YAUMUL IJTIMA' MWC NU BINONG, MINGGU, 29 JANUARI 2017, PUKUL 08.00 - 12.00 WIB, TEMPAT MASJID JAMI AL-MUWAHHIDIN KP. PAWELUTAN DESA CITRAJAYA

Sabtu, 24 Oktober 2020

Ziarah ke makam Nabi

KETUA DPP PKS YANG UMROH NAMUN TIDAK MAU MENZIARAHI NABI MUHAMMAD SHALLALLAHU ALAIHI WASSALAM

Oleh: Ustadz Akhmad Musta'in

Pada suatu Ramadhan, Gus Yahya –begitu K.H. Yahya Cholil Staquf biasa disapa– berangkat umroh. Dalam perjalanan Jakarta-Jeddah, kebetulan kursinya di pesawat bersebelahan dengan Ir. Tifatul Sembiring –waktu itu dia masih ketua DPP PKS dan belum jadi Menkominfo era Pak SBY– dan mereka pun sedikit mengobrol setelah saling menyapa.

"Berapa hari?" dia bertanya.

"Yah… seperti biasa… tiga hari di Madinah, lalu empat hari di Makkah," jawab Gus Yahya.

"Saya sepuluh hari tapi tidak ke Madinah. Cuma di Makkah saja terus pulang," kata Tifatul.

Gus Yahya tidak berkomentar dan obrolan tidak berlanjut karena Gus Yahya melihat Tifatul bangkit mengambil mushaf dari tas tentengnya.

"Maaf ya," katanya, kemudian tampak memusatkan perhatian ke halaman-halaman mushaf.

Syaikh Ahmad Nursaif, pengampu rubath thullab di Hafair, Makkah, adalah guru dari Kiai 'Athourrahman Hisyam–Kiai Thour–dan adik-adiknya. Suatu kali beliau berkunjung ke Indonesia dan menengok murid-muridnya itu di Leler, Purwokerto. Menurut Gus Zuhrul Anam, adik Kiai Thour yang juga menantu Kiai Maimun Zubair, Syaikh Nursaif bercerita tentang salah satu live show Bin Baz –syekh rujukan Salafi/Wahabi– di televisi Saudi.

Dalam dialog interaktif di televisi itu, seseorang bertanya lewat telefon,

"Saya menunaikan ibadah haji, tapi tidak sempat ziarah ke makam Rasulullah. Bagaimana hukumnya?"

"Oh, tidak apa-apa!" Bin Baz menjawab lugas, "Asal tahu saja, saya sendiri dua puluh lima tahun tinggal di Madinah, dan tidak sekali pun berziarah ke makamnya!"

Syaikh Nursaif tampak geram ketika meriwayatkan hal itu,

"Su-ul adab kok bangga!" kata beliau.

Belakangan, riwayat dari Gus Anam itu sampai kepada Gus Mus, beliau cuma nyengir.

"Wong itu Kanjeng Nabi sendiri yang tidak mau didatangi kok," komentarnya, "Dulu, banyak orang ingin sowan kepada Mbah Hamid Pasuruan tapi tidak berhasil ketemu. Banyak juga yang mau sowan, tapi nggak sempat-sempat, atau bahkan sama sekali tidak tergerak hatinya untuk sowan. Itu semua karena Mbah Hamid-nya sendiri memang tidak mau disowani oleh yang bersangkutan. Itu baru wali. Apalagi ini…. Kanjeng Nabi je!".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar