YAUMUL IJTIMA' MWC NU BINONG, MINGGU, 29 JANUARI 2017, PUKUL 08.00 - 12.00 WIB, TEMPAT MASJID JAMI AL-MUWAHHIDIN KP. PAWELUTAN DESA CITRAJAYA

Jumat, 19 Juni 2020

kenapa pilih NU

Kenapa kalo rujukan agama, gw milihnya NU Online?

Gini bro... Yang gw pahami, ada tiga jenis referensi yaitu primer, sekunder, tersier. Referensi primer itu lu langsung ngerujuk ke sumbernya. Misalnya waktu lu nyari hukumnya solat berjemaah, lu langsung nyari dalilnya ke Alquran dan Hadits. Level ini paling keren, karena ga semua orang bisa sampe. Ada referensi sekunder, kalo lu nyari hukumnya solat berjemaah, lu nyari kitab ulama yang bahas tentang itu, misal di kitab anu hukumnya wajib, di kitab anu hukumnya sunnah dll. Kalo referensi tersier, lu cuma nukil pendapat dari ustadz lu yang beliau nukil dari kitab. Misalnya lu nanya ke ustadz "pak ustadz, apa hukumnya sholat berjemaah?", ustadz jawab hukumnya sunnah menurut kitab anu, wajib menurut kitab anu. Kita mengiyakan tanpa mengecek kitab tersebut, jadi kita bersandar pada ucapan ustadz tersebut. Begitu juga saat lu nyari hukum di website, itu juga sama dengan referensi tersier. Di website tersebut dijelaskan kitabnya, tapi kita ga rujuk langsung ke kitab-kitab tersebut.

Referensi primer itu digunakan oleh mujtahid mutlak (imam mazhab) yang menguasai berbagai bidang ilmu. Ga semua orang bisa sampe derajat ini, even para sahabat Rasulullah pun ga semuanya sampe.

Referensi sekunder itu digunakan oleh para pelajar, karena mengasah diri untuk menelaah masalah dan jawabannya dari berbagai pandangan para ulama salaf (terdahulu) atau khalaf (kontemporer).

Referensi tersier itu digunakan oleh orang awam, yang penting dapet jawaban. Jadi mazhabnya orang awam bukanlah Syafiiyah atau yang lainnya, tapi mazhab mereka adalah gurunya. Pada siapa dia bertanya, maka itulah mazhabnya. Dan ini boleh aja ga ada masalah.

Nah... kebetulan gw pernah numpang tidur di pesantren basis NU beberapa tahun. Di tradisi NU, kita biasa jawab pertanyaan juga dengan referensi sekunder. Misal ditanya hukumnya mengusap leher saat wudhu, kita langsung buka beberapa kitab. Ambil contoh kalo di kitab bidayatul hidayah Imam Al Ghazali hukumnya sunnah, kalo di kitab fathul mu'in hukumnya bid'ah artinya ga boleh dilakukan. Kita jarang banget merujuk suatu masalah langsung dari dalil alquran dan hadits. Mungkin ada beberapa kitab yang mencantumkan dalil alquran dan hadits saat membahas suatu hukum, seperti kitab sulamut taufiq. Tapi banyaknya kitab fiqih itu ga cantumin dalilnya. Kenapa kah bisa begitu?

Gini... gw kasih penjelasan secara kaidah ilmiah. Kita pake analogi kisah yang mirip dengan itu. Saat newton belum merumuskan hukum gravitasi, kira-kira gaya gravitasi udah ada belum? apakah saat newton belum merumuskannya, kita masih beterbangan? Engga kan? Gaya gravitasi udah ada walaupun newton belum merumuskan hukumnya. Trus kenapa skrg kita pake hukum gravitasi ala newton? kenapa ga pake hukum gravitasi masing-masing? Bukankah kita semua mengalami gravitasi? Jawabannya adalah karena ga semua orang bisa menangkap fenomena itu dan ga semua orang mampu merumuskannya menjadi suatu teori, kemudian teori itu diuji hingga menjadi suatu hukum. Akhirnya, para pelajar itu cuma bisa mengikuti hukum yang udah dirumuskan oleh Newton. Para guru mungkin bisa ngajarin muridnya hukum newton, tapi ga semua guru fisika bisa tau asal-usul rumus tersebut. Yang bisa tau, kalo udah setingkat professor bidang fisika. 

Begitu juga dalam dunia keilmuan Islam, ga semuanya bisa menangkap maksud yang ada pada dalil alquran dan hadits. Hanya para imam mazhab (mujtahid) yang bisa ngelakuin itu. Mereka yang merumuskan dalil-dalil yang ada menjadi 5 dasar hukum buat kita, yaitu wajib, sunnah, boleh, makruh, haram. Contohnya, ada hadits yang melarang minum berdiri. Kita ga tau kan larangan tersebut itu sifatnya makruh atau haram. Begitu juga saat ada perintah pada dalil tersebut, kita ga tau perintah itu hukumnya wajib atau sunnah. Ini kerjaannya para imam mazhab tadi. Para kyai kita seperti guru-guru fisika tadi. Bukan karena bodoh, justru karena hal seperti inilah yang ilmiah untuk dilakukan.

