YAUMUL IJTIMA' MWC NU BINONG, MINGGU, 29 JANUARI 2017, PUKUL 08.00 - 12.00 WIB, TEMPAT MASJID JAMI AL-MUWAHHIDIN KP. PAWELUTAN DESA CITRAJAYA

Minggu, 25 April 2021

Ceramah Sesepuh nganjuk

Kemaren waktu melihat temanten saudara. Alhamdulillah, yang jadi muballigh adalah Beliau Mbah Yai Ahmad Muzajjad Faqihuddin (Salah satu ulama sepuh Nganjuk). Karena waktu sudah siang. Beliau memberikan pidato singkat nan padat, yang hamba ketik pake hape dengan kecepatan tangan dan pendengaran semampunya, yang menyebabkan banyak uraian Qur’an Hadist tidak dapat tercatat. Ada salah dengar atau kepleset jempol, mohon maaf sebesar-besarnya. Semoga bisa bermanfaat untuk diri, atau mungkin para pembaca budiman. Bismillah:

Dalam mukaddimahnya, Beliau menyitir beberapa dawuh, diantaranya:

استنزلوا الرزق بالنكاح
“Turunkan rizki dengan menikah” (Dalam sebagian riwayat memakai kata iltamisuu: raihlah)

استنزلوا الرزق بالصدقة
“Turunkan rizki dengan sedekah”

Dikarenakan kebanyakan keluarga kami hanya menikah dengan satu istri. Dan Beliau faham betul itu. Setelah muqaddimah selesai, langsung berkata:

“Mantene di dongakne manten pisan ae (Temantennya, di doakan nikah sekali saja)”.

“Kendaraan nyar, nek nyopir sing alon-alon ae, yo” (Temanten baru ibarat kendaraan baru. Kalau mengendalikan harus pelan-pelan, ya)”.

Lalu berkata singkat beberapa pesan pada temanten berdua, dan para hadirin pada umumnya:

1. Sing lanang kudu iso sholeh. Sing wedok kudu iso solihah. Mugo-mugo putro-putrine iso sholeh.
Sholeh iku opo? Yoiku:
Manut opo perintah Allah. Ngedohi larangan Allah. Dadine taqwa.
Mergo buah manut wite. Nek wite apik, buahe apik. Anak koyo buah.
(Yang lelaki harus berusaha menjadi orang shalih. Yang wanita juga harus berusaha menjadi orang shalih. Semoga putra-putrinya bisa shalih. Shalih itu apa? Yaitu:
Ikut apa yang diperintahkan Allah. Menjauhi larangannya. Jadinya taqwa.
Karena buah ikut pohonnya. Kalau pohon baik, maka buahnya baik. Lha, anak seperti buah)

2. Wong lanang tanggungjawab sembarange wong wadon. Ojo sampek kangelan. Ojo sampek teledor, kesio-sio. Wong lanang nek ngopeni wong wadon rezekine tambah. 
(Menjadi suami harus tanggung jawab semua yang berkaitan dengan istrinya. Jangan sampai si istri kesulitan. Jangan sampai teledor. Tersia-sia. Suami kalau menjaga benar-benar istri, maka rezekinya akan tambah)

3. Sing wadon kudu nrimo lan manut kakunge. Ora enek critane: Wong cinta abot nglakoni penyuwun sing dicintai. Kok, abot, berarti cintane kurang. 
Nek gegeran sing apik sing ngalah. Tapi, kudu musyawarah.
(Jadi istri harus menerima dan manut pada suaminya. Tidak ada ceritanya: Orang cinta itu berat melakukan permintaan yang dicintainya. Kok merasa berat, berarti cintanya berkurang.
Kalau bertengkar, yang baik mengalah. Tapi, harus bermusyawarah)

4. Ojo pisan-pisan sing putri ngrasani sing putra. Di dungakke Allahummahdi Zauji. Subhanallah Wabihamdih. Shallallahu Ala Sayyidina Muhammad.
(Jangan sekali-kali si istri menggunjing suami didepan orang lain, --begitu pula si suami--. Di doakan saja: ya Allah berilah petunjuk pasanganku. Subhanallah Wabihamdih. Shallallahu Ala Sayyidina Muhammad.)

Ben urip penak. Rumahtangga mawaddah wa rahmah. Mas kawine limo:
(Biar hidup enak. Rumahtangga mawaddah wa rahmah. Mas kawinnya ada lima:
1. Yen sholat berjamaah.
(Kalau Shalat berjamaah)
2. Sing seneng moco Qur'an. Arep opo ae wacakno Qur'an.  Minim Bismillah. Insya Allah barakah. Nek bar khataman qur'an nyebulo banyu, ombekno nang anak. Insya Allah ora nakal. Nek iso ping telu khataman.
(Yang senang membaca Qur’an. Mau apa saja, bacakan Qur’an. Minim Bismillah. Insya Allah berakah. Kalau setelah khatam tiupkan ke air, minumkan ke anak. Insya Allah tidak nakal. Kalau bisa, tiga kali khataman)
3. Ngakehne moco sholawat. Mbah Yai Mahrus dawuh: "Nek pingin murah sandang pangan, opo ae. Nek malam jumat mocoho sholawat 10.000".
(Perbanyak baca shalawat. Almarhum Mbah Yai Mahrus Lirboyo dawuh: “Kalau ingin murah/mudah sandang pangan, apa saja. Setiap malam jumat,bacalah sholawat 10.000 kali”)
4. Ngakehno moco istighfar. Atine padang. Dodone jembar.
(perbanyak baca istrighfat. Biar hati terang. Dada lapang)
5. Sing seneng sodaqah. Bisa nolak balak, 70 balak'.
استنزلوا الرزق بالصدقة
Sedekah sing paling apik, nggone anake, bojone, wongtuane, kerabate, gurune, bocah-bocah mondok, koyoto pondok Pule, Pondok Krempyang lan liyane, kui marahi sugeh. Nek pingin anake ngalim, sedekaho nggone wong-wong sing ngaji, santri, nggone pondok.
(Yang senang sedekah. Bisa menolak bala’, 70 bala’
استنزلوا الرزق بالصدقة
Sedekah yang paling baik, untuk putra-putrinya, pasangannya, orangtuanya, kerabatnya, gurunya, anak-anak mondok, seperti Pondok al-Fattah Pule, Pondok Miftahul Mubtadiin Krempyang dan lainnya, itu bisa menjadikan/jadi washilah kaya. Kalau ingin anak alim, sedekahlah buat orang-orang yang mengaji, seperti santri, seperti sedekah ke pondok pesantren)

