orangnya banyak sekali.

BWI sendiri harus mencari sumber dana untuk biaya operasional. Yang, menurut UU Wakaf tahun 2004, hanya boleh dari sebagian laba usaha. Nilainya pun tidak boleh lebih dari 10 persen dari laba.

Memproduktifkan wakaf ternyata menemukan jalannya.(Dahlan Iskan)

_______
www.nucare.co.id 

eN-U adalah aplikasi ZISWAF yang digagas oleh LAZISNU Jawa Tengah sebagai pilot project WAKAF UANG.