YAUMUL IJTIMA' MWC NU BINONG, MINGGU, 29 JANUARI 2017, PUKUL 08.00 - 12.00 WIB, TEMPAT MASJID JAMI AL-MUWAHHIDIN KP. PAWELUTAN DESA CITRAJAYA

Senin, 28 Desember 2020

Pedoman Hidup Penyejuk Hati

75 Dawuh Bunyai Penyejuk Jiwa, Pedoman Hidup dan Modal Dakwah yang Santun

Menurut KH. Husein Muhammad, dalam bukunya yang berjudul Perempuan Ulama di Atas Panggung Sejarah, sebagai pewaris nabi, tugas bunyai atau ulama perempuan Bersama ulama laki-laki ialah melanjutkan misi-misi profetik, menyebarkan ilmu pengetahuan, membebaskan manusia dari system penghambaan kepada selain Allah SWT., melakukan amar makruf dan nahi mungkar, memanusiakan semua manusia, dan menyempurnakan akhlaq mulia demi mewujudkan visi kerahmatan semesta (rahmatan lil ‘alamin).

Berikut adalah Nasehat-Nasehat singkat atau Dawuh Bunyai Penyejuk Jiwa, bisa dijadikan pedoman hidup, dan juga dijadikan modal berdakwah yang santun dan sejuk :

“Ketika sudah pulang dari pondok, harus mengajar, meskipun muridnya cuma satu, meskipun hanya diajarkan alif, ba, ta.” – Nyai Hj. Rodliyah (PP. Al Falah Ploso)
 

“Tirakatmu menentukan masa depan suamimu.” – Nyai Hj. Noor Khodijah.


“Satu hal yg diharapkan dari seseorang yang nderes itu bukan lancar, namun istiqomah. Apabila yang diharapkan lancar, maka tidak mau istiqomah. Memang istiqomah itu berat, karena hadiahnya karomah. Bila hadiahnya bakwan, ya mudah.” – Nyai Hj Noor Ismah, (Istri KH Ulin Nuha Arwani)
 

“Seberapa besarnya kamu merawat Al-Qur’an, sama saja hidupmu akan dirawat oleh Allah SWT. Makna merawat Al-Qur’an itu termasuk seperti nderes (tadarus) Al-Qur’an, yang artinya kitab Al-Qur’an-nya dibaca tidak hanya dibuat pajangan.” – Nyai Hj. Walidah Munawwir
 

“Jika masih muda, nderesnya dikuat-kuatkan. Hafalan itu kuat di antara usia 17-23 tahun, besok kalau sudah usia 50 tahun ke atas, sudah tua itu pikirannya sudah lemah, tidak seperti masa muda dulu.” – Nyai. Hj. Maknunah
 

“Nyangoni bocah mondok kui paling apik soko hasil bumi.” – Nyai Hj. Chalimah Chodlory
 

“Kalau ada mejlis Al-Qur’an kok acaranya sudah mulai, adabnya ya jangan bicara sendiri tetapi didengarkan.” – Nyai Hj. Hajar Jariyah (PP. Asy-syarifah Mranggen, Demak)
 

“Bisa atau tidak bisa, tetep ndarus, lancar atau tidak lancar, tetap istiqamah.” – Nyai Hj. Zuhriyyah Munawwir


“Orang yang berprasangka baik tapi salah, itu lebih baik dari pada orang yang berprasangka jelek walaupun benar.” – Nyai Hj. Ainiyah Masbuhin Faqih
 

“Sebaik-baiknya amal orang mukmin adalah shalat malam (tahajud). Karena orang munafiq tidak akan pernah melakukannya.” – Nyai Hj. Maimunah Baidlowie
 

“Kalau belajar Al-Qur’an, surah fatihahe diperbaiki dulu. Sebab fatihah itu termasuk rukunnya shalat.” – Nyai Hj. Musyafa’ah Adlan (PP. Walisongo, Jombang)
 

 

“Jika ingin hajat kita dikabulkan Allah, maka Shalawat Nabi 1.000 kali saban hari.” – Nyai Hj. Nadziroh Manshur (PP. Denanyar, Jombang)
 

“Patokan minimal bagi seorang santri (pencari ilmu) adalah pikiran kritis dan hasrat menyala (semangat tinggi).” – Nyai Hj. Khairiyah Hasyim


“Jadi perempuan itu harus cerdas, terampil, dan cekatan. Jangan terlalu kaget dan kagum.” – Nyai Hj. Durroh Nafisah Ali
 

“Jika seorang perempuan masuk dalam kepemimpinan atau suatu organisasi, Insyaallah akan membawa kebaikan, asalkan kepribadian dan pola pikirnya masih benar-benar feminis.” – Nyai Hj. Ida Fatimah ZA, M.Si. (PP. Krapyak, Yogyakarta)
 

“Ikatan yang memperkuat hubungan antara guru dan muridnya adalah menyebarkan ilmunya dan mengikuti prinsipnya.” – Nyai Hj. Azzah Noor Laila Muhammad
 

“Jika ingin diberi kenikmatan secara abadi, kamu diajarkan untuk membaca dzikir ماشاء الله لاقوة الا باالله. – Nyai Hj. Nawal Nur Arafah (PP. Al-Anwar, Sarang, Rembang)
 

“Jika ingin putra-putrinya hafal Qur’an. Syaratnya orang tua harus ikhlas jika anaknya menghafalkan Qur’an. Lalu orang tuanya mengirimi fatikhah kepada anaknya sehari semalam 100x, dan orang tua juga harus rajin qiyamul lail (tahajjud), berdoa kepada Allah supaya anaknya diberikan kemudahan dalam menghafal Qur’an.” – Nyai Hj. Musyafa’ah Adlan, (PP. Walisongo, Jombang)
 

Bagi yang ingin keturunannya alim dan rezekinya berkah, yaitu ngakeh-ngakehno (memperbanyak) membaca يا فتاح يا رزّاق. “ – Nyai Hj. Khoiriyyah Baidlowi, (Kakak Ipar Kiai Maimoen Zubair)


“Upah kebaktian kita adalah kepada Allah azza wajalla.” – Syaikhah Hj. Rahmah El Yunusiyah, (Reformator Pendidikan Islam)


“Kamu harus bisa ikhlas menerima keadaan, serahkan semua kepada Allah”. – Nyai Hj. Masthi’ah Maimoen Zubair
 

“Jangan urusan dapur melupakanmu untuk berjuang di masyarakat.” -Nyai Walidah Ahmad Dahlan, (Istri Pendiri Organisasi Muhammadiyah)
 

“Jangan takut tidak lancar, tapi takutlah kalau tidak nderes (tadarus). Pokoknya mau nderes (tadarus) ya insyaAllah lancar.” – Nyai Hj. Hannah Zamzami, PP. Al-Baqoroh, Lirboyo, Kediri
 

“Menjadi wanita selain mumpuni juga harus luwes dalam segala aspek.” – Nyai Hj. Lailatul Badriyah
 

“Aku tidak butuh santri yang pintar dan lancar Al-Qur’annya. Tapi aku butuh santri yang Istiqomah dalam belajar, tadarus Al-Qur’an, dan berjamaah.” – Nyai Hj. Nur Halimah, PP. Darul Falah, Jerukmacan, Mojokerto
 

“Jika acara mauludan jajanan (makanan ringannya) yang bagus-bagus, jangan sampai seenaknya. Karena yang ditasyakuri adalah pemimpinnya semua manusia.” – Nyai Hj. Maimunah
 

“Berterima kasihlah kepada guru-guru yang tak pernah lelah memberikan perhatiannya untuk kita semua. Karena nasihat guru ibarat tali kendali yang bisa menyelamatkan hidup kita.” – Nyai Hj. Jazilah An-Nahdliyah
 

“Para santri punya bekal untuk bersaing di media online. Soal teknologi bisa sambil belajar. Pesan saya, jangan ragu, kita harus percaya (pede), media sosial membutuhkan anda semua.” – Nyai Ienas Tsuroiya
 

“Nabi shalallahu alaihi wa salam mencintai Makkah, Madinah, Jazirah Arab sebagai tanah airnya. Kalau kita mencintai Indonesia sebagai tanah air kita, itu artinya kita seperti Nabi shallallahu alaihi wa salam yang mencintai tanah airnya sendiri.” – Nyai Hj. Badriyah Fayumi, PP. Raudlatul Ulum, Kajen Tengah, Pati.
 

“Di dalam agama Islam, bukan saja kaum laki-laki yang harus dididik mengenai pengetahuan agama dan pengetahuan lainnya. Kaum wanita juga wajib mendapatkan didikan yang selasar dengan kehendak dan tuntutan agama.” – Nyai Djuaesih, Ulama Perempuan Berpidato di Muktamar NU.
 

“Abaikan mereka yang sering mencaci, dan sibukkanlah diri untuk berbakti dalam kebaikan.” – Nyai Hj. Shinta Nuriyah


“Kita tidak pernah tahu amal mana yang akan diterima. Ridho Gusti Allah bisa diberikan pada amal yang nampaknya kecil dan sederhana. Oleh karena itu, ikhlaskanlah berbuat baik kepada sesama makhluk.” – Ibu Nyai Hj. Khusnul Khotimah Warson, PP. Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta
 

“Kalau tidak hafal Qur’an, minimal bacaan Qur’annya lancar, bisa membenarkan orang yang bacaannya sah. Karena belajar Al-Qur’an itu wajib.” – Ibu Nyai Hj. Luthfiyyah Baidlowi
 

“Kita tidak bisa menyatukan manusia dalam agama yang sama, tetapi kita dapat menyatukan umat beragama apapun untuk mengatasi problem kemanusian yang sama.” Nur Rofi’ah, bil. Uzm.
 

Baginda Nabi Muhammad shalallahu alaihi wa salam bersabda, ‘Jadilah manusia yang memiliki sifat murah senyum. Jangan jadi manusia yang mrungut (tidak senyum). Jika disapa senyum lah, jangan mrengut, orang pada tidak senang melihatnya. yang melihat tidak senang, Gusti Allah juga tidak senang.’ – Nyai. Hj. Maimunah Baidlowi
 

“Perempuan kalau pintar akan keluar sendiri kecantikannya.” – Nyai Hj. Hasyimah Munawwir, PP. Krapyak, Yogyakarta
 

“Mencari ilmu harus dibarengi tirakat (riyadhoh) dan harus bersedia menanggung kesulitan. Pasti di kemudian hari akan diberikan kemudahan oleh Allah SWT.” – Ibu Nyai Hj. Lailatul Badriyah Djazuli
 

“Obatnya hati itu Qur’an jadi kalau hatinya sedang sakit kembalikan pada Qur’an, bacalah yang banyak biar penyakitnya hilang.” – Ibu Nyai Hj. Siti Rohmah Marzuki
 

“Disiplin terhadap aturan merupakan wujud pengamalan nilai-nilai Al-Qur’an.” – Nyai Hj. Durroh Nafisah Ali
 

“Saya hanya bersandar kepada Allah. Tidak pada laki-laki atau yang lainnya. Begitupun dengan para lelaki jangan menjadikan perempuan sebagai tempat bersandar. Cukup Allah sandaran kita.” – Nyai Hj. Masriyah Amva
 

“Siapa saja yang memiliki ilmu harus diajarkan kepada orang lain, meskipun itu ilmu memasak. Siapa tahu dari situ menjadikan amal kebaikan untuk kita, sebab ilmunya bermanfaat.” – Nyai Hj. ‘Ainusy Syifa’
 

“Tidak usah terlalu peduli perkataan orang lain tentang diri kita. Tapi yang terpenting diri kita terus berusaha menjadi orang yang baik dan berbuat baik kepada siapa saja.” – Nyai Hj. Maimunah Badlowi
 

“Karena bejo /bahagia itu tidak ada resepnya, tidak ada undang-undangnya, maka dari itu kita memohon pada Allah agar menjadi bejo /bahagia dunia akhirat. Sebab bejo/ bahagia itu tidak dapat diraih dengan harta, tapi itu adalah pemberian dari Allah.” – Nyai Hj. Ida Fatimah Zainal Munawwir.
 

“Jangan ukur kebahagiaan dengan hal-hal duniawi yang sifatnya sesaat. Ukurlah kebahagiaan dengan seberapa besar ras syukurmu, maka akan kamu rasakan kebahagian yang tak pernah putus-putus.” – Nyai Hj. Jazilah An-Nahdliyah
 

“Ndarus ngaji itu yang ikhlas, karena Allah jangan karena lainnya.” – Nyai Hj. Khotomatul Khoiriyah
 

“Obatnya hati itu Qur’an jadi kalau hatinya sakit kembalikanlah pada Qur’an. Bacalah yang banyak biar penyakit hatinya hilang.” – Nyai Hj. Siti Rohmah Marzuki
 

“Jika ada masalah dalam hidupmu, tanyakan pada keadaan Qur’anmu.” – Nyai Hj. Husnul Inayah.
 

“Sebagai seorang Perempuan harus mengabdi dan beekhidmah. Berkhidmah kepada Suami, berkhidmah kepada keluarga. Tidak usah macam-macam. Dengan niat ibadah, maka dapat pahala besar.” – Nyai Hj. Jazilah Yusuf
 

“Membimbing dan mendidik anak adalah tanggung jawab suami dan istri. Karena keseimbangan proses pendidikan anak didasarkan pada landasan fundamental orang tua.” – Nyai Hj. Azizah Ma’shoem
 

“Saya tidak ingin gelang (perhiasan) yang besar-besar, yang terpenting (bagi saya) anak-anak bisa ngaji semua.” – Nyai Hj. Ma’munatun Kholil.
 