Ojo pisan-pisan suudzan karo wong liyo. Suudzan maring gusti Allah. “Lhaiyo donga kok ra mandhi-mandhi. Ojo ngono. Bagianmu nyuwun ndungo, bagiane Gusti Allah ngowehi. Ojo mlokotho gusti Allah. Ngonowi su'ul adab. Wengko di coba 4 perkoro:
(jangan sekali-kali suudzan dengan orang lain. suudzan pada Gusti Allah. “Lhaiya, berdoa kok tidak terkabul-terkabul”. Jangan begitu. Bagianmu hanya meminta doa. Bagian Gusti Allah memberi. Jangan memaksa Gusti Allah, itu su-ul adab/tatakrama bejat. Nanti kalau kalian melakukan itu, akan di coba empat perkara)
1. Pangkat (Hilang pangkat)
2. Sandang pangan (Hancur ekonomi)
3. Loro (Terkena sakit)
4. Mati

Ojo sok ngrasani wong, ngko dihukum 3 perkoro:
(Jangan menggunjing orang. Nanti dihukum tiga perkara)
1. Ndungo gak mandhi. (Doa tidak manjur)
2. Ngamal apik entek resik. (Amal baik, ludes)
3. Ngamal apik mbalik elek. (Berbuat baik, kembali/Balasannya jelek)

Itulah beberapa inti yang mampu hamba ketik. Namun sebelum menguraikan poin-poin diatas. Beliau bercanda: “Masak yang memberi mauidzah adalah orang yang belum menikah dan punya putra? (Beliau Mbah Jad. Diusia senjanya memang belum menikah) Sedang yang di mauidzahi sudah menikah dan punya anak (Hadirin tertawa). Tapi, walau begitu, jangan menyindir, mencemooh, nanti akan susah sendiri sampeyan”.

Wallahu A’lam bis-Shawaab.
SHOHIBBUL TARJIM GUS HISBULLOH AL FATTAH

Minggu, 11 April 2021

Puasa menyehatkan

*Puasa Terbukti Secara Ilmiah Memang Menyehatkan..*

Intelektual dan sastrawan asal Inggris, Sir Rowland George Allanson, mengamati orang-orang muslim Pakistan yang sedang berpuasa. "Sungguh gila orang ini," ujarnya, "di panas terik  seperti ini mereka tidak minum dan tidak makan."

Dia lalu coba-coba ikut berpuasa. Hari pertama dan kedua Allanson merasa amat lelah; kaki dan tangannya gemetar. Hari keempat, dia sudah menikmatinya. Tubuhnya terasa ringan, pikirannya jernih, terbebas dari rangsangan dan keinginan aneh-aneh.

Lantaran penasaran, dia lalu meneliti hakikat puasa seperti yang diajarkan Islam. Allanson kemudian mempelajari dan meneliti al Qur'an. Pada akhirnya, kepuasannya sebagai ilmuwan terpenuhi: dia menemukan kebenaran sejati.!

"Inilah agama yang selama ini aku cari cari," tuturnya. Maka, pada 15 November 1913, dia mengucapkan dua kalimat syahadat dan mengganti namanya menjadi syaikh Rahmatullah al-Farooq. Pengetahuan dan kekagumannya terhadap Islam lantas dia tuangkan dalam buku laris _A Western Awakening to Islam_.

Allanson adalah satu dari banyak ilmuwan yang mengakui dan mendapat manfaat puasa. Para pakar kedokteran membuktikan secara ilmiah puasa itu menyehatkan. Puasa berfungsi untuk detoksifikasi, mengeluarkan racun dari dalam tubuh, meremajakan dan mengganti sel-sel tubuh yang sudah rusak, memperbaiki fungsi hormon dst.

1. Elson M. Haas M.D. direktur Medical Centre of Marin bilang puasa berguna untuk: purifikasi, peremajaan sel-sel, mengistirahatkan organ pencernaan, antiaging, mengurangi alergi, detoksifikasi, relaksasi mental dan emosi serta meningkatkan imunitas tubuh.

2. Dr. Yuri Nikolayev, direktur bagian diet rumah sakit jiwa Moskow, Rusia, menilai kemampuan untuk berpuasa yang mengakibatkan orang ybs menjadi awet muda secara fisik, mental dan spiritual adalah suatu penemuan terbesar abad ini.

3. Dr. Razeen Mahroof dari Oxford, Inggris, menyatakan saat puasa dan tubuh kekurangan makanan, tubuh mulai membakar lemak untuk menghasilkan energi sehingga membantu menurunkan berat badan. Hal itu, ujarnya, akhirnya mengurangi kadar kolesterol, mengurangi resiko diabetes melitus dan tekanan darah tinggi. 

4. Pakar neurosains Prof. dr. Taruna Ikrar PhD, MD, MPharm, menegaskan berpuasa itu menyehatkan otak. "Lewat puasa sebulan penuh, berdasarkan plastilitas, neurogenesis dan fungsional kompensasi, jaringan otak diperbaharui. Terbentuk rute jaringan baru di otak, yang berarti terbentuk pribadi manusia baru secara biologis, psikologis dan fungsional," tutur Taruna, alumnus Fak. Kedokteran Unhas, Makassar, yang kini bekerja sebagai peneliti dan staf akademik pada Fak. Kedokteran Univ. California, AS. 

5. Alvenia N. Fulton, direktur Lembaga Makanan Sehat Fultonia, AS, berpendapat puasa menormalkan fungsi-fungsi kewanitaan dan membentuk kembali keindahan tubuh. Puasa, katanya, adalah cara terbaik memperindah dan mempercantik wanita secara alami.

6. Menurut K.H. Ma'ruf Amin, selain kesehatan fisik, puasa juga berpengaruh pada kesehatan jiwa atau rohani. "Selama puasa kita dilatih untuk mengendalikan hawa nafsu dan keinginan. Orang yang bisa mengendalikan nafsunya maka rohaninya akan sehat," paparnya.

7. Bapak Kedokteran Dunia Ibnu Sina (Avicienna, 980-1037 M), mewajibkan setiap pasien yang datang kepadanya untuk berpuasa selama 3 minggu. Dia bilang puasa merupakan terapi yang efektif dan murah dalam upaya menyembuhkan penyakit.

8. Ilmuwan Prancis, Gounelle Pye, menyebut hampir 80 persen penyakit yang terkait dengan fermentasi makanan di usus dapat diobati melalui puasa. Ia menggarisbawahi satu bulan sebagai kesempatan yang baik untuk melepaskan beban sistem pencernaan dari semua zat sampah yang menumpuk di perut selama 11 bulan.

9. Dalam buku _Man The Unknown Creature_, Dr Alexis Carrel menulis, "Puasa mengarahkan gula darah ke hati, sehingga melepaskan lemak hipodermik dari hati, kelenjar dan otot untuk dikonsumsi oleh tubuh." Dia juga mencatat bahwa setelah kelaparan, kelemahan, atau agitasi, puasa akan mencuci semua jaringan tubuh, mengaktifkannya untuk menjaga keseimbangan internal tubuh.

Mudah-mudahan selama Ramadhan ini, dengan imanan wahtisaban, kita bisa menjalani puasa sebulan penuh tanpa halangan apa pun: Semua amal ibadah kita diterima Allah SWT. Menjadi insan Islam yang bertakwa. Makin mampu mengekang diri dan tambah empati. Mendapatkan pahala yg besar, diampuni semua dosa-dosa. Kita menjadi sehat wal afiat, fisik, mental dan spiritual. Aamiinn.. 

Fisik, mental dan spiritual yang sehat jauh lebih penting dan jauh lebih berharga dibanding dunia seisinya. Dengan vaksinasi dan puasa, semoga kita terhindar dari penularan Covid-19. *(nh)* ***

_(Diolah dari berbagai sumber)_.

Kamis, 08 April 2021

Dalil Tahlilan

~•~ D A L I L  T A H L I L A N ~•~

Dalil tahlilan kok golek ing kitab Hindu ?
Ini dalilnya simak baik² !
 3 hari
 7 hari
25 hari 
40 hari
100 hari
1000 Hari

Tak henti-hentinya Wahabi Salafi menyalahkan Amaliyah ASWAJA, khususnya di Indonesia ini, Salah satu yang paling sering juga mereka fitnah adalah Tahlilan yang menurutnya tidak berdasarkan Dalil bahkan dianggap rujukannya dari kitab Agama Hindu, 
Untuk itu, kali ini saya tunjukkan Dalil-Dalil Tahlilan 3, 7, 25, 40, 100, Setahun & 1000 Hari dari Kitab Ulama Ahlussunnah wal Jamaah, bukan kitab dari agama hindu sebagaimana tuduhan fitnah kaum WAHABI.

ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ : ﺍﻟﺪﻋﺎﺀ ﻭﺍﻟﺼﺪﻗﺔ ﻫﺪﻳﺔ ﺇﻟﻰﺍﻟﻤﻮتى

Rasulullah saw bersabda: “Doa dan shodaqoh itu hadiah kepada mayyit.”

ﻭﻗﺎﻝ ﻋﻤﺮ : ﺍﻟﺼﺪﻗﺔ ﺑﻌﺪ ﺍﻟﺪﻓن ﺛﻮﺍﺑﻬﺎ ﺇﻟﻰ ﺛﻼﺛﺔ ﺃﻳﺎﻡ ﻭﺍﻟﺼﺪﻗﺔ ﻓﻰ ﺛﻼﺛﺔ ﺃﻳﺎﻡ ﻳﺒﻘﻰ ﺛﻮﺍﺑﻬﺎ ﺇﻟﻰ ﺳﺒﻌﺔ ﺃﻳﺎﻡ ﻭﺍﻟﺼﺪﻗﺔ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﺴﺎﺑﻊ ﻳﺒﻘﻰ ﺛﻮﺍﺑﻬﺎ ﺇﻟﻰ ﺧﻤﺲ ﻭﻋﺸﺮﻳﻦ ﻳﻮﻣﺎ ﻭﻣﻦ ﺍﻟﺨﻤﺲ ﻭﻋﺸﺮﻳﻦ ﺇﻟﻰ ﺃﺭﺑﻌﻴﻦ ﻳﻮﻣﺎ ﻭﻣﻦ ﺍﻷﺭﺑﻌﻴﻦ ﺇﻟﻰ ﻣﺎﺋﺔ ﻭﻣﻦ ﺍﻟﻤﺎﺋﺔ ﺇﻟﻰ ﺳﻨﺔ ﻭﻣﻦ ﺍﻟﺴﻨﺔ ﺇﻟﻰ ﺃﻟﻒ عام (الحاوي للفتاوي ,ج:۲,ص: ١٩٨

Berkata Umar: “Shodaqoh setelah kematian maka pahalanya sampai tiga hari,
dan shodaqoh dalam tiga hari akan tetap kekal pahalanya sampai tujuh hari, 
dan shodaqoh di hari ke tujuh akan kekal pahalanya sampai 25 hari,
dan dari pahala 25 sampai 40 harinya,
lalu sedekah dihari ke-40 akan kekal hingga 100 hari, 
dan dari 100 hari akan sampai kepada satu tahun,
dan dari satu tahun sampailah kekalnya pahala itu hingga 1000 hari.”
Referensi : (Al-Hawi lil Fatawi Juz 2 Hal 198)

Jumlah-jumlah harinya (3, 7, 25, 40, 100, setahun & 1000 hari) jelas ada dalilnya, sejak kapan agama Hindu ada Tahlilan ?

Berkumpul ngirim doa adalah bentuk Shodaqoh buat mayyit.

ﻓﻠﻤﺎ ﺍﺣﺘﻀﺮ ﻋﻤﺮ ﺃﻣﺮ ﺻﻬﻴﺒﺎ ﺃﻥ ﻳﺼﻠﻲ ﺑﺎﻟﻨﺎﺱ ﺛﻼﺛﺔ ﺃﻳﺎﻡ ، ﻭﺃﻣﺮ ﺃﻥ ﻳﺠﻌﻞ ﻟﻠﻨﺎﺱ ﻃﻌﺎما، ﻓﻴﻄﻌﻤﻮﺍ ﺣﺘﻰ ﻳﺴﺘﺨﻠﻔﻮﺍ ﺇﻧﺴﺎﻧﺎ ، ﻓﻠﻤﺎ ﺭﺟﻌﻮﺍ ﻣﻦ ﺍﻟﺠﻨﺎﺯﺓ ﺟﺊ ﺑﺎﻟﻄﻌﺎﻡ ﻭﻭﺿﻌﺖ ﺍﻟﻤﻮﺍﺋﺪ ! ﻓﺄﻣﺴﻚ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻋﻨﻬﺎ ﻟﻠﺤﺰﻥ ﺍﻟﺬﻱ ﻫﻢ ﻓﻴﻪ ، ﻓﻘﺎﻝ ﺍﻟﻌﺒﺎﺱ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻤﻄﻠﺐ : ﺃﻳﻬﺎ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺇﻥ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻗﺪ ﻣﺎﺕ ﻓﺄﻛﻠﻨﺎ ﺑﻌﺪﻩ ﻭﺷﺮﺑﻨﺎ ﻭﻣﺎﺕ ﺃﺑﻮ ﺑﻜﺮ ﻓﺄﻛﻠﻨﺎ ﺑﻌﺪﻩ ﻭﺷﺮﺑﻨﺎ ﻭﺇﻧﻪ ﻻﺑﺪ ﻣﻦ ﺍﻻﺟﻞ ﻓﻜﻠﻮﺍ ﻣﻦ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻄﻌﺎﻡ ، ﺛﻢ ﻣﺪ ﺍﻟﻌﺒﺎﺱ ﻳﺪﻩ ﻓﺄﻛﻞ ﻭﻣﺪ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺃﻳﺪﻳﻬﻢ ﻓﺄﻛﻠﻮﺍ

Ketika Umar menjelang wafatnya, ia memerintahkan pada Shuhaib untuk memimpin shalat, dan memberi makan para tamu selama 3 hari hingga mereka memilih seseorang, maka ketika hidangan–hidangan ditaruhkan, orang – orang tak mau makan karena sedihnya, maka berkatalah Abbas bin Abdulmuttalib : 
"Wahai hadirin.. sungguh telah wafat Rasulullah saw dan kita makan dan minum setelahnya, lalu wafat Abu bakar dan kita makan dan minum sesudahnya, dan ajal itu adalah hal yang pasti, maka makanlah makanan ini !”
lalu beliau mengulurkan tangannya dan makan, maka orang–orang pun mengulurkan tangannya masing–masing dan makan.

Referensi: [Al Fawaidussyahiir Li Abi Bakar Assyafii juz 1 hal 288, Kanzul ummaal fii sunanil aqwaal wal af’al Juz 13 hal 309, Thabaqat Al Kubra Li Ibn Sa’d Juz 4 hal 29, Tarikh Dimasyq juz 26 hal 373, Al Makrifah wattaarikh Juz 1 hal 110].

Kemudian dalam kitab Imam As Suyuthi, Al-Hawi li al-Fatawi:

ﻗﺎﻝ ﻃﺎﻭﻭﺱ : ﺍﻥ ﺍﻟﻤﻮﺗﻰ ﻳﻔﺘﻨﻮﻥ ﻓﻲ ﻗﺒﻮﺭﻫﻢ ﺳﺒﻌﺎ ﻓﻜﺎﻧﻮﺍ ﻳﺴﺘﺤﺒﻮﻥ ﺍﻥ ﻳﻄﻌﻤﻮﺍ ﻋﻨﻬﻢ ﺗﻠﻚ ﺍﻻﻳﺎﻡ

Imam Thawus berkata: “Sungguh orang-orang yang telah meninggal dunia difitnah dalam kuburan mereka selama tujuh hari, maka mereka (sahabat) gemar menghidangkan makanan sebagai ganti dari mereka yang telah meninggal dunia pada hari-hari tersebut.”

ﻋﻦ ﻋﺒﻴﺪ ﺑﻦ ﻋﻤﻴﺮ ﻗﺎﻝ : ﻳﻔﺘﻦ ﺭﺟﻼﻥ ﻣﺆﻣﻦ ﻭﻣﻨﺎﻓﻖ , ﻓﺎﻣﺎ ﺍﻟﻤﺆﻣﻦ ﻓﻴﻔﺘﻦ ﺳﺒﻌﺎ ﻭﺍﻣﺎﺍﻟﻤﻨﺎﻓﻖ ﻓﻴﻔﺘﻦ ﺍﺭﺑﻌﻴﻦ ﺻﺒﺎﺣﺎ

Dari Ubaid bin Umair ia berkata: “Dua orang yakni seorang mukmin dan seorang munafiq memperoleh fitnah kubur. Adapun seorang mukmin maka ia difitnah selama tujuh hari, sedangkan seorang munafiq disiksa selama empat puluh hari.”

Dalam tafsir Ibn Katsir (Abul Fida Ibn Katsir al Dimasyqi Al Syafi’i) 774 H beliau mengomentari ayat 39 surah an Najm (IV/236: Dar el Quthb), beliau mengatakan Imam Syafi’i berkata bahwa tidak sampai pahala itu, tapi di akhirnya beliau berkomentar lagi

ﻓﺄﻣﺎ ﺍﻟﺪﻋﺎﺀ ﻭﺍﻟﺼﺪﻗﺔ ﻓﺬﺍﻙ ﻣﺠﻤﻊ ﻋﻠﻰ ﻭﺻﻮﻟﻬﻤﺎ ﻭﻣﻨﺼﻮﺹ ﻣﻦ ﺍﻟﺸﺎﺭﻉ ﻋﻠﻴﻬﻤﺎ

Bacaan alquran yang dihadiahkan kepada mayit itu sampai, Menurut Imam Syafi’i pada waktu beliau masih di Madinah dan di Baghdad, qaul beliau sama dengan Imam Malik dan Imam Hanafi, bahwa bacaan al-Quran tidak sampai ke mayit, Setelah beliau pindah ke mesir, beliau ralat perkataan itu dengan mengatakan bacaan alquran yang dihadiahkan ke mayit itu sampai dengan ditambah berdoa “Allahumma awshil.…dst.”, lalu murid beliau Imam Ahmad dan kumpulan murid2 Imam Syafi’i yang lain berfatwa bahwa bacaan alquran sampai.