“Setiap kita pasti pernah berdosa. Ketahuan atau tidak, itu hal lain. Jadikan dosa apapun yang pernah kita lakukan sebagai rem untuk merasa lebih baik, apalagi merasa paling shaleh/ shalehah.” – Dr. Nur Rofi’ah, BIL. UZM. Founder Ngaji Keadilan Gender Islam (KGI)
 

“Seseorang yang sudah ada kesenangan ilmu di dalam hatinya, maka dia harus mempunyai 4 tabiat.” 1. Dia harus takut kepada Allah. 2. Dia harus tawadlu terhadap manusia. 3. Dia harus menjauhi dunia. 4. Dia harus memerangi hawa nafsunya. – Nyai Hj. Khoiriyyah Baidlowi
 

“Ulama perempuan memiliki peran yang sama dengan ulama laki-laki dalam memperkuat Islam Washathiyah (moderat) di Nusantara ini.” – Dra. Hj. Badriyah Fayumi, Lc., M.A.,
 

“Ibu adalah sekolah pertama, bila engkau mempersiapkannya, maka engkau telah mempersiapkan generasi yang terbaik.” – Nyai Hj. Lailatul Badriyah Djazuli
 

“Waktu malam itu panjang, jangan kamu perpendek dengan banyak tidur. Waktu siang itu panjang, jangan kamu perkeruh dengan banyak dosa.” – Nyai Hj. Musyafa’ah Adlan
 

“Simbah KH Dalhar Watucongol waktu nikah itu maharnya baca surah ikhlas tiga kali.” – Nyai Hj. Chamimah Zainab
 

“Jangan mudah puas dengan apa yang sudah dicapai, perjalanan ke depan masih panjang.”- Nyai Hj. Ida Fatimah Zainal
 

“Jangan malu kalau miskin. Tapi malulah kalau kamu banyak berbuat salah pada orang lain.” – Nyai Hj. Musyarofah Murtasim
 

“Di balik kesuksesan seorang suami, selalu ada peran dan doa dari seorang istri yang setia menemani menuju kesuksesan.” – Nyai Hj. Shobibah Nawawi Siradj
 

“Apa yang kita tanam hari ini pasti akan kita petik hari esok, tanamlah kebaikan terus menerus.” – Nyai Hj. Sity Badiah
 

“Hidup mulia karena doa. Nabi Muhammad shalallahu alaihi wa sallam bersabda: doa adalah senjatanya orang beriman, tiangnya agama dan cahayanya langit dan bumi.” – Nyai Hj. Ainur Rohmah
 

“Bukan karena kita pandai, bukan karena kita pintar, bukan karena kita bisa, tapi karena kita diberi anugerah oleh Allah untuk menghafal Qur’an.” – Nyai Hj. Nurul Isnaini Febriarini
 

“Perjalanan hidup tergantung pada caramu berpikir dan bagaimana ucapanmu juga tingkahmu. Hidup ini memiliki jalur dan rambu (agama dan Allah adalah tempat kembali).” – Nyai Hj. Azzah Noor Laila Muhammad.
 

“Yang terpenting dijaga Qur’annya, jangan khawatir jika hidupnya tidak terurus, Allah tidak akan bikin sengsara orang yang menjaga Al-Qur’an.” – Ibu Nyai Hj. Rubi’ah
 

“Wanita yang pintar belum tentu sholikhah, Tapi wanita sholikhah sudah pasti pintar.” – Ibu Nyai Hj. Siti Sutijah Thowaf Muslim.
 

“Dunia itu tidak kekal, pasti akan rusak. Tapi iman yang ada di dalam hati itu kekal dan kelak akan menjaga diri kita.” – Ibu Nyai Hj. Musyafa’ah Adlan
 

“Salah satu janji ilmu adalah menjadikan manusia sebagai pelayan bagi orang yang telah memperjuangkannya/ melayaninya.” – Ibu Nyai Hj. Lailatul Badriyah Djazuli
 

“Merasakan kesulitan di masa muda itu penting. Karena dari kesulitan hari ini akan ada manisnya kesusksesan di masa depan.” – Ibu Nyai Hj. Jazilah An-Nahdliyah
 

“Kalau niatmu baik, insyaAllah kamu dikelilingi oleh orang-orang baik.” – Ibu Nyai Hj. Siti Mutiah
 

“Jika kepribadiannya utuh dan jiwanya sehat, maka ia akan menghadapi semua masalah itu dengan tenang.” – Syaikhah Dr. Zakian Daradjat
 

“Carilah suami yang alim mbak, yang bisa ngaji. Nanti kalo ada masalah-masalah musykil. Tidak perlu jauh-jauh kepada orang lain. Cukup kepada suaminya sendiri. Saya itu kalo ada masalah apapun. Bertanya kepada Abah.” – Ibu Nyai Khodijah Al-hafidzah
 

“Karena dengan ilmu, maka kita akan dapat menggapai segala sesuatu.” – Ibu Nyai Hj. Sholichah Wahid
 

“Meskipun sudah menjadi alumni jangan sampai lupa sama pondoknya. Dan apa saja profesimu jangan sampai lupa mendoakan guru-gurumu dan mendoakan kedua orang tuamu dengan istiqomah.” – Ibu Nyai Hj. Siti Sutijah Thowaf Muslim
 

“Perbedaan itu untuk mengajarkan kita menyikapi orang lain dengan bijak, tidak untuk menang sendiri. Karena selamanya perbedaan itu akan selalu ada.” – Nyai Hj. Azzah Noor Laila Muhammad
 

“Apa yang kita tanam hari ini pasti akan kita petik hari esok, tanamlah kebaikan terus menerus” 

.

Selasa, 22 Desember 2020

Hari Ibu

Hari Ibu

Ketika Ny. Arthimah binti Sholeh diceraikan oleh KH. Dahlan Jampes, beliau pulang ke rumah bapaknya di Banjarmlati dalam keadaan hamil, yang ketika lahir dinamakan Marzuqi. Sehingga Marzuqi ini ikut ibunya sampai dewasa sementara kakaknya (KH. Ihsan) ikut abahnya. Ketika KH. Marzuqi diambil menantu KH. Abdul Karim Lirboyo, walaupun ikut mertua namun setiap hari mengunjungi ibunya. Sementara itu, KH. Ihsan yang sudah menjadi pengasuh pesantren Jampes jarang bisa berkunjung karena kesibukannya. 

Suatu saat, sang ibu mengutarakan kerinduannya dan ingin bertemu dengan KH. Ihsan, hal ini disampaikan oleh KH. Marzuqi kepada KH. Ihsan. Setelah lama ditunggu, ternyata KH. Ihsan belum datang sehingga sang ibu menggerutu, KH. Marzuqi berusaha menghibur dengan matur: "sekarang kan kang Ihsan jadi kyai besar dan santrinya banyak, mungkin saja belum ada kelonggaran waktu." 
Sang Ibu dengan ghodhob berkata: 
"Masio Ihsan Kyai gede santrine sak jagad iku ora metu teko kayu watu, tapi metu teko wetengku iki !". (walaupun Ihsan kyai besar santri sejagad itu keluarnya tidak dari kayu-batu, tapi keluar dari perutku iki).

KH. Marzuqi pun pamit ke Jampes untuk menjemput kakaknya dengan naik sepeda onthel. Setelah bertemu beliau mengutarakan perkataan sang ibu kepada kakaknya. Begitu mendengar, KH. Ihsan langsung meliburkan pengajiannya dan bergegas pergi ke rumah ibunya di Banjarmlati, begitu tiba di perempatan Bandar (± 1,5 km dr rumah Ibu) beliau turun dari kendaraan dan berjalan kaki, dan begitu tiba di ujung gang menuju rumah, beliau berjalan sedokan (berjalan ala abdi keraton) sampai di depan pintu terus duduk bersimpuh dan mengucapkan salam dengan lirih, dan mengajukan permohonan maaf sambil menangis. 
.
KH. Ibrohim Hafidz 
_______________________
 Sumber: HIMASAL LIRBOYO

Senin, 21 Desember 2020

Islam Menggugat

🕋 *ISLAM MENGGUGAT ?*🕋

Oleh: *_Habib Abdillah Toha_*
------------------------------------------

Sudah sejak 2014 sampai sekarang ada sebagian Muslim yang meyakini bahwa pemerintah yang sekarang tidak bersahabat dengan Islam. Bahkan dikatakan memusuhi Islam. Puncaknya terjadi pada 2017 dalam pemilu gubernur DKI. Padahal sebagai negeri dengan penduduk muslim terbesar di dunia, negeri ini boleh dibilang sebagai negeri yang paling depan dalam memberikan kebebasan penuh untuk melaksanakan ibadah sesuai dengan keyakinan masing-masing.

Di negeri ini ada tidak kurang dari 800,000 masjid. Tiap tahun pemerintah mengurus tidak kurang dari 200,000 orang untuk beribadah haji. Belum lagi ratusan ribu yang beribadah umroh dengan pengurusan yang makin hari makin lebih baik dalam pelayanannya. Ribuan pesantren dan madrasah pertebaran di negeri ini dengan dukungan pemerintah. Tidak ada larangan atau sensor apapun untuk khotbah atau berdakwah. 

Pengajian dan majelis-majelis Islam makmur di dimana-mana tanpa campur tangan pemerintah. Tausiyah, istighosah, serta kumpulan dan pertemuan-pertemuan besar Muslim dibolehkan, meski kadang-kadang mengganggu ketertiban umum. Ada kementerian khusus urusan agama yang memastikan bahwa kesejahteraan umat terurus dengan baik. Masjid-masjid mengumandangkan adzan dengan pengeras suara yang kadang-kadang berlebihan tanpa dihentikan oleh pemerintah. 

Di luar ormas Islam besar seperti Muhammadiyah dan NU ada ribuan organisasi dan perkumpulan Islam lain yang bebas bergiat tanpa ada pembatasan dari pemerintah. Ribuan siswa muslim berangkat ke luar negeri untuk memperdalam ilmu keislaman ke Mesir, Saudi, Yaman, Irak, dan tempat-tempat lain bahkan ke Eropa dan Amerika tanpa perlu mendapatkan izin khusus dari pemerintah. Dai-dai dari luar negeri bebas berdatangan ke negeri ini untuk melakukan dakwah tanpa izin. Hari-hari besar Islam dihormati dan dirayakan dengan memberi liburan nasional. Tidak ada buku-buku Islam yang disensor atau dilarang beredar kecuali yang dianggap dapat mengganggu keamanan. Jadi apa sebenarnya yang dianggap sebagai anti Islam?

Perilaku yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam seperti perzinahan, perjudian, monopoli, menimbun barang, dan sejenisnya dilarang di negeri ini. Pengadilan agama diadakan khusus untuk umat Islam bagi mengurus kepentingan muslim seperti perkawinan, perceraian, harta waris dan lainnya. 90 perrsen yang menduduki jabatan pemerintah maupun yang berada di lembaga-lembaga tinggi negara seperti DPR Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, dan lain-lain adalah mereka yang beragama Islam. Jadi apalagi yang dituntut kepada pemerintah untuk lebih berpihak kepada muslim?

Apakah larangan mendirikan negara didalam negara seperti yang ada dalam konsep khilafah Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dianggap sebagai kebijakan anti Islam? Bukankah sebagian besar negeri-negeri berpenduduk Islam juga melarang organisasi sejenis itu? Apakah menghukum dan memproses secara hukum ulama serta ustad atau ahli agama yang melanggar atau diduga melanggar hukum dianggap sebagai menzalimi Islam? Apakah ulama dan ustadz berada di atas hukum? 

Apakah memberi kebebasan kepada penganut agama lain untuk beribadah sesuai dengan keyakinannya bertentangan dengan Islam? Apakah berdagang dengan asing dan membolehkan asing menanam modalnya di negeri ini bertentangan dengan hukum Islam? Apakah ada bagian dari ideologi negara  Pancasila yang menjadi kesepakatan bersama kita sejak berdirinya negara ini berseberangan dengan Islam? Apakah untuk menjadi lebih Islam itu harus dilakukan dengan sekadar mengibar kibarkan apa yang disebut sebagai bendera tauhid? Atau dengan berteriak takbir sekuat tenaga? Atau dengan menentang setiap warga negara non Muslim untuk menduduki jabatan negara?

Jadi memang ketika sebagian ustad berkhotbah dan menggiring Muslim awam untuk berdemo atau menuntut perubahan, tidak pernah jelas apa sebenarnya yang dianggap kurang Islami. Apakah dugaan penguasaan ekonomi oleh etnis tertentu dilihat sebagai anti Islam? Bila benar, bukankah hal ini tidak ada hubungannya dengan agama tetapi barangkali lebih kepada pengambilan kebijakan yang kurang tepat sejak lama dan bukan baru terjadi pada pemerintahan sekarang? 

Bukankah mencampur adukkan tuntutan yang legitimate dengan bahasa agama justru akan mengaburkan tuntutan itu sendiri? Apalagi menyebut diri sebagai mujahid seakan sedang berada dalam keadaan perang melawan musuh Islam. Tidakkah para pemrakarsa yang menggiring massa itu sadar bahwa mengaduk aduk sentimen dan emosi keagamaan berakibat rapuhnya massa terhadap kemungkinan ditunggangi oleh aktor-aktor yang sedang berupaya meraih tujuan-tujuan pribadi atau kelompok yang belum tentu Islami? Lebih berbahaya lagi bila para penunggang itu memanggil kekuatan dari luar untuk mendukungnya seperti yang terjadi di Timur Tengah dengan akibat hancur berantakannya negeri-negeri itu.

Karena sebagian besar penduduk Indonesia adalah Muslim maka harus diakui bahwa sebagian besar Muslim di negeri kita masih belum mencapai tingkat kesejahteraan seperti yang dicita citakan oleh para pendiri bangsa ini. Namun demikian, apakah mengunggah emosi dan sentimen keagamaan adalah cara yang tepat untuk mempercepat perbaikan nasib bangsa. Cara ini justru bisa membuat kita mundur, merusak hasil yang sudah dicapai, dan memulai dari nol lagi dan korban terbesarnya adalah manusia-manusia yang digiring itu yang polos dan percaya kepada penggiringnya.

Bila harus menggunakan semangat keagamaan maka yang didorong seharusnya  bukan emosi tetapi nalar dan nilai-nilai keagamaan yang positif melalui dakwah dan pendidikan agama yang benar yang mengedepankan peningkatan kecerdasan dan keterampilan, kebersamaan, kemajuan, kerja keras, dan percaya diri. Allah akan membantu hambanya yang berupaya mengubah nasibnya dengan jalan yang benar. 
Insya Allah.

-------------------
Sumber :
*Habib Abdillah Toha*
*dari buku “Buat Apa Beragama?”*

Rabu, 02 Desember 2020

12 Penyakit Rumah Tangga

12 PENYAKIT BERUMAH TANGGA

1.KUTILAN:
KURANG TAHU ILMU PERNIKAHAN. 