Pandangan Hanabilah, Taqiyuddin Muhammad ibnu Ahmad ibnu Abdul Halim (yang lebih populer dengan julukan Ibnu Taimiyah dari madzhab Hambali) menjelaskan :

ﺍَﻣَّﺎ ﺍﻟﺼَّﺪَﻗَﺔُ ﻋَﻦِ ﺍﻟْﻤَﻴِّﺖِ ﻓَـِﺎﻧَّﻪُ ﻳَﻨْـﺘَـﻔِﻊُ ﺑِﻬَﺎ ﺑِﺎﺗِّـﻔَﺎﻕِ ﺍﻟْﻤُﺴْﻠِﻤِﻴْﻦَ. ﻭَﻗَﺪْ ﻭَﺭَﺩَﺕْ ﺑِﺬٰﻟِﻚَ ﻋَﻦِ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪ ُﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺍَﺣَﺎ ﺩِﻳْﺚُ ﺻَﺤِﻴْﺤَﺔٌ ﻣِﺜْﻞُ ﻗَﻮْﻝِ ﺳَﻌْﺪٍ ( ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮْﻝَ ﺍﻟﻠﻪِ ﺍِﻥَّ ﺍُﻣِّﻲْ ﺍُﻓْﺘـُﻠِﺘـَﺖْ ﻧَﻔْﺴُﻬَﺎ ﻭَﺍَﺭَﺍﻫَﺎ ﻟَﻮْ ﺗَـﻜَﻠَّﻤَﺖْ ﺗَﺼَﺪَّﻗَﺖْ ﻓَﻬَﻞْ ﻳَﻨْـﻔَـﻌُﻬَﺎ ﺍَﻥْ ﺍَﺗَـﺼَﺪَّﻕَ ﻋَﻨْﻬَﺎ ؟ ﻓَﻘَﺎﻝَ: ﻧَـﻌَﻢْ , ﻭَﻛَﺬٰﻟِﻚَ ﻳَـﻨْـﻔَـﻌُﻪُ ﺍﻟْﺤَﺞُّ ﻋَﻨْﻪُ ﻭَﺍْﻻُ ﺿْﺤِﻴَﺔُ ﻋَﻨْﻪُ ﻭَﺍﻟْﻌِﺘْﻖُ ﻋَﻨْﻪُ ﻭَﺍﻟﺪُّﻋَﺎﺀُ ﻭَﺍْﻻِﺳْﺘِـْﻐﻒُﺭﺍَ ﻟَﻪُ ﺑِﻼَ ﻧِﺰﺍَﻉٍ ﺑَﻴْﻦَ ﺍْﻷَﺋِﻤَّﺔِ .

“Adapun sedekah untuk mayit, maka ia bisa mengambil manfaat berdasarkan kesepakatan umat Islam, semua itu terkandung dalam beberapa hadits shahih dari Nabi Saw. seperti perkataan sahabat Sa’ad “Ya Rasulallah sesungguhnya ibuku telah wafat, dan aku berpendapat jika ibuku masih hidup pasti ia bersedekah, apakah bermanfaat jika aku bersedekah sebagai gantinya?” maka Beliau menjawab “Ya”, begitu juga bermanfaat bagi mayit: haji, qurban, memerdekakan budak, do’a dan istighfar kepadanya, yang ini tanpa perselisihan di antara para imam”.

Referensi : (Majmu’ al-Fatawa: XXIV/314-315)

Ibnu Taimiyah juga menjelaskan perihal diperbolehkannya menyampaikan hadiah pahala shalat, puasa dan bacaan al-Qur’an kepada mayyit

ﻓَﺎِﺫَﺍ ﺍُﻫْﺪِﻱَ ﻟِﻤَﻴِّﺖٍ ﺛَﻮَﺍﺏُ ﺻِﻴﺎَﻡٍ ﺍَﻭْ ﺻَﻼَﺓٍ ﺍَﻭْ ﻗِﺮَﺋَﺔٍ ﺟَﺎﺯَ ﺫَﻟِﻚَ

Artinya: “jika saja dihadiahkan kepada mayit pahala puasa, pahala shalat atau pahala bacaan (al-Qur’an / kalimah thayyibah) maka hukumnya diperbolehkan”.

Referensi : (Majmu’ al-Fatawa: XXIV/322)

Al-Imam Abu Zakariya Muhyiddin Ibn al-Syarof, dari madzhab Syafi’i yang terkenal dengan panggilan Imam Nawawi menegaskan;

ﻳُﺴْـﺘَـﺤَﺐُّ ﺍَﻥْ ﻳَـﻤْﻜُﺚَ ﻋَﻠﻰَ ﺍْﻟﻘَﺒْﺮِ ﺑَﻌْﺪَ ﺍﻟﺪُّﻓْﻦِ ﺳَﺎﻋَـﺔً ﻳَﺪْﻋُﻮْ ﻟِﻠْﻤَﻴِّﺖِ ﻭَﻳَﺴْﺘَﻐْﻔِﺮُﻝُﻩَ. ﻧَـﺺَّ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺍﻟﺸَّﺎﻓِﻌِﻰُّ ﻭَﺍﺗَّﻔَﻖَ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺍْﻻَﺻْﺤَﺎﺏُ ﻗَﺎﻟﻮُﺍ: ﻳُﺴْـﺘَـﺤَﺐُّ ﺍَﻥْ ﻳَـﻘْﺮَﺃَ ﻋِﻨْﺪَﻩُ ﺷَﻴْﺊٌ ﻣِﻦَ ﺍْﻟﻘُﺮْﺃَﻥِ ﻭَﺍِﻥْ خَتَمُوْا اْلقُرْآنَ كَانَ اَفْضَلَ ) المجموع جز 5 ص 258(

“Disunnahkan untuk diam sesaat di samping kubur setelah menguburkan mayit untuk mendo’akan dan memohonkan ampunan kepadanya”, pendapat ini disetujui oleh Imam Syafi’i dan pengikut-pengikutnya, dan bahkan pengikut Imam Syafi’i mengatakan “sunnah dibacakan beberapa ayat al-Qur’an di samping kubur si mayit, dan lebih utama jika sampai mengha tamkan al-Qur’an”.

Selain paparannya di atas Imam Nawawi juga memberikan penjelasan yang lain seperti tertera di bawah ini;

ﻭَﻳُـﺴْـﺘَﺤَﺐُّ ﻟِﻠﺰَّﺍﺋِﺮِ ﺍَﻥْ ﻳُﺴَﻠِّﻢَ ﻋَﻠﻰَ ﺍْﻟﻤَﻘَﺎﺑِﺮِ ﻭَﻳَﺪْﻋُﻮْ ﻟِﻤَﻦْ ﻳَﺰُﻭْﺭُﻩُ ﻭَﻟِﺠَﻤِﻴْﻊِ ﺍَﻫْﻞِ ﺍْﻟﻤَﻘْﺒَﺮَﺓِ. ﻭَﺍْﻻَﻓْﻀَﻞُ ﺍَﻥْ ﻳَﻜُﻮْﻥَ ﺍﻟﺴَّﻼَﻡُ ﻭَﺍﻟﺪُّﻋَﺎﺀُ ﺑِﻤَﺎ ﺛَﺒـَﺖَ ﻣِﻦَ ﺍْﻟﺤَﺪِﻳْﺚِ ﻭَﻳُﺴْـﺘَـﺤَﺐُّ ﺍَﻥْ ﻳَﻘْﺮَﺃَ ﻣِﻦَ ﺍْﻟﻘُﺮْﺃٰﻥِ ﻣَﺎ ﺗَﻴَﺴَّﺮَ ﻭَﻳَﺪْﻋُﻮْ ﻟَﻬُﻢْ ﻋَﻘِﺒَﻬَﺎ ﻭَﻧَﺺَّ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺍﻟﺸَّﺎِﻓﻌِﻰُّ ﻭَﺍﺗَّﻔَﻖَ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺍْﻻَﺻْﺤَﺎﺏُ. (ﺍﻟﻤﺠﻤﻮﻉ ﺟﺰ 5 ص 258 )

“Dan disunnahkan bagi peziarah kubur untuk memberikan salam atas (penghuni) kubur dan mendo’akan kepada mayit yang diziarahi dan kepada semua penghuni kubur, salam dan do’a itu akan lebih sempurna dan lebih utama jika menggunakan apa yang sudah dituntunkan atau diajarkan dari Nabi Muhammad Saw. dan disunnahkan pula membaca al-Qur’an semampunya dan diakhiri dengan berdo’a untuknya, keterangan ini dinash oleh Imam Syafi’i (dalam kitab al-Um) dan telah disepakati oleh pengikut-pengikutnya”.

Referensi : (al-Majmu’ Syarh al-Muhadzab, V/258)

Al-‘Allamah al-Imam Muwaffiquddin ibn Qudamah dari madzhab Hambali mengemukakan pendapatnya, juga pendapat Imam Ahmad bin Hanbal

ﻗَﺎﻝَ : ﻭَﻻَ ﺑَﺄْﺱَ ﺑِﺎﻟْﻘِﺮﺍَﺀَﺓِ ﻋِﻨْﺪَ ﺍْﻟﻘَﺒْﺮِ . ﻭَﻗَﺪْ ﺭُﻭِﻱَ ﻋَﻦْ ﺍَﺣْﻤَﺪَ ﺍَﻧَّـﻪُ ﻗَﺎﻝَ: ﺍِﺫﺍَ ﺩَﺧَﻠْﺘﻢُ ﺍﻟْﻤَﻘَﺎﺑِﺮَ ﺍِﻗْﺮَﺋُﻮْﺍ ﺍَﻳـَﺔَ ﺍْﻟﻜُـْﺮﺳِﻰِّ ﺛَﻼَﺙَ ﻣِﺮَﺍﺭٍ ﻭَﻗُﻞْ ﻫُﻮَ ﺍﻟﻠﻪ ُﺍَﺣَﺪٌ ﺛُﻢَّ ﻗُﻞْ ﺍَﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺍِﻥَّ ﻓَﻀْﻠَﻪُ ِﻷَﻫْﻞِ ﺍﻟْﻤَﻘَﺎﺑِﺮِ .

Artinya “al-Imam Ibnu Qudamah berkata: tidak mengapa membaca (ayat-ayat al-Qur’an atau kalimah tayyibah) di samping kubur, hal ini telah diriwayatkan dari Imam Ahmad ibn Hambal bahwasanya beliau berkata: Jika hendak masuk kuburan atau makam, bacalah Ayat Kursi dan Qul Huwa Allahu Akhad sebanyak tiga kali kemudian iringilah dengan do’a: Ya Allah keutamaan bacaan tadi aku peruntukkan bagi ahli kubur.

Referensi : (al-Mughny II/566)

Dalam kitab al Adzkar dijelaskan lebih spesifik lagi seperti di bawah ini :

ﻭَﺫَﻫَﺐَ ﺍَﺣْﻤَﺪُ ْﺑﻦُ ﺣَﻨْﺒَﻞٍ ﻭَﺟَﻤَﺎﻋَﺔٌ ﻣِﻦَ ﺍْﻟﻌُﻠَﻤَﺎﺀِ ﻭَﺟَﻤَﺎﻋَﺔٌ ﻣِﻦْ ﺍَﺻْﺤَﺎﺏِ ﺍﻟﺸَّﺎِﻓـِﻌﻰ ﺍِﻟﻰَ ﺍَﻧـَّﻪُ ﻳَـﺼِﻞ
Imam Ahmad ibn hambal dan sebagian ulama pengikutnya, dan juga golongan ulama Syafi'iyyah berpendapat "bahwa apa yang dikirimkan kepada mayyit itu sampai kepadanya.
والله أعلم
#TahlilanSesuaiSyariat
#NgajiCerdas
#DakwahSantriMilenial

Sabtu, 03 April 2021

Jangan salah memahami Gerakan Islam di Indonesia



Laili Al-Fadhil


Begini ya bapack-bapack yang kami hormati, bagi J4D alias ngisiser itu, seluruh organisasi Islam di Indonesia yang pro aksi-demonstrasi, baik itu 4II atau 212 sudah dianggap murtad.

Secara madzhab akidah, FP1 adalah Asy'ariyyah yang dianggap Ahli Bid'ah oleh J4D ngisiser. Jadi, pahami baik-baik peta kelompok-kelompok Islam tersebut supaya tidak asal gebyah-uyah.

Kelompok berlabel "Salafy" saja sudah banyak variannya. Ada yang berafiliasi pada Rodja, ada yang berafiliasi pada RII, ada yang berafiliasi pada Ust Zul, Ust Abu Turob, dll. Dan penting untuk diketahui bahwa di antara mereka saling menganggap kelompok lainnya bukan salafy, bahkan saling menganggap satu dengan lainnya adalah Ahli Bid'ah, jadi tidak bisa di-gebyah-uyah.