Rumah tangga akan sukses jika dipandu dengan ilmu agama. Ilmu agama suami istri yang mumpuni akan diberi kebaikan dalam rumah tangganya. Rasul bersabda:

مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّين

Artinya: “Barangsiapa dikehendaki Allah kebaikan, maka akan dipahamkan ia dalam ilmu agama.”(HR. Bukhari)

2.KUTUAN: 
KURANG TAHU ARAH DAN TUJUAN PERNIKAHAN.

Tujuan pernikahan Seperti dalam Surah Rum ayat 21,  adalah supaya kita bisa hidup damai penuh ketenangan, saling jaga, saling melengkapi saling membahagiakan. 

وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا 

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu tenteram..(Ar-rum: 21)

3.KUSTA :
KURANG SABAR MERAIH CITA. 

Naik tangga mesti dari tangga pertama dulu! Kebanyakan kita ingin langsung ingin langsung sampai ditangga puncak.

Tentu tidak mungkin! Maka sabarlah berproses dalam berumah tangga in syaa allah akan sampai pula ketangga puncak akhirnya. Allah berfirman:

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kalian dan kuatkanlah kesabaran kalian dan tetaplah bersiap siaga dan bertakwalah kepada Allah supaya kalian beruntung.” (Aali ‘Imraan: 200)

4.KUDIS: 
KURANG URUS DUIT SELALU HABIS.

Manajamen keuangan yang tidak cakap, tidak bisa menentukan skala prioritas, tidak bisa menahan diri untuk belanja yang tidak penting dan mengabaikan kebutuhan yang pokok dan jangka panjang, biasanya karena sipat boros maka rumah tangga akhirnya akan oleng.

Maka cakap lah dalam mengelola uang,dan  tidak boros. In syaa allah kelarga akan damai dan mapan. Allah swt berfirman:

وَلا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ

“Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan.” (QS. Al Isro’: 26-27).

5. KANGKER: 
KANTONG KERING

Karena boros, karena malas, karena tidak mau belajar untuk cerdas akhirnya kita miskin. Maka keadaan miskin akan banyak bisikan setan, banyak percekcokan, sering terjadi pertikaian dan lain sebagainya. 

Maka banyaklah belajar, jangan boros dan  bekerja keraslah in syaa allah kita akan terbebas dari kemiskinan yang sangat menyesakan:
Rasulullah saw  bersabda:

 كادَ الفَقْرُ أنْ يَكُوْنَ كُفْرًا
 
“Hampir-hampir kefakiran (kemiskinan) itu menjadi kekafiran”
( Imam al-Baihaqi dalam kitab “Syu’abul Iman” (no. 6612)

6. SEMBELIT: 
SEDEKAH DAN MEMBERI SANGAT SULIT.

Jika seluruh anggota keluarga pelit maka rizki akan sulit.

Jikapun ada keluarga yang pelit tapi rizki terus melangit pasti itu istidraj. Pelit membuat semua urusan rumah tangga akan rumit. 

Tapi jika dermawan semua urusan rumah tangga akan penuh kebaikan dankeberkahan.
Rosululloh  bersabda:

مَنْ تَصَدَّقَ بِعَدْلِ تَمْرَةٍ مِنْ كَسْبٍ طَيِّبٍ – وَلاَ يَقْبَلُ اللَّهُ إِلاَّ الطَّيِّبَ – فَإِنَّ اللَّهَ يَتَقَبَّلُهَا بِيَمِيْنِهِ، ثُمَّ يُرَبِّيْهَا لِصَاحِبِهِاَ كَمَا يُرَبِّي أَحَدُكُمْ فَلُوَّهُ أَوْ فَصِيْلَهُ، حَتَّى تَكُوْنَ مِثْلَ الْجَبَلِ

“Barangsiapa bersedekah dengan sebutir kurma dari hasil usaha yang baik -dan Alloh tidak akan menerima kecuali yang baik- maka Alloh akan menerima dengan tangan kanan-Nya, lalu mengembangkan untuk pemiliknya (yang berinfak) sebagaimana salah seorang kalian mengembang biakkan anak kuda atau anak untanya, sampai harta itu menjadi sepenuh bukit”. (HR. Bukhori)

7. MERIANG: 
“MENENGOK” ISTRI ATAU SUAMI JARANG

Salahsatu hak pasangan yang jadi kewajiban bagi pasangan lainnya yang mesti ditunai oleh masing-masing pasangan adalah kebutuhan badaniyah. 
Maka jika hal ini diabaikan akan menjadi celah keretakan. Makanya Allah memerintahkan dalam Al-Qur’an:

فَإِذَا تَطَهَّرۡنَ فَأۡتُوهُنَّ مِنۡ حَيۡثُ أَمَرَكُمُ ٱللَّهُۚ 

“..Apabila mereka (istri) telah bersuci (mandi besar) maka “datangilah” mereka itu (istri) di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu..” (QS Al-Baqarah: 222)

8.TIPES:
TIDAK PEDULI PERASAAN.

Tidak  saling pengertian dan tidak peduli perasan masing-masing  pasangan akan membuat pasangan saling menyakiti dan tersakiti. 
Rasulullah Saw bersabda:

 خيركم خيركم لأهله وأنا خيركم لأهلي

“Orang terbaik diantara kamu adalah yang terbaik dalam hal memperlakukan keluarganya, dan aku adalah yang terbaik  dalam memperlakukan  keluarga.” (HR Ibnu Majah)

9.MALARIA:
MENCARI LAIN PRIA/MENCARI LAIN WANITA.

Penyakit berumah tangga lainnya adalah sifat bosan kepada pasangan. Baik bosan kepada fisiknya, sikapnya dan kebersamaannya.  Maka jika tidak bisa menundukan rasa bosan itu. 

Akhirnya ada yg sampai berbuat selingkuh dg mencerai atau menggugat cerai. Yang sedang berfikir untuk cerai Takutlah sabda nabi saw:

أَيُّمَا امْرَأَةٍ سَأَلَتْ زَوْجَهَا طَلاقًا فِيغَيْرِ مَا بَأْسٍ فَحَرَامٌ عَلَيْهَا رَائِحَةُ الْجَنَّة

“Siapa saja wanita yang meminta (menuntut) cerai kepada suaminya tanpa alasan yang dibenarkan maka diharamkan bau surga atas wanita tersebut.” (HR. Abu Dawud)

10. KURAP:
KURANG RAPIH.

Banyak istri dan suami tergoda kepada selain pasangannya gara-gara suami dan istri dirumah tidak memperhatikan kerapihan, kebersihan, kepantasan dan keindahan. 

Maka perbaikilah penampilan kita dengan tampil didepan pasangan kita dg tampilan terbaik. Rosul bersabda:

خَيْرُ النِّسَاءِ مَنْ تَسُرُّكَ إِذَا أَبْصَرْتَ، وَتُطِيْعُكَ إِذَا أَمَرْتَ، وَتَحْفَظُ غَيْبَتَكَ فِيْ نَفْسِهَا وَمَالِكَ

“Sebaik-baik isteri adalah yang menyenangkan jika engkau melihatnya, taat jika engkau menyuruhnya, serta menjaga dirinya dan hartamu di saat engkau pergi.” (HR. Thabrani)

11. MUAL: 
MENGABAIKAN URUSAN HALAL.

Jika suami/ istri sudah ngaji, sudah umrah, sudah haji dsb tapi masih tetap bermasalah dirumah tangganya. 

Maka periksalah kehalalan rizki keluarganya, karena rizki haram pembawaannya panas. Rasul bersabda:

َ لاَ يَرْبُو لَحْمٌ نَبَتَ مِنْ سُحتٍ إلاَّ كَانَتِ النَّارُ أَولَى بِهِ

"Tidaklah daging manusia tumbuh dari barang yang haram kecuali neraka lebih utama atasnya. [HR. Tirmidzi]

12. JERAWAT:
JARANG BERDOA LEWAT SHALAT.

 Jangan sepelekan doa supaya kebaikan berumah tangga. Karena doa adalah energi yg menghidupkan keluarga, doa adalah benteng yg melindungi keluarga, doa adalah embun yang akan menyejukan keluarga. Amalkanlah doa ma'tsur dari al-qur'an untuk kebaikan rumah tangga dibawah ini:

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

“Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa” (QS. Al Furqan: 74).

SEMOGA KITA DIJAUHKAN DARI 12 PENYAKIT RUMAH TANGGA DIATAS. DAN  SEMOGA ALLAH SWT ANUGERAHI KITA DENGAN KELUARGA SAKINAH.
 AAMIIN..

Jumat, 27 November 2020

Langkah jokowi merubah MUI



```Terjawab Sudah kenapa ketika HRS kembali dari Saudi malah dijaga ketat sampai kepulangannya rupanya Presiden Ingin menarik Garis yang cantik dan memukul lawan tanpa bisa berkutik lagi kuncinya adalah di MUI Karena HRS yang diikuti para politisi oportunis selalu menggembar gemborkan diri Atas nama Ulama.

MUI sudah menyelesaikan Munas ke 10 ditandai dengan Berbagai perubahan platform bahkan penggantian Ketua Umum tentunya yang paling menggembirakan tak ada satupun tokoh 212 dan politisi masa lalu seperti Dien Samsudin walaupun masih ada Pimpinan garis keras tapi ketua umum MUI Kali ini adalah tokoh NU kharismatik.

 Walaupun MUI yang seharusnya menjadi organisasi yang selalu mendukung pemerintah selama lima tahun terakhir menjadi organisasi yang cukup liar Karena semenjak Orde baru hingga masa reformasi organisasi ini selalu menjadi alat kompromi politik kekuatan - kekuatan lama untuk mengembalikan Fasisme di Indonesia , Kita tau sebelumnya bahwa Islam di Indonesia dikenal sebagai Wasathiyatul Islam atau Islam yang moderat yang selama ini menjadi platform NU.

Pada dasarnya sejak dahulu hanya ada dua organisasi besar di Indonesia yang mewarnai Perjalanan Republik Indonesia NU dan Muhammadiyah bahkan Muhammadiyah adalah organisasi Islam  yang menjadi cikal bakal lahirnya organisasi Islam lainnya bahkan organisasi politik pergerakan di Indonesia. 

Untuk mempersingkat penjelasan hal yang tak bisa dipungkiri dari fakta sejarah adalah , Bung Karno, Muso dan Soekarmadji Kartosuwirjo adalah sama-sama aktivis Muhammadiyah sewaktu muda tapi mereka mempunyai Ideologi yang berbeda dikemudian hari, bung Karno menjadi seorang nasionalis bahkan cenderung menjadi seorang NU dan bersama-sama tokoh NU menggali Pancasila , Muso menjadi seorang komunis dan Soekarnadji Kartosuwirjo menjadi seorang tokoh NII dan DI / TII . yang pada akhirnya Muso dan Kartosuwirjo meninggal dieksekusi dan dianggap pengkhianat Negara. Melihat hal tersebut cukup Kiranya menjadi bukti bahwa Wasathiyatul Islam  adalah islam yang memang platform Islam terbaik di Indonesia.

 Jika Muhammadiyah akhirnya merupakan organisasi yang lebih mengutamakan pendidikan , NU  lebih konsisten menegakkan Wasathiyatul Islam  dengan bergerak menjaga agar islam tidak terganggu oleh terorisme dan menjaga nasionalisme, Pancasila  dan  budaya leluhur.  Hal ini dibuktikan oleh NU dengan Fatwa K H. Hasyim Asy'ari pada hari Pahlawan 10 Nopember 1945 mengobarkan perlawanan rakyat menghadapi Agresi militer Belanda yang fatwanya justru didukung oleh tokoh lintas Agama yang ada di Indonesia.

Bisa dikatakan dua kelompok ini  secara alamiyah membentuk harmonisasi kehidupan masyarakat Indonesia sejak bertahun -tahun yang lalu, Muhammadiyah memberikan pendidikan islam secara moderat dan NU menjaga Akhlaqul Kharimah dan menjaga  Wasathiyatul Islam untuk kehidupan yang lebih harmonis dalam berbangsa dan bernegara. Walaupun akhir-akhir ini Muhammadiyah Banyak kemasukan angin dari para oportunis politik.itu karena platform mereka yang lebih cenderung ke pendidikan berbeda dengan NU yang hingga ukuran akhlak.

MUI didirikan Pemerintah Orde Baru sebagai corong Pemerintah setelah dua Ormas Islam besar NU dan Muhamadiyah dilarang untuk berpolitik. Dan alat rujukan atau legitimasi .Tujuannya adalah membuat pemetaan Islam agar sesuai dengan keinginan pemerintah mengendalikan Islam, sejak Itu banyak Fatwa yang beredar baik yang bertujuan politik maupun komersial seperti sertifikat halal 

Ada Hal yang sulit dilupakan oleh umat islam pada Generasi Orde Baru dimana pada Tahun 1985 Pemerintah menerbitkan kupon undian berhadiah  yang tujuannya untuk membiayai bidang Olah raga dari undian ini Juga berhadiah  dinamakan Porkas, ketika Itu semua organisasi Islam Melarang terutama NU dan Muhammadiyah.

Begitu gencarnya permintaan fatwa tentang porkas ini, tetapi fatwa itu tak kunjung dikeluarkan.
Malah sebaliknya, Ketua Komisi Fatwa MUI, Ibrohim Hosen mengeluarkan pernyataan bahwa undian Porkas bukan perjudian, dengan alasan antara pembeli kupon dan penyelenggaranya tidak berada dalam satu majlis dalam satu waktu.

Meskipun pernyataannya itu disertai pernyataan bahwa pendapatnya itu adalah pendapat pribadi, tetapi kedudukannya sebagai ketua komisi fatwa menyebabkan masyarakat menganggapnya sebagai pendapat dan fatwa MUI. (Acehtrend 12 2018)

Walaupun pada akhirnya keluar fatwa dan Porkas dilarang , tapi pemerintah sudah mendapatkan sumber keuangan dari Porkas . Sebuah konsep efektif untuk melegalkan tindakan Haram apabila dibutuhkan dalam suatu waktu. Tapi duitnya gak Haram kan? 🤣🙏

Begitu juga langkah Orde Baru dalam menerapkan azas Tunggal Pancasila dengan menindas umat islam di Indonesia MUI sama sekali tidak ada perannya kecuali melegalkan semua tindakan pemerintah.

Bahkan pada Masa reformasi MUI digunakan oleh para politisi dan pengikut Orde Baru untuk berpolitik praktis (bahkan sukses menjadikan ketuanya menjadi Wakil Presiden 🙈🙈🙈),  memberi fatwa haram untuk lawan politik dan  mengimpor faham yang bersebrangan dengan Islam yang mengadopsi budaya Indonesia , seperti  HTI dan Islam dari tanah Arab yang menolak budaya nasional tak lain hanya bertujuan membentuk opini bahwa MUI dan  orde baru selalu benar dan menutupi sejarah kebohongannya.🙏

Pada saat pembukaan Munas MUI ke 10  Jokowi bicara soal dakwah Islam yang damai dan tidak menebar kebencian.

Hal itu disampaikan Jokowi melalui rekaman video yang ditayangkan dalam Munas MUI. Jokowi awalnya menyampaikan terima kasih kepada jajaran pengurus MUI yang menjadi penghubung ulama dengan pemerintah.

"Pada kesempatan yang baik ini, saya ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada seluruh jajaran pengurus MUI pusat dan daerah di Indonesia atas perannya menjadi jembatan komunikasi antara ulama dengan pemerintah, antara ulama dengan umara, atas kontribusinya dalam mencerdaskan dan memberdayakan ekonomi umat," kata Jokowi.

Menurut Jokowi, MUI telah menjadi tenda besar umat Islam dan sebagai pelayan umat. Jokowi lalu menyampaikan dukungan kepada MUI dalam mewujudkan Islam yang damai di Tanah Air.

"Pemerintah mendukung penuh ikhtiar MUI dalam mewujudkan Islam rahmatan lil alamin dalam kehidupan bangsa yang majemuk. Corak keislaman di Indonesia identik dengan pendekatan dakwah kultural yang persuasif dan damai, tidak menebar kebencian, jauh dari karakter ekstrem dan merasa benar sendiri," ujar Jokowi.

"Hal ini menunjukkan bahwa semangat dakwah keislaman kita adalah merangkul, bukan memukul, karena hakikat berdakwah adalah mengajak umat ke jalan kebaikan sesuai akhlak mulia Rasulullah SAW," lanjutnya.

Jokowi mengatakan MUI berperan membangun hubungan harmonis, tak hanya di internal umat Islam, tetapi juga antar umat beragama di Indonesia. Menurutnya, Indonesia punya modal besar karena pemerintahnya didukung oleh para ulama.

"Alhamdulillah ikhtiar MUI didukung oleh semua elemen bangsa yang menyadari untuk hidup berdampingan dan bekerja sama demi kebaikan dan kemajuan bangsa. Pemerintah tidak dibiarkan sendirian, namun ditemani bahkan dibantu oleh berbagai ormas Islam, para ulama, para habaib, dan para cendekiawan muslim. Inilah modal berharga kita sebagai sebuah bangsa yang belum tentu dimiliki oleh negara-negara lain," ujarnya.

Bentuk pidato tersebut adalah sebuah  penegasan apalagi sebelum musyawarah Nasional  tema  Munas yang disetujui Jokowi adalah :

"Wasathiyatul Islam, Pancasila, dan UUD NRI 1945, secara Murni, dan Konsekuen'.

KH Miftachul Akhyar akhirnya terpilih menjadi Ketua umum MUI disyukuri bahwa MUI sekarang dipimpin seorang Kyai yang rendah hati tapi pertanyaan ya sekarang mampukah Kyai Miftah membawa MUI menuju Wasathiyatul Islam, Pancasila, dan UUD NRI 1945, secara Murni, dan Konsekuen'. 

Profil  K.H. Miftachul  Akhyar 
Kyai Miftah atau K.H. Miftachul Akhyar 
 tentu saja bukan nama baru di kalangan NU. Terutama Nahdliyin dan kalangan pesantren Jawa Timur. 

Ia lahir dari tradisi dan melakukan pengabdian di NU sejak usia muda. Tak heran kemudian hari ini mengemban puncak kepemimpinan NU, sebagai Penjabat Rais Aam.   Kiai Miftah adalah Pengasuh Pondok Pesantren Miftachus Sunnah Surabaya. Ia adalah putra Pengasuh Pondok Pesantren Tahsinul Akhlaq Rangkah KH Abdul Ghoni. 

Lahir tahun 1953, anak kesembilan dari 13 bersaudara.  Di NU ia pernah menjabat sebagai Rais Syuriyah PCNU Surabaya 2000-2005, Rais Syuriyah PWNU Jawa Timur 2007-2013, 2013-2018 dan Wakil Rais Aam PBNU 2015-2020 yang selanjutnya didaulat sebagai Pj. Rais Aam PBNU 2018-2020, di Gedung PBNU, Menurut catatan PW LTNNU Jatim Ahmad Karomi, genealogi keilmuan KH Miftachul Akhyar tidak diragukan lagi.  
Siapapun K.H. Miftachul Akhyar adalah seorang NU sejati , sebuah organisasi Islam besar di Indonesia yang mempunyai platform tradisional, toleran dan terbukti selalu menjaga Pancasila dan UUD 1945 apalagi Kyai Miftah adalah tokoh kharismatik yang sangat loyal mendukung ketua PB NU K.H. Said Agil Siraj dan Presiden Joko Widodo.

Sekarang Kita mencoba memahami apa itu Wasathiyatul Islam.

Wasathiyatul Islam  atau Islam wasatiyyah, yang sering diterjemahkan sebagai Islam moderat atau Islam jalan tengah (middle path).
Salah satu alasan mengapa MUI harus berprinsip dan kembali kepada wasathiyatul Islam  ialah karena munculnya keprihatinan melihat gejala islamofobia akibat terjadinya gerakan radikalisme-ekstremisme serta terorisme yang mengatasnamakan Islam, yang telah berakibat munculnya konflik dan peperangan sesama umat Islam seperti terlihat di Timur Tengah.

Lebih dari itu, berbagai peristiwa radikalisme-terorisme tersebut juga telah menimbulkan sikap antipati masyarakat Barat pada Islam. Meski di Indonesia terdapat kelompok-kelompok ekstrem, bahkan jaringan teroris, Indonesia dikenal paling berhasil dalam menjinakkan gerakan teroris jika dibandingkan dengan negara-negara Timur Tengah.

Sesungguhnya Islam wasatiyyah memiliki dasar normatif-teologis yang tercantum dalam Alquran (Albaqarah: 143) dan juga pernah dibuktikan dalam sejarah baik semasa hidup Rasulullah Muhammad maupun semasa abad tengah. Islam begitu toleran, akomodatif, dan apresiatif terhadap budaya luar, di samping Islam telah membuktikan dirinya sebagai penggerak peradaban.Dalam konteks Indonesia, Islam wasatiyyah itu juga terlihat bagaimana kehadiran Islam ke Nusantara melalui jalan damai. Sekadar contoh, sampai sekarang warisan Hindu-Buddha seperti candi Borobudur dan Prambanan tetap dipelihara dengan apik, baik oleh pemerintah maupun masyarakat sekitarnya yang beragama Islam. 

Masyarakat Islam pun ikut menjaga kelestarian tradisi Hindu Bali dan beberapa aliran kepercayaan lokal yang ada di Nusantara.Islamisme, nasionalisme, dan modernismeYang paling fenomenal dan historis ialah pembentukan negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila. Sebuah pertemuan dan kompromi antara Islamisme, nasionalisme, dan modernisme. 

Meski umat Islam sebagai warga negara mayoritas dan sederet nama pejuang kemerdekaan ialah tokoh-tokoh Islam, Indonesia menganut paham demokrasi (republik), bukan negara Islam (Islamic State). Negara tetap peduli terhadap pembinaan kehidupan beragama yang dipayungi Pancasila dan dilindungi UU.Ini jalan tengah sebuah ijtihad dan eksperimentasi sejarah yang tidak memperhadapkan antara keislaman dan kebangsaan, antara islamisme dan nasionalisme. 

Pancasila merupakan landasan bersama (kalimatun sawa') untuk mengakomodasi dan melindungi keragaman etnik, agama, dan kepercayaan penduduk Nusantara yang sangat plural ini, yaitu semua warga negara memiliki kedudukan sama di depan hukum.Secara normatif-ideologis nilai-nilai luhur bangsa Indonesia tercantum dalam Pancasila, yang memiliki akar kultural-filosofis ke masa lalu dan hidup dalam masyarakat.

 Namun, sekaligus juga visioner menatap dan menjangkau masa depan.Lebih dari itu, Pancasila juga memiliki rujukan atau sumber transendental, sebagaimana tertera dalam sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa. Kebertuhanan merupakan fondasi dan kesadaran awal yang mesti ditanamkan pada warga negara melalui berbagai jalur pendidikan sejak dini, baik di rumah tangga maupun sekolah. Yaitu kebertuhanan yang menumbuhkan rasa cinta pada nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, dan keadaban. Bukan kebertuhanan yang bersikap eskapis, lari dari kepedulian terhadap agenda kemanusiaan. 

Bukan kebertuhanan yang antikemanusiaan dan peradaban.Dua nilai universal ketuhanan dan kemanusiaan  tersebut hendak ditumbuhkan dalam masyarakat Indonesia yang menjunjung tinggi persatuan yang diikat dalam semangat keindonesiaan karena sejak awal berdirinya sangat disadari akan kemajemukan masyarakatnya sehingga tanpa persatuan yang kuat pasti akan buyar apa yang disebut Indonesia ini.

Karena sadar dan setia akan semangat persatuan yang dijiwai nilai kemanusiaan dan keadilan, demokrasi Indonesia senantiasa menjunjung tinggi mekanisme musyawarah yang dipimpin hikmah kebijaksanaan. Bukan demokrasi yang hanya mengandalkan kemenangan jumlah suara. Mekanisme dan suasana batin yang penuh hikmah dalam permusyawaratan itulah yang diharapkan akan mampu mendekatkan cita-cita keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.Jadi, rentang antara kebertuhanan dan terwujudnya masyarakat yang berkeadilan dalam rumusan Pancasila terdapat tahapan dan prasyarat yang mesti dipenuhi. 

Tidak mungkin keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia akan terwujud jika para pemimpin tidak menghayati dan setia pada kebertuhanan, kemanusiaan, keadilan, dan semangat menjaga persatuan serta menjunjung tinggi hikmah kebijaksanaan dalam membuat kebijakan publik dan dalam kehidupan sehari-hari. 

Pelan tapi pasti Pak Presiden mereformasi seluruh elemen yang bisa merusak sendi kemasyarakatan dan kehidupan beragama dengan merubah flatform dan nasionalisme sehingga betul betul menjadi pengayom masyarakat Serta menjadikan masyarakat Indonesia lebih nasionalis dan rasional dalam memahami Agama.

Wallahu'Alam bishowab.```

Tito Gatsu

Minggu, 22 November 2020

Keutamaan Sodaqoh

*SEMOGA KAU INGAT HATIKU*

Ahmad bin Miskin, seorang ulama abad ke-3 Hijriah dari kota Basrah, Irak pernah bercerita:

Aku pernah diuji dengan kemiskinan pada tahun 219 Hijriyah. 
Saat itu, aku sama sekali tidak memiliki apapun, 
sementara aku harus menafkahi seorang istri dan seorang anak. 
Lilitan hebat rasa lapar terbiasa mengiringi hari-hari kami.

Maka aku bertekad untuk menjual rumah dan pindah ke tempat lain. 
Akupun berjalan mencari orang yang bersedia membeli rumahku.

Bertemulah aku dengan sahabatku Abu Nashr dan kuceritakan kondisiku. 
Lantas, dia malah memberiku 2 lembar roti isi manisan dan berkata: 
“Berikan makanan ini kepada keluargamu.”

Di tengah perjalanan pulang, aku berpapasan dengan seorang wanita fakir bersama anaknya. Tatapannya jatuh di kedua lembar rotiku. Dengan memelas dia memohon:

“Tuanku, anak yatim ini belum makan, tak kuasa terlalu lama menahan rasa lapar yang melilit. 
Tolong beri dia sesuatu yang bisa dia makan. Semoga Allah merahmati Tuan.”

Sementara itu, si anak menatapku polos dengan tatapan yang takkan kulupakan sepanjang hayat. Tatapan matanya menghanyutkan fikiranku dalam khayalan ukhrowi, seolah-olah surga turun ke bumi, menawarkan dirinya kepada siapapun yang ingin meminangnya, 
dengan mahar mengenyangkan anak yatim miskin dan ibunya ini.

Tanpa ragu sedetikpun, kuserahkan semua yang ada ditanganku. 
“Ambillah, beri dia makan”, kataku pada si ibu.

Demi Allah, padahal waktu itu tak sepeserpun dinar atau dirham kumiliki. 
Sementara di rumah, keluargaku sangat membutuhkan makanan itu.

Spontan, si ibu tak kuasa membendung air mata dan si kecilpun tersenyum indah bak purnama.

Kutinggalkan mereka berdua dan kulanjutkan langkah gontaiku, 
sementara beban hidup terus bergelayutan dipikiranku.

Sejenak, kusandarkan tubuh ini di sebuah dinding, sambil terus memikirkan rencanaku menjual rumah. Dalam posisi seperti itu, tiba-tiba Abu Nashr dengan kegirangan mendatangiku.

“Hei, Abu Muhammad...! 
Kenapa kau duduk duduk di sini sementara limpahan harta sedang memenuhi rumahmu?”, tanyanya.

“Subhanallah....!”, jawabku kaget. “Dari mana datangnya?”

“Tadi ada pria datang dari Khurasan. 
Dia bertanya-tanya tentang ayahmu atau siapapun yang punya hubungan kerabat dengannya. 
Dia membawa berduyun-duyun angkutan barang penuh berisi harta,” ujarnya.

"Terus?”, tanyaku keheranan.

Dia itu dahulu saudagar kaya di Bashroh ini. Kawan ayahmu. 
Dulu ayahmu pernah menitipkan kepadanya harta yang telah ia kumpulkan selama 30 tahun. 
Lantas dia rugi besar dan bangkrut. Semua hartanya musnah, termasuk harta ayahmu.

Lalu dia lari meninggalkan kota ini menuju Khurasan. 
Di sana, kondisi ekonominya berangsur-angsur membaik. Bisnisnya melejit sukses. 
Kesulitan hidupnya perlahan lahan pergi, berganti dengan limpahan kekayaan. 
Lantas dia kembali ke kota ini, ingin meminta maaf dan memohon keikhlasan ayahmu 
atau keluarganya atas kesalahannya yang lalu.

Maka sekarang, dia datang membawa seluruh harta hasil keuntungan niaganya yang telah dia kumpulkan selama 30 tahun berbisnis. 
Dia ingin berikan semuanya kepadamu, berharap ayahmu dan keluarganya berkenan memaafkannya.”

Dengan perubahan drastis nasib hidupnya ini, Ahmad bin Miskin melanjutkan ceritanya:

Kalimat puji dan syukur kepada Allah berdesakan meluncur dari lisanku. 
Sebagai bentuk syukur. Segera kucari wanita faqir dan anaknya tadi. 
Aku menyantuni dan menanggung biaya hidup mereka seumur hidup.

Aku pun terjun di dunia bisnis seraya menyibukkan diri dengan kegiatan sosial, sedekah, 
santunan dan berbagai bentuk amal shalih. 
Adapun hartaku, terus bertambah melimpah ruah tanpa berkurang.

Tanpa sadar, aku merasa takjub dengan amal shalihku. 
Aku merasa, telah mengukir lembaran catatan malaikat dengan hiasan amal kebaikan. 
Ada semacam harapan pasti dalam diri, 
bahwa namaku mungkin telah tertulis di sisi Allah dalam daftar orang orang shalih.

Suatu malam, aku tidur dan bermimpi. 
Aku lihat, diriku tengah berhadapan dengan hari kiamat. 
Aku juga lihat, manusia bagaikan ombak, bertumpuk dan berbenturan satu sama lain.

Aku juga lihat, bada n mereka membesar. 
Dosa-dosa pada hari itu berwujud dan berupa, 
dan setiap orang memanggul dosa-dosa itu masing-masing di punggungnya.

Bahkan aku melihat, ada seorang pendosa yang memanggul di punggungnya beban besar 
seukuran kota Basrah, isinya hanyalah dosa-dosa dan hal-hal yang menghinakan.

Kemudian, timbangan amal pun ditegakkan, dan tiba giliranku untuk perhitungan amal.

Seluruh amal burukku ditaruh di salah satu sisi timbangan, 
sedangkan amal baikku di sisi timbangan yang lain. 
Ternyata, amal burukku jauh lebih berat daripada amal baikku..!

Tapi ternyata, perhitungan belum selesai. 
Mereka mulai menaruh satu persatu berbagai jenis amal baik yang pernah kulakukan.

Namun alangkah ruginya aku. 
Ternyata dibalik semua amal itu terdapat NAFSU TERSEMBUNYI. 
Nafsu tersembunyi itu adalah riya, ingin dipuji, merasa bangga dengan amal shalih. 
Semua itu membuat amalku tak berharga. 
Lebih buruk lagi, ternyata tidak ada satupun amalku yang lepas dari nafsu-nafsu itu.

Aku putus asa.
Aku yakin aku akan binasa. 
Aku tidak punya alasan lagi untuk selamat dari siksa neraka.

Tiba-tiba, aku mendengar suara, “Masihkah orang ini punya amal baik?”

“Masih...”, jawab suara lain. “Masih tersisa ini.”

Aku pun penasaran, amal baik apa gerangan yang masih tersisa? Aku berusaha melihatnya.

Ternyata, itu HANYALAH dua lembar roti isi manisan yang pernah ku sedekahkan 
kepada wanita fakir dan anaknya.

Habis sudah harapanku... 
Sekarang aku benar benar yakin akan binasa sejadi-jadinya.

Bagaimana mungkin dua lembar roti ini menyelamatkanku,sedangkan dulu aku pernah bersedekah 100 dinar sekali sedekah (100 dinar = +/- 425 gram emas = Rp 250 juta), dan itu tidak berguna sedikit pun. 
Aku merasa benar-benar tertipu habis-habisan.

Segera 2 lembar roti itu ditaruh di timbanganku. 
Tak kusangka, ternyata timbangan kebaikanku bergerak turun sedikit demi sedikit, dan terus bergerak turun sampai-sampai lebih berat sedikit dibandingkan timbangan kejelekanku.

Tak sampai disitu, ternyata masih ada lagi amal baikku. 
Yaitu berupa air mata wanita faqir itu yang mengalir saat aku berikan sedekah. 
Air mata tak terbendung yang mengalir kala terenyuh akan kebaikanku. 
Aku, yang kala itu lebih mementingkan dia dan anaknya dibanding keluargaku.

Sungguh tak terbayang, saat air mata itu ditaruh, ternyata timbangan baikku semakin turun dan terus memberat. 
Hingga akhirnya aku mendengar suatu suara berkata, “Orang ini selamat dari siksa neraka..!”

==============

[ Ar-Rafi’i dalam Wahyul Qalam, 2/153-160 ]

➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Siapatau dengan berbagi kisah ini, ada seseorang yg tergerak hatinya untuk bersedekah atau beramal shalih dalam bentuk apapun dengan niat yang ikhlash - atau berusaha ikhlash, dan itu menjadi amal shalih jariyah bagi kita yg turut memforward-nya, yang diterima & diridhoi Allah...

Wallahu a'lam

Rabu, 11 November 2020

AMALIYAH NU

أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ 
وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ 

ٱلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ٱللَّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ

9 AMALIYAH CIRI KHAS NU

NU memang terkenal dengan berbagai amalan yang sering dilakukan secara berjamaah.Tradisi pewarisannya bisa dibilang cukup panjang.Dari generasi
ke gemerassi mungkin.Kadangkala banyak juga yang mempertanyakan keabsahan amaliyah ini.Berikut saya ringkas sembilan amaliyah yang umum dikalangan Nahdlotul Ulama:

"1.TAHLILAN"

Tahlilan
adalah salah satu cirikhas kaum NU.Bahkan untuk mengetahui seseorang NU apa tidak cukup dilihat dari apakah seseorang itu ikut kegiatan tahlilan apa tidak.

Tahlilan sendiri adalah sebuah kegitan yang dilakukan bersama oleh kalangan NU yang berisi pembacaan dzikir,tasbih,ayat quran tahlil,tahmid dan lain sebagainya.Biasanya acara ini diselenggarakan dalam berbagai
momentum kalangan NU.Yang paling jamak aadalah ketika mendoakan seseorang
yang sudah meninggal.Biasanya dilakukan pada malam hari pertama sampai ke empat puluh berlanjut terus hari ke 100,1000 dan haul tiap tahunnya.

"2.ZIARAH KUBUR"

Warga NU akrab seklai dengan budaya ziarah kubur.Mendatangi makam para auliya,ulama atau leluhur sembaru membaca berbagai doa disana.Jangan dimaknai kaum NU berdoa kepada kuburan.Tapi melalui para orang orang yang terlebih dahulu mereka merasa lebih dekat dengan yang maha kuasa dan mengingatkan mereka bahwa kehidupan pada hakikatnya adalah fana dan tidak kekal.

Khusus ziarah makam para wali sudah menjadi tradisi dan bahkan sangat ramai seklai pengunjungnya.Ini dilaksanakan biasnya rombongan.Jika ke makam para leluhur hampir tiap hari raya idhul fitri dan hari hari tertentu manjadi budaya yang mapan dikalangan NU.

"3.MAULID NABI"

Untuk menunjukan kecintaannya padaNabi,paling tidak pada bulan kelahiran Nabi yaitu bulan Robiul Awwal banyak sekali kegiatan bernuansa keagamaan dalam berbagai bentuk.Ada Dibaab.Barzanji,pengajian dlsb dalam
rangka Maulid Nabi.
a
Kegiatan ini banyak dihujat karen dianggap tidak memiliki dassar yang kukuh yang pernah nabi laksankan pada masa hidup Nabi.

"4.ISTIGHOSAH"

Istighosah memiliki arti memohon pertolongan kepada Alloh SWT.Oleh warga
NU biasnya dilaksanakan bersama-sama dalam satu majlis.Dalam skala besar PBNU pernah menyeleksanakan istighosah dalam skala besar atau istighosah kubro baik tingkat Nasional maupun tingkat daerah.

"5.QUNUT"

Cobalah anda sholat subuh disuatu tempat.Bila jamaah dalam tempat tersebut melakukan qunut dapat dipastikan itu adalah warga NU.Tapi sebenarnya Qunut dibagi menjadi 3:

1.Qunut Shubuh:Imam Syafii menyatakan bahwa qunut subuh dibaca bberdasarkan hadis dari Anas bin Malik.

2.Qunut Nazilah:qunut ini dibaca warga NU ketika sedang menghadai kesudahan baik wabah penyakit,tantangan,bencana dlsb.

3.Quntu Witir : qunut ini dilaksanakan pada rakaat terakhir bulan Romadlon pada malam ke 16-30 bulan Romadhon.

"6.TALQIN"

Adalah amaliyah kaum Nu disaat ada saudaranya yang meningla dunia.Talqin
berasal dari Bahasa Arab yang artinya memahamkan atau mengingatkan.Talqin biasnya dibacakan dalam bahasa arab tapi sering  juga dibacakan dalam Bahasa Jawa.

Adapun tatacaranya orang yang menalqin berposisis duduk dihadapan kepala mayyit.Sedangkan para hadirin hendaknya berdiri,Dana salah seorang yang biasanya pemua keagamaan mulai membacakan talqin bagi si mayyit.

"7.ADZAN 2 KALI DALAM SHALAT JUM’AT"

Setiapmenjelang sholat Jumat dimasjid-masjid NU,ada seorang laki-laki yang berdiri sambil memegang tongkat.Setelah membacakan hadis Nabi yang berisi anjuran kepada para Jama’ah dan kemudian dilakukan adzan yang kedua kalinya.

Praktek semcam ini meniru pada zama Shahabat Utsman dan praktik semacam
ini sama dengan yang dipraktikan di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.

"8.TINGKEPAN"

Acara ini berbentuk pembacaan doa dan pemberian sedekah dalam rangka tujuh bulan kehamilan seorang wanita yang pertama kali hamil.Dan biasanya disela-sela acara dibacakan surat Yusuf dan surat
 Maryam,dengan harapan agar anaknya akan lahir seganteng Nabi Yusuf dan secantik Siti Maryam

"9.MERUJUK KITAB KUNING"

Selai pada Alquran dan Alhadist,warga NU selalu berpegangan pada ulama lama baik melalui kyai maupun merujuk pada kitab kunang yang dianggap standar oleh para Ulama NU.

Kitab kuning ini biasanya ditulis dalam bahasa arab dan biasanya berbentuk tulisan arab tanpa harakat(gundul) Ini tidak lain karena tradisi intelektual NU yang selalu berpegangan pada sanad san karena berhati-hati agar supaya pemahaman agamanya tidak melenceng dari apa yang telah digariskan oleh para Salafuna Assholih yang berpegana pada tradisi Nabi Muhammad SAW.

===================

G. Haul
A. Pengertian

Secara bahasa haul adalah setaun secara istilah adalah peringatan satu tahun meninggalnya seseorang. Dalam acara haul biasanya terdapat beberapa kegiatan diantaranya: ziarah, dzikir, tahlil, halaqah, manaqib, tausyrah, bakti social, dan lain sebagainya

B. Dalil-dalil haul

Ada banyak dalil syar’I tentang haul diantaranya dalam kitab Al-kawakib ad-Durriyah, juzI, hlm 32 diterangkan:

قَالَ اْلوَاقِدِ وَكَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَزُوْرُ قَتْلَ أُحُدٍ فِىْ كُلِّ حَوْلٍ وَاِذَا لَقَاهُمْ بِالشَعْبِ رَفَعَ صَوْتَهُ يَقُوْلُ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ بِمَا صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِ وَكَانَ اَبُوْ بَكْرٍ يَفْعَلُ مِثْلَ ذَالِكَ وَكَذَالِكَ عُمَرُ بْنُ اْلخَطَّابِ ثُمَّ عُثْمَانَ. وَفِى نَهْجِ اْلبَلَاغَةِ – اِلَى اَنْ قَالَ- وَفِى مَنَاقِبِ سَيِّدِ الشُّهَدَاءِ حَمْزَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ لِلسَّيِّدِ جَعْفَرِ اْلبَرْزَنْجِْي قَالِ: وَكَانَ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالَّسلَامُ يَأْتِي قُبُوْرَ الشُّهَدَاءِ بِأُحُدٍ عَلَى رَأْسِ كُلِّ حَوْلٍ-الخ.

Al-waqidi berkata: Rosul mengunjungi makam para pahlawan Uhud setiap tahun. Jika telah sampai di Syi’ib ( tempat makam mereka ), Rosul agar keras berucap : Assalamu ‘alaikkum bima sahabartum faniqma ‘uqba ad-dar (semoga kalian selalu beroleh kesejahteraan atas kesabaran yang telah kalian lakukan. Sungguh, akhirat tempat yang paling nikmat . Abu Bakar, Umar, Utsman juga melakukan hal yang serupa. Sampai kata-kata…Dalam Manaqib sayyid as-Syuhada Hamzah bin abi Tholib yang ditulis Sayyid Ja’far al-Barzanjy, dia berkata : Rosululoh mengunjungi makam Syuhada Uhud setiap awal tahun..

Dalil kedua , al-fatawa al-Kubra, juz II hlm, 18 : Ahkam al-fukaha, juz III, hlm. 41-42 :

ذِكْرَ يَوْمِ اْلوَفَاةِ لِبَعْضِ اْلاَوْلِيَاءِ وَالْعُلَمَاءِ مِمَّا لَا يَنْهَاهُ الشَّرِيْعَةُ الْغُرَّاءُ، حَيْثُ اَنَّهَا تَشْتَمُِ غَالِبًا عَلَى ثَلَاثَةِ أُمُوْرٍ مِنْهَا زِيَارَةُ اْلقُبُوْرِ، وَتَصَدُّقُ بِاْلمَأْكُوْلِ وَاْلمَشَارِبِ وَكِلَاهُمَا غَيْرُ مَنْهِيٍّ عَنْهُ، وَمِنْهَا قِرَاَةُ اْلقُرْآنِ وَاْلوَعْدِ الدِّيْنِي وَقَدْ يُذْكَرُ فِيْهِ مَنَاقِبُ اْلمُتَوَفَّى وَذَالِكَ مَسْتَحْسَنٌ لِلْحَثِّ غَلَى سُلُوْكِ الطَّرِيْقَتِهِ اْلمَحْمُوْدَةِ كَمَا فِى الْجُزْءِ الثَّانِى مِنَ الْفَتَوِى اْلكُبْرَى لِاِبْنِ حَجَرٍ وَنَصَّ عِبَاَرتُهُ: عِبَارَةُ شَرْحَيِ اْلعُبَابِ: وَيَحْرُمُ النَّدْبُ مَعَ اْلبُكَاءِ كَمَا حَكَاهُ فِى اْلاَذْكَارِ وَجَزَمَ بِهِ فِى اْلمَجْمُوْعِ وَصَوَّبَهُ اْلاَسْنَوِي-اِلَى اَنْ قَالَ-اِلَّا ذِكْرُ مَنَاكِبِ عَالِمٍ وَرَعٍ اَوْ صَالِحٍ لِلْحَثِّ عَلَى سُلُوْكِ طَرِيْقَتِهِ وَحُسْنُ الظَّنِّ بِهِ بَلْ هِيَ حِيْنَئِذٍ بِالطَّاعَةِ أَشْبَهُ لِمَا يَنْشَأُ عَنْهَا مِنَ اْلبِرِّ وَالْخَيْرِ وَمِنْ ثَمَّ مَازَالَ كَثِيْرً مِنَ الصَّحَابَةِ وَغَيْرِهِمْ مِنَ اْلعُلَمَاءِ يَفْعَلُوْنَهَا عَلَى مَمَرِّ اْلاِعْصَارِ مِنْ غَيْرِ اِنْكَارٍ.

Memperingati hari wafat para wali dan para ulama termasuk amal yang tidak dilarang agama. Ini tiada lain karena peringatan itu biasanya mengandung sedikitnya 3 hal : ziarah kubur, sedekah makanan dan minuman dan keduanya tidak dilarang agama. Sedang unsur ketiga adalah karena ada acara baca al’qur’an dan nasehat keagamaan. Kadang dituturkan juga manaqib ( biografi ) orang yang telah meninggal. Cara ini baik baik untuk mendorong orang lain untuk mengikuti jalan terpuji yang telah dilakukan si mayit, sebagaimana telah disebutkan dalam qitab fatawa al-Kubara,juz II, Ibnu Hajar, yang teksnya adalah ungkapan terperinci dari al-Ubab adalah haram meratapi mayit sambil menangis seperti diceritakan dalam kitab al-Azkar dan dipedomani dalam al-Majmu’, al-Asnawi membenarkan cerita ini. Sampai pernyatan …kecuali menuturkan biografi orfang alim yang Wira’i dan sleh guna mendorong orang mengikuti jalannya dan berbaik sangka dengannya. Juga agar orang bisa lagsung berbuat taat, melakukan kebaikan seperti jalan yang telah dilalui almarhum. Inilah sebabnya sebian sahabat dan ulama selalu melakukan hal ini sekian kurun waktu tanpa ada yang mengingkarinya.

Dari dalil-diatas dapat disimpulkan bahwa peringatan haul itu dapat dibenarkan secara syara’

H. Ziarah Kubur
A. Pengertian

Secara bahasa ziarah artinya berkunjung. Secara istilah adalah mengunjungi makam orang yang sudah meninggal untuk mendo’akannya, bertabaruk, I’tibar ataupun mengingat untuk mengingat. Hari akhirat.

Amalan-amalan yang telah dilakukan saat ziarah berbeda-beda yang umum dilakukan yaitu membaca Al-Qur’an, tahlil, solawat dan berdo’a kepada Alloh semata.

B. Dalil-dalil ziarah kubur

Diantara dalil-dalil Sya’i tentang disunahkannya ziarah adalah sebagaimana hadist-hadist berikut.

عَنْ بَرِيْدَةَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: قَدْ كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُوْرِ فَقَدْ أُذِنَ لِمُحَمَّدٍ فِىْ زِيَارَةِ قَبْرِ اُمَّةِ فَزُوْرُوْهَا فَاِنَّهَا تُذَكِّرُ اْلآخِرَةِ.(رواه الترمذي.٩٧٠)

“Dari Buraidah, ia berkata Rosululloh SAW bersabda “Saya pernah melarang kamu berziarah kubur. Tapi sekarang Muhammad teah diberi izin untuk berziarah ke makam ibunya. Maka sekarang berziarahlah! Karena perbuatan itu dapat mengingatkan kamu pada akhirat.

Disebut dalam kitab Kasyf As-Syubuhat, hlm 39 :

عَنْ هِشَامِ بْنِ سَاِلمِ قَالَ: عَاشَتْ فَاطِمَةَ بَعْدَ اَبِيْهَا خَمْسَةَ وَسَبْعِيْنَ يَوْمًا لمَ ْتُرَى-كََاشِرَةٌ وَلَا صَاحِكَةٌ تَأْتِى قُبُوْرَ الشُّهَدَاءِ فِىْ كُلِّ جُمْعَةٍ مَرَّتَيْنِ اْلاِثْنَيْنِ وَاْلخَمِيْسِ فَتَقُوْلُوْهَا هُنَا كَانَ رَسُوْلُ اللهِ.

Hadist dari Hisyam bin Salim:setelah 75 hari ayahnya ( Nabi Muhammad ) meninggal, Fathimah tidak lagi murung,ia selalu ziarah

Minggu, 08 November 2020

TATA CARA RUQYAH

TATA CARA RUQYAH VERSI ASWAJA

Apabila ingin membuat air ruqyah untuk mengusir jin/setan yang ada pada jasad seseorang yang membuat timbulnya penyakit lahir ataupun batin dengan cara menyiapkan air 1 atau ½ gelas, lalu sebagian permukaan gelas ditutup dengan telapak tangan sambil didekatkan gelasnya ke mulut, lantas dibacakan ayat-ayat al-Qur’an sebagai berikut :

a. membaca Sholawat Thibbil Quluub
b. membaca surat al-Fatihah 1x, ketika ayat “iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’in” diulang sebanyak 7x.
c. Ayat Kursi, ketika lafadz “walaa yauuduhu hifzhuhumaa wa huwal ‘Aliyyul ‘Azhiim” diulang sebanyak 7x.
d. Al-Ikhlas 1x.
e.Al-Falaq 3x, ketika sampai ayat “wa ming syarrin naffaatsaatifil ‘uqod” diulang 7x.
f. An-Naas 3x, ketika sampai ayat “alladzii yuwaswisu fii shuduurin naas” diulang 3x.

Setelah itu, udara dalam gelas tersebut dihirup lewat hidung dan dikeluarkan lewat mulut, lantas airnya diminum. Kemudian pegang perutnya, tarik sampai ke mulut seraya mengucap “Bismillaahi Alloohu Akbar.” 

Catatan :
1. Air ruqyahnya lebih baik jika dicampur dulu dengan serbuk bidara.
2. untuk menetralisir tempat angker, air ruqyah tadi bisa disemburkan/disiramkan di tempat yang disinyalir sebagai tempat angker.
3. Bila terjadi reaksi seperti pusing, mata berkunang-kunang, mual, gemetar, dan lain-lain, maka perlu ada RTL (Ruqyah Tindak Lanjut).
4, Bila kasus lumpuh atau penyakit menahun, sisa air ruqyahnya bisa dibasuhkan ke tempat yang sakit.
5. Untuk kasus sihir, ayatnya  boleh ditambah ayat-ayat pembatal sihir berikut ini :

وَاتَّبَعُوْا مَا تَتلُو الشَّيٰطِيْنُ عَلٰى مُلْكِ سُلَيْمٰنَ وَمَا كَفَرَ سُلَيْمٰنُ وَلٰكِنَّ الشَّيٰطِيْنَ كَفَرُوْا يُعَلِّمُوْنَ النَّاسَ السِّحْرَ وَمَٓا اُنْزِلَ عَلَى الْمَلَكَيْنِ بِبَابِلَ هَارُوْتَ وَمَارُوْتَ وَمَايُعَلِّمٰنِ مِنْ اَحَدٍ حَتّٰى يَقُوْلَٓا اِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلَا تَكْفُرْ فَيَتَعَلَّمُوْنَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُوْنَ بِهٖ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِهٖ وَمَا هُمْ بِضَٓارِّيْنَ بِهٖ مِنْ اَحَدٍ اِلَّا بِٳِذْنِ اللهِ وَيَتَعَلَّمُوْنَ مَايَضُرُّهُمْ وَلَايَنْفَعُهُمْ وَلَقَدْ عَلِمُوْا لَمَنِ اشْتَرٰىهُ مَالَهٗ فِى الْآخِرَةِ مِنْ خَلَاقٍ وَلَبِئْسَ مَاشَرَوْا بِهٖٓ اَنْفُسَهُمْ لَوْ كَانُوْا يَعْلَمُوْنَ ۝ (البقرة : ١٠٢)
Bacalah berulang-ulang lafadz yang digaris bawahi yakni “Wamaa hum bidhoorriina bihi min ahadin illaa bi idznillah.”

وَاَوْحَيْنَٓا اِلَى مُوْسٰٓى اَنْ اَلْقِ عَصَاكَ فَٳِذَا هِيَ تَلْقَفُ مَا يَأْفِكُوْنَ۝ فَوَقَعَ الْحَقُّ وَبَطَلَ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ۝ فَغُلِبُوْا هُنَالِكَ وَانْقَلَبُوْا صٰغِرِيْنَ۝ وَاُلْقِيَ السَّحَرَةُ سٰجِدِيْنَ۝ قَالُوْٓا اٰمَنَّا بِرَبِّ الْعٰلَمِيْنَ۝ رَبِّ مُوْسٰى وَهٰرُوْنَ ۝.  (الأعراف : ١٢٢-١١٧)
Bacalah berulang-ulang lafadz yang digaris bawahi yakni “Wa ulqiyas saharotu saajidiin.”
فَلَمَّا جَٓاءَ السَّحَرَةُ قَالَ لَهُمْ مُّوْسٰٓى اَلْقُوْٓا مَٓا اَنْتُمْ مُلْقُوْنَ۝ فَلَمَّٓا اَلْقَوْا قَالَ مُّوْسٰى مَا جِئْتُمْ بِهِ السِّحْرُ اِنَّ اللهَ سَيُبْطِلُهٗ اِنَّ اللهَ لَا يُصْلِحُ عَمَلَ الْمُفْسِدِيْنَ۝ وَيُحِقُّ اللهُ الْحَقَّ بِكَلِمٰتِهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُجْرِمُوْنَ۝ (يونس : ٨٠-٨٢)
Bacalah berulang-ulang lafadz yang digaris bawahi yakni “Innalloha sayubthiluh.”

وَاَلْقِ مَا فِيْ يَمِيْنِكَ تَلْقَفْ مَا صَنَعُوْا اِنَّمَا صَنَعُوْا كَيْدُ سٰحِرٍ وَلَا يُفْلِحُ السّٰحِرُ حَيْثُ أَتٰى۝ وَاُلْقِيَ السَّحَرَةُ سُجَّدًا قَالُوْا اٰمَنَّا بِرَبِّ هٰرُوْنَ وَ مُوْسٰى۝ (طه : ٦٩-٧٠)
Bacalah berulang-ulang lafadz yang digaris bawahi yakni “Walaa yuflihus saahiru haitsu ataa..”

Catatan :
1. Sebelum melakukan prosesi ruqyah, terlebih dahulu peruqyah mempersiapkan hal-hal berikut :
 a.  berpakaian yang suci, begitu pula tempat dan media ruqyahnya pun harus suci.
 b.  meyakini bahwa al-Qur’an sebagai mukjizat sekaligus sebagai obat (syifa’)
 c.  menyarankan pasien perempuan (marqiyyah) agar menutup aurat dan memakai rangkapan celana panjang guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan saat reaksi marqiyyah terlalu frontal.
 d. menyiapkan plastik /tissu dan semcamnya (dikhawatirkan ada muntah atau kotoran semacamnya).
 e.  melepaskan benda-benda yang dianggap mempunyai kekuatan gaib (jimat dan sejenisnya), kaea dikhawatirkan terjadinya benturan energi sehingga membahayakan diri.
 f.   berwudhu terlebih dahulu
 g.  niat meruqyah yang danjurkan dan dibenarkan syariat yaitu :

اَلْفَاتِحَةُ بِالنِيَّةِ قِرَاءَةِ الرُّقْيَةِ لِأَجْلِ الْٳِسْتِعَانَةِ بِاللهِ لِشِفَاءِ جَمِيْعِ الْأَمْرَاضِ بِوَاسِطَةِ الْأٰيَاتِ الْقُرْآنِ كَمَا نَوَى اَهْلُنَا وَ اٰبَائُنَا الصَّالِحُوْنَ كَمَا نَوَى الشَّيْخُ حَمْدِيْ اِلَى الْمُنْتَهَى كَمَا نَوَى سَادَاتُ الصُّوْفِيَّةِ كَمَا نَوَى مَشَايِخُ النَّهْضَةِ الْعُلَمَاءِ اَنَّ اللهَ يُدْخِلُ نِيَّتَنَا فِيْ نِيَّتِهِمْ وَ اَعْمَالَنَا فِيْ اَعْمَالِهِمْ وَ قِرَائَتَنَا فِيْ قِرَائَاتِهِمْ وَاَنَّ اللهَ يَرْزُقُنَا الْفُتُوْحَ وَالْمُنُوْحَ وَ الرُّسُوْخَ وَصَلَاحِ الْجَسَدِ وَالرُّوْحِ وَالـتَّوْبَةَ النَّصُوْحَ وَاَنَّ اللهَ يَرْزُقُنَا الْعِلْمَ وَالْعَمَلَ وَيَحْفَظُنَا مِنَ الزَّيْغِ وَالزَّلَلِ، وَاَنَّ اللهَ يَغْفِرُلَنَا ذُنُوْبَنَا وَ يُذْهِبُ عَنَّا غَيْظَ قُلُوْبِنَا وَيُجِيْرَنَا مِنْ مُضِلَّاتِ الْفِتَنِ وَالْمِحَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَاَنَّ اللهَ يَرْزُقُنَا الصِحَّةِ وَالْعَافِيَةَ وَالرَّحْمَةَ وَالْبَرَكَةَ وَعَلَى هٰذِهِ النِّيَّةِ وَلِكُلِّ نِيَّةٍ صَالِحَةٍ ..اَلْفَاتِحَةْ.  
 
 lalu menghadiahkan fatihah kepada :
 * Rasulullah saw
* Syaikh Abdul Qodir al-Jailani, Syaikh Bahauddin an-Naqsyabandi dan seluruh ulama sufi radhiyallohu ‘anhum.
* Yang mengijazahkan (‘Allamah ‘Alauddin Shiddiqy) dan seterusnya sebagaimana rangkaian sanad keguruan JRA.
Setelah itu membaca Sholawat Thibbil Qulub dan  ruqyah standar  yang disebutkan di atas, plus membaca  ayat perbentengan diri yaitu :
أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ.
أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لَامَّةٍ 
أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ غَضَبِهِ وَ عِقَابِهِ وَ مِنْ شَرِّ عِبَادِهِ وَ مِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِيْنِ وَ اَنْ يَحْضُرُوْنَ.
اَعُوْذُ بِعِزَّةِ اللهِ وَقُدْرَتِهِ مِنْ شَرِّ مَا اَجِدُ وَ اُحَاذِرُ (×٧).

h. memasrahkan  hasil ruqyah kepada ALLAH Ta’ala, sebab kesembuhan hanya berasal dariNya

 Sedangkan pasien yang hendak diruqyah (marqi/marqiyah) diinstruksikan untuk :
a, Membaca syahadat
b. Niatkan berobat dengan al-Qur’an
c. Siap  mengeluarkan semua penyakit/keluhan yang ada pada tubuh.
d. Pejamkan mata ( supaya lebih khusyu’ dan hadirnya hati, seraya tangan kanan sambil memegang perut.
Semoga bermanfaat.
(Cep Herry Syarifuddin, Nopember 2020)

Selasa, 03 November 2020

Kisah Keutamaan Shalawat Nabi

اللَّـﮬـُمَّ صـَلِِّ ؏َـلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّد وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا  مُحَمَّدٍ ﷺ

KISAH SYAIKH FARAZDAQ ULAMA AHLI SYA'IR DAN QOSIDAH
Ulama yang di potong lidahnya 

dahulu kala ada seorang penyair hebat dan sangat terkenal yaitu Syaikh Farazdaq dimana beliau selalu asyik memuji Rasulullah SAW., beliau mempunyai kebiasaan melakukan ibadah haji setiap tahunnya
Suatu waktu ketika beliau melakukan ibadah haji kemudian datang berziarah ke makam Rasulullah SAW. dan membaca qasidah di makam beliau dan ketika itu ada seseorang yang mendengarkan qasidah pujian yang dilantunkannya.

Setelah selesai membaca qasidah, orang itu menemui Sang Penyair dan mengajak beliau untuk makan siang ke rumahnya. Beliau pun menerima ajakan orang tersebut dan setelah berjalan jauh hingga keluar dari Madinah al-Munawwarah sampailah keduanya di rumah yang dituju.

Sesampainya di dalam rumah, orang tersebut memegangi Sang Penyair dan berkata: “Sungguh aku sangat membenci orang-orang yang memuji-muji Muhammad, dan ku bawa engkau ke sini untuk ku gunting lidahmu!”

Maka orang itu menarik lidah beliau lalu mengguntingnya dan berkata: “Ambillah potongan lidahmu ini dan pergilah untuk kembali memuji Muhammad!”

Maka Sang Penyair pun menangis karena rasa sakit dan juga sedih tidak bisa lagi membaca syair untuk Sayyidina Muhammad SAW. Kemudian beliau datang ke makam Rasulullah Saw. seraya berdoa:
“Ya Allah jika penghuni makam ini tidak suka atas pujian-pujian yang aku lantunkan untuknya maka biarkan aku tidak lagi bisa berbicara seumur hidupku, karena aku tidak butuh kepada lidah ini kecuali hanya untuk memuji-Mu dan memuji Nabi-Mu. Namun jika Engkau dan Nabi-Mu ridha maka kembalikanlah lidahku ini ke mulutku seperti semula.”

Beliau terus menangis hingga tertidur dan bermimpi jumpa dengan Rasulullah SAW. yang berkata:

“Aku senang mendengar pujian-pujianmu, berikanlah potongan lidahmu.”

Lalu Rasulullah SAW mengambil potongan lidah itu dan mengembalikannya pada posisinya semula. Ketika Sang Penyair ( Syaikh Farazdaq ) terbangun dari tidurnya beliau mendapati lidahnya telah kembali seperti semula, maka beliau pun bertambah dahsyat memuji Rasulullah SAW.

Hingga di tahun selanjutnya beliau datang lagi menziarahi Rasulullah SAW. dan kembali membaca pujian-pujian untuk Rasulullah SAW.
Dan di saat itu datanglah seorang yang masih muda dan gagah serta berwajah cerah menemui beliau dan mengajak beliau untuk makan siang di rumahnya.
Beliau teringat kejadian tahun yang lalu namun beliau tetap menerima ajakan tersebut sehingga beliau dibawa ke rumah anak muda itu.
Sesampainya di rumah anak muda itu, beliau dapati rumah itu adalah rumah yang dulu pernah beliau datangi lalu lidah beliau dipotong.
Anak muda itu pun meminta beliau untuk masuk yang akhirnya beliau pun masuk ke dalam rumah itu hingga mendapati sebuah kurungan besar terbuat dari besi dan di dalamnya ada kera yang sangat besar dan terlihat sangat beringas, maka anak muda itu berkata: “Engkau lihat kera besar yang di dalam kandang itu, dia adalah ayahku yang dulu telah menggunting lidahmu, maka keesokan harinya Allah merubahnya menjadi seekor kera.”

Dan hal yang seperti ini telah terjadi pada ummat terdahulu, sebagaimana firman Allah Swt.:

فَلَمَّا عَتَوْا عَنْ مَا نُهُوا عَنْهُ قُلْنَا لَهُمْ كُونُوا قِرَدَةً خَاسِئِينَ ( الأعراف)

“Maka setelah mereka bersikap sombong terhadap segala apa yang dilarang, Kami katakan kepada mereka: “Jadilah kalian kera yang hina”. (QS. al-A’raf ayat 166)

Kemudian anak muda itu berkata: “Jika ayahku tidak bisa sembuh maka lebih baik Allah matikan saja.”

Maka Syaikh Farazdaq berdoa: “Ya Allah aku telah memaafkan orang itu dan tidak ada lagi dendam dan rasa benci kepadanya”. Dan seketika itu pun Allah SWT mematikan kera itu dan mengembalikannya pada wujud yang semula.

Dari kejadian ini jelaslah bahwa sungguh Allah SWT. mencintai orang-orang yang suka memuji Nabi Muhammad SAW. Karena pujian kepada Nabi Muhammad SAW. disebabkan oleh cinta dan banyak memuji kepada Nabi Muhammad SAW. berarti pula banyak mencintai beliau. 

Dan semakin banyak orang yang berdzikir, bershalawat dan memuji Nabi Muhammad SAW., maka Allah akan semakin menjauhkan kita, wilayah kita dan wilayah-wilayah sekitar dari musibah dan digantikan dengan curahan rahmat dan anugerah dari Allah SWT.

( Dikisahkan Oleh Almaghfurlah Al Habib Mundzir bin Fuad Al Musawwa )

#Wallahu’alam

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وعلى آله وصحبه أجمعين.

Selasa, 27 Oktober 2020

Dimana kamu bisa dihargai

Dimana kamu bisa di hargai 

Seorang santri sedang membersihkan aquarium Kyainya, ia memandang ikan arwana  dengan takjub..
Tak sadar Kyainya sudah berada di belakangnya.. "Kamu tahu berapa harga ikan itu?". Tanya sang Kyai..
.
"Tidak tahu". Jawab si Santri..
.
"Coba tawarkan kepada tetangga sebelah!!". Perintah sang Kyai.
.
Ia memfoto ikan itu dan menawarkan ke tetangga..
Kemudian kembali menghadap sang Kyai. .
"Ditawar berapa nak?" tanya sang Kyai. .
"50.000 Rupiah Kyai". Jawab si Santri mantap..
.
"Coba tawarkan ke toko ikan hias!!". Perintah sang Kyai lagi..
.
"Baiklah Kyai". Jawab si santri. Kemudia ia beranjak ke toko ikan hias..
.
"Berapa ia menawar ikan itu?". Tanya sang kyai..
.
"800.000 Rupiah Kyai". Jawab si santri dengan gembira, ia mengira sang Kyai akan melepas ikan itu..
.
"Sekarang coba tawarkan ke Si Fulan, bawa ini sebagai bukti bahwa ikan itu sudah pernah ikut lomba". Perintah sang Kyai lagi..
.
"Baik Kyai". Jawab si Santri. Kemudian ia pergi menemui si Fulan yang dikatakan gurunya. Setelah selesai, ia pulang menghadap sang guru.
.
"Berapa ia menawar ikannya?".
.
"50 juta Rupiah Kyai".
.
Ia terkejut sendiri menyaksikan harga satu ikan  yang bisa berbed-beda..
.
"Nak, aku sedang mengajarkan kepadamu bahwa kamu hanya akan dihargai dengan benar ketika kamu berada di lingkungan yang tepat..".

.
"Oleh karena itu, jangan pernah kamu tinggal di tempat yang salah lalu marah karena tidak ada yang menghargaimu.. Mereka yang mengetahui nilai kamu itulah yang akan selalu menghargaimu..".

كُلُّنَا اَشْخَاصٌ عَادِيٌّ فِي نَظْرِ مَنْ لاَ يَعْرِفُنَا
Kita semua adalah orang biasa dalam pandangan orang-orang yang tidak mengenal kita.

وَكُلُّنَا اَشْخَاصٌ رَائِعُوْنَ فِى نَظْرِ مَنْ يَفْهَمُنَا
Kita adalah orang yang menarik di mata orang yang memahami kita.

وَكُلُّنَا اَشْخَاصٌ مُمَيِّزُوْنَ فِى نَظْرِ مَنْ يُحِبُّنَا
Kita istimewa dalam penglihatan orang-orang yang mencintai kita.

وَكُلُّنَا اَشْخَاصٌ مَغْرُوْرُوْنَ فِى نَظْرِ مَنْ يَحْسُدُنَا
Kita adalah pribadi yang menjengkelkan bagi orang yang penuh kedengkian terhadap kita.

وَكُلُّنَا اَشْخَاصٌ سَيِّئُوْنَ فِى نَظْرِ مَنْ يَحْقِدُ عَلَيْنَا
Kita adalah orang-orang jahat di dalam tatapan orang-orang yang iri akan kita.

لِكُلِّ شَخْصٍ نَظْرَتُهُ، فَلاَ تَتْعَبْ نَفْسَكَ لِتُحْسِنَ عِنْدَ الآخَرِيْنَ
Pada akhirnya, setiap orang memiliki pandangannya masing masing, maka tak usah berlelah-lelah agar tampak baik di mata orang lain.

يَكْفِيْكَ رِضَا اللّٰهُ عَنْكَ ، رِضَا النَّاسِ غَايَةٌ لاَ تُدْرَك
Cukuplah dengan ridha Allah bagi kita, sungguh mencari ridha manusia adalah tujuan yang takkan pernah tergapai.

وَرِضَا اللّٰهُ غَايَةٌ لاَ تُتْرَك ، فَاتْرُكْ مَا لاَ يُدْرَكْ ، وَاَدْرِكْ مَا لاَ يُتْرَكْ
Sedangkan Ridha Allah, destinasi yang pasti sampai, maka tinggalkan segala upaya mencari keridhaan manusia, dan fokus saja pada ridha Allah . ان شاء الله

Minggu, 25 Oktober 2020

Makna Khodam Sulaiman

Makna Khotim Sulaiman

Adapun mengenai al-asykal as-sab’ah (tujuh lambang) telah dijelaskan oleh para ulama bahwasanya ia merupakan ismullah al a’zham (Nama Allah Yang Agung). Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Abbas ra. Dan berikut yang dimaksud dengan al-asykal as-sab’ah (tujuh lambang) itu :

๘ااآم#ااااھے☆

Para ulama yang ahli dalam ilmu ini telah memberikan penjelasan mengenai makna lambang di atas. Yaitu, bahwasanya Allah berfirman :

انا الله الواحد الاحد الملك الحي

Aku adalah Allah, yang Tunggal, yang Esa, Raja, yang Maha hidup.

انا الله يسبح لى الظلام والغي

Aku adalah Allah, bayangan dan kegelapan bertasbih pada -Ku.

انا الله الصانع لا يدركنى الغئ

Aku adalah Allah, yang Maha Mencipta, yang kegelapan tidak dapat mencapai-Ku.

انا الله الذي ليس كمثله شئ

Aku adalah Allah, yang tidak ada sesuatu pun menyerupai-Ku.

انا الله السميع البصير الخالق كل حي

Aku adalah Allah, yang Maha Mendengar, yang Maha Melihat, yang Menciptakan semua yang hidup.

Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib karramallahu wajhah berkata dalam bentuk syair :