Ada lagi kelompok-kelompok yang bercorak Salafy, dalam artian mengambil pendapat Ibn Taymiyyah, Ibn Al-Qayyim dan ulama-ulama Saudi, namun lebih lunak dalam berinteraksi terhadap sesama muslim, dan bahkan mendirikan organisasi resmi, dimana organisasi seperti ini dinilai sebuah bid'ah oleh kelompok-kelompok salafy yang disebut pada paragraf sebelumnya. Sebut saja misalnya Hasmi, Wahdah, dll. Namun, karena itu pula kelompok-kelompok ini sudah tidak lagi dianggap Salafy oleh kelompok-kelompok Salafy yang disebut di paragraf sebelumnya. 

Kemudian ada juga PKS yang banyak mengambil pemikiran Ikhwanul Muslimin di Mesir. Mereka ini sudah tidak bisa digolongkan ke dalam varian salafy. Karena walaupun pemikiran Ibn Taymiyyah dan Ibn Al-Qayyim menjadi sebagian rujukannya, namun mereka tidak membatasi diri dengan kedua tokoh tersebut, bahkan pemikiran tokoh lainnya yang dinilai sedikit bertolak belakang juga diambil, seperti misalnya Al-Ghazali. Karenanya tidak heran dalam sebagian masalah, mereka cukup bertolak belakang dengan salafy, misalnya dalam masalah pendefinisian Bid'ah. PKS mengambil pemikiran Hasan Al-Banna yang menilai bahwa bid'ah pada perkara-perkara yang dalilnya mutlak, tidak dinilai sesat, baik itu berupa bid'ah idhâfiyyah, bid'ah tarkiyyah, atau bid'ah iltizâm. Hasan Al-Banna juga termasuk tokoh yang menilai bahwa tawassul dalam berdoa bukanlah perkara akidah, berbeda dengan keumuman Salafy. 

Oleh karena itu, tidak heran bila kemudian saat wafatnya eks Ketua Majelis Syura PKS, Ust Hilmi Aminuddin, di kantor DPP PKS diadakan tahlilan, yang jelas-jelas dianggap bid'ah-mungkar oleh kelompok Salafy. 

Kemudian dalam masalah politik praktis, salafy cenderung tidak ingin ikut campur dalam politik praktis. Kemumuman mereka memgharamkan pendirian partai politik, mengharamkan aksi demonstrasi, mengharamkan kritik terhadap pemerintah, dan mengharamkan sikap oposisi. Jelas semua itu bertolak belakang dengan PKS.

Berikutnya adalah HT1, yang walaupun secara organisasi telah dibubarkan, namun kita tidak bisa memungkiri bahwa pemikiran mereka masih terus berkembang. HT1 sama sekali tidak memiliki hubungan apapun dengan Salafy, bahkan HT termasuk kelompok yang sangat bertolak belakang Salafy. Hal ini disebabkan, HT menilai bahwa gerakan Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab (MBAW), yang merupakan tokoh sentral Salafy, saat menentang Turki Utsmani sebagai pemberontak, sehingga gerakan MBAW ini bukanlah gerakan syar'i, mereka adalah penentang Kekhalifahan yang sah.

Di sisi lain, Salafy menilai bahwa gerakan MBAW adalah gerakan pembaruan dan pemurnian ajaran Islam, bahkan di mata sebagian aktivis Salafy, gerakan penentangan terhadap Turki Utsmani dinilai sebagai sebuah gerakan tauhid melawan kemusyrikan.

Bagaimana hubungan HT1 dengan PKS? Tidak selalu harmonis, mengapa? Karena HT1 menilai demokrasi adalah produk kufur yang seorang muslim haram hukumnya masuk berkecimpung di dalamnya, sedangkan PKS justru "menikmati demokrasi" dengan aktivitas kepartaiannya. Dua hal yang sangat bertolak belakang.

Lalu bagaimana dengan FP1 dan JAD?

FP1 merupakan organisasi lokal yang secara corak keagamaan sangat mirip dengan NU, kalau tidak mau dikatakan sama. Bedanya, FP1 memilih jalan nahi mungkar sebagai salah satu jalan utama mereka. Berbeda dengan NU yang lebih memilih pendekatan kultural dalam berdakwah. Serupa tapi tak sama juga adalah Jamaah Tabligh. Secara akidah, NU-FP1-Tabligh sama-sama penganut Asy'ariyyah, demikian pula secara amaliyah fiqih yang secara umum menganut Syâfi'iyyah, kecuali sebagian Tabligh yang memilih Hanafiyyah karena banyak bersentuhan dengan guru-guru mereka di BIP (Bangladesh, India, dan Pakistan).

Oleh karena itu, dapat kita lihat NU-FP1-Tabligh itu sama-sama Tahlilan, Yasinan, qunutan, tawassulan, shalawatan. Makanya, para tokoh dan Kiyainya pun hampir tidak kelihatan bedanya. Sama-sama pakai jubah putih, pakai imamah, dan pakai sorban. 

Corak keagamaan yang sedikit berbeda justru tampak dari Muhammadiyah dan Persis, walaupun keduanya sama-sama gerakan lokal, sama seperti NU dan yang lain, namun corak gerakan Muhammadiyah dan Persis tidak benar-benar sama dengan NU.

Secara dasar-dasar akidah mungkin sama, karena ketiganya mempelajari sifat 20 yang menjadi ciri khas Asy'ariyyah. Namun, di Persis khususnya, kajian-kajian akidah yang bercorak Salafy pun dilahapnya. Namun, apakah dengan hal tersebut, Persis dan juga Muhammadiyah dapat disebut sebagai bagian dari salafy?

Jawabannya tentu saja tidak, karena corak Muhammadiyah dan Persis cukup banyak perbedaan apabila dibandingkan dengan Salafy. Sebut saja misalnya rujukan mereka yang sudah berbeda. Keumuman Salafy menjadi Ibn Taymiyyah, Ibn Al-Qayyim, dan Syaikh MBAW sebagai rujukan sentral mereka, baik dalam masalah akidah ataupun fikih. Sedangkan bagi Persis dan Muhammadiyah, walaupun pemikiran mereka dikaji dalam diskursus ilmiah, namun tidak pernah menjadikan mereka sebagai rujukan sentral. Karenanya kita akan temukan banyak sekali fatwa-fatwa Muhammadiyah dan Persis yang tidak sejalan dengan Salafy.

Sebagai contoh adalah masalah musik, bagi Muhammadiyah dan Persis, musik tidak haram secara mutlak, sedangkan bagi Salafy musik dinilai haram. Kemudian permasalahan isbal, bagi Muhammadiyah dan Persis, isbal tidaklah haram, sedangkan bagi Salafy, isbal dihukumi haram.