Tiga tongkat dibariskan setelah gambar bintang
* Di atasnya terdapat semacam tombak yang melengkung
Dan terdapat Mim terhapus (tidak berlubang tengahnya)
Dan terpisah kemudian semacam gambar tangga
* yang di dalamnya terdapat dua garis
Gambar keempat seperti jari-jari yang berjajar tanpa pergelangan
* yang mengisyaratkan kepada berbagai macam kebaikan
Kemudian huruf Ha’ separuh dan huruf Wawu yang melengkung
* Laksana tabung milik tukang bekam
Maka inilah yang dimaksud isim yang diagungkan derajatnya
* Maka apabila engkau tidak mengetahui perihal isim tersebut
sebelum nya maka ketahuilah
Wahai orang yang membawa al Ismul A’zham 
Cukupkanlah aku dengannya
* Sungguh engkau akan selamat dari marabahaya

makna  khatim sulaiman dalam bahasa arab menurut  ulama 

 ☆ فرد
 آآآ جبار
 م  شكور
 # ثابت  
اااا ظهير
 ھے خبير
  و  زكي

Sabtu, 24 Oktober 2020

Ziarah ke makam Nabi

KETUA DPP PKS YANG UMROH NAMUN TIDAK MAU MENZIARAHI NABI MUHAMMAD SHALLALLAHU ALAIHI WASSALAM

Oleh: Ustadz Akhmad Musta'in

Pada suatu Ramadhan, Gus Yahya –begitu K.H. Yahya Cholil Staquf biasa disapa– berangkat umroh. Dalam perjalanan Jakarta-Jeddah, kebetulan kursinya di pesawat bersebelahan dengan Ir. Tifatul Sembiring –waktu itu dia masih ketua DPP PKS dan belum jadi Menkominfo era Pak SBY– dan mereka pun sedikit mengobrol setelah saling menyapa.

"Berapa hari?" dia bertanya.

"Yah… seperti biasa… tiga hari di Madinah, lalu empat hari di Makkah," jawab Gus Yahya.

"Saya sepuluh hari tapi tidak ke Madinah. Cuma di Makkah saja terus pulang," kata Tifatul.

Gus Yahya tidak berkomentar dan obrolan tidak berlanjut karena Gus Yahya melihat Tifatul bangkit mengambil mushaf dari tas tentengnya.

"Maaf ya," katanya, kemudian tampak memusatkan perhatian ke halaman-halaman mushaf.

Syaikh Ahmad Nursaif, pengampu rubath thullab di Hafair, Makkah, adalah guru dari Kiai 'Athourrahman Hisyam–Kiai Thour–dan adik-adiknya. Suatu kali beliau berkunjung ke Indonesia dan menengok murid-muridnya itu di Leler, Purwokerto. Menurut Gus Zuhrul Anam, adik Kiai Thour yang juga menantu Kiai Maimun Zubair, Syaikh Nursaif bercerita tentang salah satu live show Bin Baz –syekh rujukan Salafi/Wahabi– di televisi Saudi.

Dalam dialog interaktif di televisi itu, seseorang bertanya lewat telefon,

"Saya menunaikan ibadah haji, tapi tidak sempat ziarah ke makam Rasulullah. Bagaimana hukumnya?"

"Oh, tidak apa-apa!" Bin Baz menjawab lugas, "Asal tahu saja, saya sendiri dua puluh lima tahun tinggal di Madinah, dan tidak sekali pun berziarah ke makamnya!"

Syaikh Nursaif tampak geram ketika meriwayatkan hal itu,

"Su-ul adab kok bangga!" kata beliau.

Belakangan, riwayat dari Gus Anam itu sampai kepada Gus Mus, beliau cuma nyengir.

"Wong itu Kanjeng Nabi sendiri yang tidak mau didatangi kok," komentarnya, "Dulu, banyak orang ingin sowan kepada Mbah Hamid Pasuruan tapi tidak berhasil ketemu. Banyak juga yang mau sowan, tapi nggak sempat-sempat, atau bahkan sama sekali tidak tergerak hatinya untuk sowan. Itu semua karena Mbah Hamid-nya sendiri memang tidak mau disowani oleh yang bersangkutan. Itu baru wali. Apalagi ini…. Kanjeng Nabi je!".

Jumat, 25 September 2020

Anak kecil di Masjid

😢HILANGNYA MALAIKAT MASJID😢

...
Pengusiran anak-anak di masjid menjadi pemandangan biasa di Indonesia, Mata-mata tajam dan kata-kata kasar kadang keluar dari penjaga masjid.
...
Jika anak-anak berlari ... riang ... tawa...di masjid itu lah ciri khas anak-anak...tetapi kalau yang berlari dan tertawa itu orangtua baru layak di usir...
Mereka sebenarnya "malaikat" yang sedang bergembira di rumah Robb-Nya...Bahkan Hasan dan Husein pernah menaiki tubuh Rasulullah saat mengimami sholat para sahabat...
...
Rasulullah sujud begitu lama....Hingga ada sahabat yg bertanya "mengapa lama sekali sujudmu ya Rasulullah" ...Rasul menjawab "Tadi Hasan dan Husein naik di tubuhku, aku khawatir kalau aku bangkit mereka terjatuh, ku biarkan mereka puas bermain".
...
Dalam riawayat yg lain Rasulullah mempercepat sholatnya karena ada tangis anak kecil yang memanggil ibunya yg sedang ikut berjama'ah bersama Rasulullah...Itulah mesjid Nabi yang tak sepi dari anak-anak kecil...Lalu mesjid apa yang anti dengan anak-anak kecil ?
...
Muhammad Al fatih pernah berkata : "Jika kalian tidak lagi mendengar riang tawa dan gelak bahagia anak-anak di masjid-masjid. Waspadalah. Saat itu kalian dalam bahaya."

Selasa, 22 September 2020

Jawaban Al Quran atas masalah kita

TERJAWAB SUDAH UJIAN KITA SAAT INI

"YA ALLAH APAKAH GERANGAN YANG SEDANG MENIMPA KAMI SAAT INI?"

ALLAH SWT berfirman:
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepada kalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan" (QS. Al-Baqarah: 155).

"MENGAPA KAMI HARUS DIUJI DENGAN WABAH SEPERTI INI?"

ALLAH SWT berfirman:
"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: ”Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?" (QS. Al-Ankabut: 2).

"UNTUK APA SESUNGGUHNYA UJIAN INI, YA ALLAH?"

ALLAH SWT berfirman: “Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa (seseorang) kecuali dengan izin Allah; barangsiapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk ke (dalam) hatinya"
(QS. At-Taghabun: 11).

"NAMUN, MENGAPA HARUS TERJADI PADA KAMI?"
ALLAH SWT berfirman: "Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta." (QS. Al-Ankabut: 3).

"DARIMANA DATANGNYA MUSIBAH INI, YA ALLAH?"

ALLAH SWT berfirman: “Dari mana datangnya ini?” Katakanlah: “Itu dari dirimu sendiri” (QS. Ali Imran: 165).

"TAPI YA ALLAH, WABAH INI SUNGGUH BURUK BAGI KAMI."

ALLAH SWT berfirman: “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui" (QS. Al-Baqarah: 216).

"TELAH SESAK NAFAS KAMI, BERAT HIDUP KAMI GARA-GARA WABAH INI"

ALLAH SWT berfirman: “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya” (QS. Al-Baqarah: 286).

"KAMI TIDAK BISA BEKERJA YA ALLAH, KAMI DIKURUNG DI RUMAH SAJA, KAMI TIDAK BISA BERBUAT APA-APA."

ALLAH SWT berfirman: “Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman” (QS. Ali 'Imran: 139).

"TERKADANG, WABAH INI MEMBERIKAN TEKANAN YANG DEMIKIAN DAHSYAT KEPADA KAMI. RASANYA KAMI TELAH MENYERAH KALAH. SEBAGIAN DARI KAMI BAHKAN TELAH BERPUTUS ASA"

ALLAH SWT berfirman: “Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir” (QS. Yusuf: 87).

ALLAH SWT berfirman: “Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Rabbnya, kecuali orang-orang yang sesat" (QS. Al-Hijr: 56).

"KAMI MENJADI GELISAH, TIDAK TENANG, KARENA BEBAN BERAT YANG KAMI HADAPI AKIBAT WABAH INI"

ALLAH SWT berfirman:
“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram” (QS. Ar-Ra’du: 28).

DI SAAT SEMPIT SEPERTI INI, MASIH ADAKAH JALAN KELUAR BAGI KAMI? MASIH ADAKAH PINTU REJEKI UNTUK MENYAMBUNG HIDUP KAMI YA ALLAH?"

ALLAH SWT berfirman:
“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan memberikan baginya jalan keluar (dalam semua masalah yang dihadapinya), dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya" (QS. Ath-Thalaq: 2-3).

“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan menjadikan baginya kemudahan dalam (semua) urusannya" (QS. Ath-Thalaq: 4).

"TAPI, PERUSAHAAN SUDAH MEMOTONG GAJI KAMI. BAHKAN SEBAGIAN DARI KAMI, SUDAH TIDAK MEMILIKI PEKERJAAN LAGI. SIAPA, YANG AKAN MEMBERIKAN REJEKI KEPADA KAMI?"

ALLAH SWT berfirman: “Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya" (QS. Hud: 6).

"SUDAH BEBERAPA BULAN KAMI MENJALANI KEBIJAKAN STAY AT HOME. RASANYA SUDAH TIDAK KUAT UNTUK TERUS MENERUS DI KURUNG DI DALAM RUMAH LELAH YA ALLAH SUNGGUH KAMI TIDAK TAHU SAMPAI KAPAN SUASANA INI"

ALLAH SWT berfirman: "Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu beruntung” (QS. Ali Imran: 200).

"MENGAPA ENGKAU MENYURUH KAMI UNTUK BERSABAR?"

ALLAH SWT berfirman: “Allah mencintai orang-orang yang sabar” (QS. Ali 'Imran: 146).

"ADAKAH BALASAN ATAS KESABARAN KAMI YA ALLAH?"

ALLAH SWT berfirman:
“Sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan" (QS. An-Nahl: 96).

"ALHAMDULILLAH. SEBERAPA BANYAKKAH PAHALA YANG AKAN ENGKAU BERIKAN KAMI?"

ALLAH SWT berfirman: “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas" (QS. Az-Zumar: 10).

MASYAA ALLAH. LALU BAGAIMANA NASIB KAMI KELAK DI AKHIRAT YA ALLAH?"

ALLAH SWT berfirman: “Sedang para malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu (surga), (sambil mengucapkan) ‘Selamat untuk kalian atas kesabaran kalian. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu" (QS. Ar-Ra’du: 23-24).

ALHAMDULILLAH, SEKARANG KAMI TENANG YA ALLAH, KAMI RIDHA DENGAN KETENTUAN-MU, KAMI BERSABAR DENGAN DENGAN UJIAN-MU"

ALLAH SWT berfirman: “Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepada-Nya" (QS. Al-Bayyinah: 8).

ALLAH SWT berfirman: “Dan keridhaan Allah adalah lebih besar; itu adalah keberuntungan yang besar" (QS. At-Taubah: 72).

# copas

Rabu, 16 September 2020

Obat Covid 19

Tolong bantu dikasih tahu ke saudara² kita yg kena covid 19..
Ini obat pemberian dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala yg mudah didapat yg sangat manjur..

🥥 1 biji air kelapa muda 
🍈 1 biji jeruk nipis diperas
 🥄1 sendok makan garam
🥃 2 sendok madu
Semuanya diaduk dan diminum airnya... dijamin 1 jam kemudian virusnya  akan  hilang....
Mudah mudahan semua dalam keadaan sehat walafiat..

Info dari teman yg kakaknya di kota Bau Bau Sulawesi Tenggara.. obat herbal ini sangat manjur.....
Bisa di infokan ke saudara,teman atau keluarga kita terima kasih.....
Indahnya Berbagi😊😘🙏🙏

Selasa, 15 September 2020

Silaturahmi Panjang Umur

QS Annisa 1

وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ

*NDAWAKNO UMUR*

Saat ngaji dalam Lailatul Ijtima Ranting NU Candimulyo edisi 143 di Musala Baiturrohman, Nglundo Utara, Kamis (10/9/2020), Wakil Rois Syuriyah PCNU Jombang, KH Muhammad Soleh menjelaskan pentingnya silaturahmi.
"Kalau ingin rezeki luas dan umur panjang, lakukan silaturahmi," tuturnya mengutip hadist Nabi Muhammad sollallahu alaihi wa sallam.

Kiai Soleh lalu cerita. Zaman Nabi Dawud ada pemuda yang sowan. 

Setelah si pemuda pulang, malaikat Izrail lalu bilang kepada Nabi Dawud. "Umur pemuda itu tidak akan sampai enam hari."

Namun setelah enam hari, satu bulan, bahkan setahun, pemuda itu tetap hidup.

Nabi Dawud lantas tanya Malaikat Izrail. Apakah catatan nya keliru?

Malaikat Izrail pun menjelaskan. Pada saat sowan Nabi Dawud, umur pemuda itu memang tercatat tinggal 6 hari.

 Namun setelah dari Nabi Dawud, pemuda tersebut silaturahmi kepada sanak keluarga dan saudara. Sehingga umurnya oleh Allah diperpanjang 20 tahun.

"Sekarang ini silaturahmi nya ya melalui telepon," kata Kiai Soleh.

Saya jadi ingat cerita Sekdakab Jombang, Pak Jazuli. Selama isolasi Covid-19 di RSUD bersama istri, beliau tetap rajin silaturahmi..

Si istri tiap hari telepon istri pejabat lain yang sama-sama mendampingi suami kena korona. Sama-sama positifnya, suami istri.
Agar si istri benar-benar ngeramut si suami. Karena kebetulan, yang lebih parah pasti si suami.

Pak Sek juga tetap aktif telpon-telponan dengan teman, keluarga maupun saudara.

Alhamdulillah tiga pasang pejabat itu akhirnya sembuh semua. Termasuk pak sekda dan istri.

Saya juga pernah dapat cerita dari tokoh Muhammadiyah Jombang yang alumni Pesantren Tebuireng, almarhum KH Muchid Jaelani.

Beliau cerita; sangat rajin silaturahmi. Sehingga paling awet. Paling panjang umurnya. Diantara saudara-saudaranya. Juga teman-teman sekolahnya. Teman satu angkatannya bahkan ada yang tinggal dua orang. Dia dan satu lagi temannya.

Karena tahu beliau mengelola panti asuhan, saudara maupun teman-teman yang di silaturahimi juga banyak yang memberi bantuan..

Alhasil, benar kedua-duanya. Umur nya panjang. Rezekinya juga luas...

Mugi Allah paring kita saget ngelampahi..