Kemudian bersikap oposisi dan mengkritik pemerintah, serta aksi demonstrasi, Muhammadiyah dan Persis tidak menghukumi haram secara mutlak aktivitas-aktivitas tersebut. Sedangkan bagi Salafy, seluruh aktivitas tersebut adalah haram, karena bagi mereka pemerintah adalah ulil amri yang sah dan tidak boleh dikritik di depan umum.

Cara menentukan awal bulan Ramadhan pun berbeda, Muhammadiyah dan Persis menganut hisab, dengan sedikit perbedaan antara wujûdul hilal dan imkânur ru'yah, sedangkan Salafy sama dengan NU yang menganut ru'yatul hilal. Demikian pula amalan shalat tarawih yang antara Muhammadiyah, Persis, Salafy, dan NU akan tampak perbedaannya.

Persis melaksanakan shalat tarawih 4 rakaat 4 rakaat 11 rakaat, secara umum mirip dengan Muhammadiyah, namun sebagian Muhammadiyah menggunakan tahiyat awal. Adapun keumuman Salafy di Indonesia melaksanakannya 2 rakaat 2 rakaat 11 rakaat, sedangkan NU melaksanakannya 2 rakaat 2 rakaat 23 rakaat. 

Adapun J4D yang merupakan pendukung fanatik ngisis, memiliki corak dasar yang mirip dengan Salafy, mereka banyak mengambil pemikiran Ibn Taymiyyah dan MBAW, bahkan kitab Ad-Durar As-Saniyyah yang disusun oleh para ulama Nejd (generasi kedua dan ketiga dari estafet gerakan MBAW), dinilai menjadi rujukan sentral mereka. Makanya, tidak heran apabila salah satu tokoh ngisiser di Indonesia, Aman Abdurrahman, dalam buku-bukunya penuh sekali dengan kutipan dari kitab Ad-Durar.

Apabila kita menarik garis di awal kemunculannya, maka gerakan semisal pernah muncul di beberapa negara. Misalnya di Mesir, beberapa orang eks Ikhwanul Muslimin yang bersentuhan dengan pemikiran Salafy, seolah-olah menggabungkan pemikiran Sayyid Quthb dan MBAW dalam sebuah amal yang mereka nilai adalah amal yang tepat. Mereka kemudian membentuk organisasi yang oleh orang-orang dikenal dengan Jamaah Takfir wal Hijrah.

Pemikiran Sayyid Quthb yang revolusioner, ditambah dengan kepingan-kepingan fatwa MBAW, dan terutama Ad-Durar, dilahap oleh para aktivis, yang kebanyakan di antara mereka bergerak dan beraktivitas tanpa bimbingan ulama. Selain itu, mereka juga berhadapan dengan rezim yang non koperatif, sehingga apa yang mereka kaji di kitab seakan-akan bertemu langsung dengan kenyataan bahwa mereka layaknya Musa yang bertemu Fir'aun, akhirnya pemikiran itupun melesat dengan cepat dan berkembang di kalangan para aktivis, terutama di medan-medan jihad. 

Akhirnya, sejak meletus jihad Irak kemudian Suriah, mereka terpolarisasi pada satu kutub yang terkumpul dalam Daulah Islam Irak dan Syam yang pada kondisi terakhir mengubah menjadi Daulah Islam saja (tanpa tambahan Irak dan Syam).

Bagaimana pemikiran mereka?

Mereka memiliki corak pemikiran revolusioner khas Sayyid Quhtb, dan bersamaan dengan itu memiliki keyakinan dan akidah yang tergambar dalam Ad-Durar. Mereka menilai bahwa kebanyakan manusia hari ini adalah manusia jahliyyah. Mereka menilai bahwa pimpinan-pimpinan negara hari ini adalah para thaghut yang serupa dengan Fir'aun, karena tidak melaksanakan hukum-hukum Allâh. Bahkan, mereka tidak mengecualikan pimpinan-pimpinan negeri kaum muslimin, seperti Saudi Arabia, Brunei, dan lain sebagainya, bagi mereka seluruh pimpinan tersebut telah kafir. Orang yang membantu mereka dari kalangan menteri, kepolisian, dan aparat pemerintah pun telah dinilai kafir.

Mereka menilai organisasi ataupun partai politik yang terlibat dalam proses demokrasi telah kafir. Mereka menilai orang-orang yang berjalan mengikuti alur demokrasi telah kafir.

Mereka menganggap bahwa Salafy yang telah disebutkan sebelumnya sebagai murjiah-jahmiyyah, bahkan sebagian tokoh Salafy telah dianggap murtad.

Mereka menganggap bahwa NU telah terjerumus dalam kemusyrikan karena menghalalkan tawassul dan istighatsah.

Mereka menganggap bahwa para petinggi PKS telah murtad karena mengikuti aktivitas demokrasi. Bahkan, mereka menganggap aktivis 4II, 2I2, itu semuanya keluar dari Islam karena mengikuti alur demokrasi. Artinya, FP1, Muhamamdiyah, Persis, dan organisasi-organisasi lainnya telah dinilai keluar dari Islam. 

Mereka juga menganggap bahwa HT1 merupakan alran sesat dan menyimpang karena dinilai sebagai mu'tazilah. 

Demikianlah pandangan mereka para fanatikus ngisis. Maka, bagaimana mungkin mereka akan disamakan dengan kelompok-kelompok Islam yang lain?

Tidak ada yang bebas dari vonis takfir dan tabdi mereka. Kami sendiri tidak terlalu heran apabila aktivitas-aktivitas mereka tampak di luar nalar, dan tentu saja menyambung-nyambungkan aktivitas mereka dengan kelompok-kelompok Islam yang telah disebutkan sebelumnya adalah komedi yang sangat tidak lucu, saudara.

- Laili Al-Fadhli - 

NB:
- Postingan ini bukan bermaksud memperuncing perbedaan di antara kelompok, namun lebih kepada pemetaan setiap kelompok agar lebih jelas.
- Perbedaan-perbedaan yang ada pada setiap kelompok hendaknya tidak menimbulkan permusuhan, karena perbedaan adalah keniscayaan, yang terpenting selalu disikapi dengan kedewasaan.
- Bersatunya umat Islam tidak mesti dengan menyamakan seluruh persepsi dan pemikiran, namun senantiasa diredam dengan toleransi dan kedewasaan.
- Boleh berbeda, tidak boleh berpecah. Bârakallâhu Fîkum.