Zaman ini banyak ustad yang nyuruh kita kembali ke alquran dan hadits. Merumuskan langsung dalil dari alquran dan hadits. Akhirnya banyak yang salah. Kemaren ada yang bilang lagu balonku haram, naik ke puncak gunung itu kristenisasi, kotoran dari hewan yang suci adalah hukumnya suci. Banyak salahnya. Kenapa bisa seperti itu? karena bukan kapasitas mereka menjadi imam mazhab tapi malah sok tau langsung merujuk ke alquran dan hadits.

Ada juga ustad yang kalo ditanya hukum, langsung jawab "kalo di alquran ayatnya ini, haditsnya ini", keliatannya keren kan? Tapi justru yang kaya gini ga ilmiah jawabannya. 

Yang ilmiah itu lu kasih referensi dari kitab ulama mana. Sama halnya lu lagi skripsian, di bab 2 pasti ada landasan teori yang merujuk pada berbagai literatur ilmiah, seperti buku atau kitab dari orang lain yang mumpuni pada bidang tersebut. Coba aja bikin skripsi trus landasan teorinya lu ga pake referensi, kalo gw jadi penguji bakal gw lempar ke mukanya. Ga ada akhlak.

Jadi, menurut gw tradisi NU ini paling aman, ilmiah, rendah hati. Kalo ada yang ga mau ikut juga ya gapapa. Minimal udh gw jelasin kenapa gw selalu ngasih referensi dari NU.

Minggu, 14 Juni 2020

Doa Kantong Kering

Dalam suatu kesempatan KH. Kholil Bisri (kakak kandung KH. Musthofa Bisri (Gus Mus)) memberikan ijazah 'aam kepada para santri muda berupa "vitamin" anti Kanker. Ijazah ini beliau dapatkan langsung dari ibunda beliau sendiri, Nyai Ma'rufah. Kanker yang dimaksud bukanlah penyakit yang sudah kita mafhum selama ini, melainkan KANtong KERing.

Kaifiyatnya sederhana:

1. Sholat sunnah Dhuha (terserah mau minimalis 2 rakaar atau maksimalis 8 rakaat);

2. Baca doa shalat dhuha sebagaimana biasanya.

3. Wirid surat Al Kautsar yang pendek itu (cuma) 14 kali.

4. Selesai.

Kata beliau, yang mengamalkan ini insya Allah, tidak akan punya KanKer, dan selalu dicukupi Allah kebutuhannya. Tentu saja, insya Allah.

Saya bagikan kembali ijazah ini karena beliau dulu mempersilahkan pula untuk diamalkan oleh masyarakat umum.

#Ngaji_Ponpes_Nuha

Sabtu, 13 Juni 2020

buku islam

Bapak/ibu/ Sdr Yth. 

Sekarang Perpustakaan Islam Digital (PID) yg berisi 8000 jilid (3600) judul kitab sudah bisa dibaca dan didownload gratis. 
Kitab² sdh disusun berdasarkan Subjek Keislaman. 
Silahkan dibuka:

 https://perpustakaanislamdigital.com/index.php/fp/

Semoga bermanfaat,

Kamis, 11 Juni 2020

Hutang Era Jokowi

Analisis Peter F Gontha : Beban Hutang Negara Era Jokowi Hanya 16 T Bukan 5.000 T https://projustisianews.id/analisis-peter-f-gontha-beban-hutang-negara-era-jokowi-hanya-16-t-bukan-5-000-t/

*Makin banyak Rakyat Indonesia yang pintar, lalu sadar kalau selama ini mereka di bohongi pembenci2 Jokowi ( yang di support para koruptor2 ) yang sering  memberi data hoax* 

*Ini data yang benar* 👇🏼👇🏼

*Jokowi berutang Rp1.644 T, tetapi mampu membayar utang Rp 1.628 T. Artinya, utang Jokowi sejatinya cuma Rp16 T dalam 4 tahun kepemimpinannya.* 

JAKARTA, PROJUSTISIANEWS.ID — Salah satu tuduhan haters yang tersebar di media sosial adalah Jokowi membuat Indonesia ketiban utang raksasa. Bayangkan, utang Indonesia hampir mencapai Rp5.000 Triliun ( lima ribu trilyun ). Demikian komentar orang-orang yang notabene tidak suka sama Jokowi dan termakan isu bodoh dan hoax.

Salah satu yang termakan isu ini adalah sopir Grabcar di Bekasi. Ia memaki-maki Jokowi melalui media sosial. Seorang advokat di Cikampek, Elyasa SH, mengumbar kebencian terhadap Jokowi dengan menulis utang negara 5.000 T tadi. Tohir, seorang da’i di Lampung – teman Elyasa di Yogya – melakukan hal sama. Indonesia, menurutnya, akan bangkrut di tangan Jokowi karena utang yang sundul langit.

Benarkah demikian ?

Peter F. Gontha, pengusaha sukses – pendiri RCTI, SCTV, Berita Satu, Indovision, dan First Media – menyodorkan data dan fakta bahwa Indonesia di era Jokowi tidak akan bangkrut bahkan akan melejit perekonomiannya, karena Jokowi bukan penumpuk utang. Malah, dialah Presiden yang menurunkan utang Indonesia.

Gontha, di awal tulisannya, menyebutkan: Di dunia ini, ada tiga negara yang terancam bangkrut pada 2018 karena krisis moneter, yaitu: Turki, Venezuela, dan Malaysia.

Seperti dilansir Reuters, Menteri Keuangan Malaysia Lim Guang Eng menjelaskan, total utang Malaysia mencapai 1.087 triliun ringgit (sekitar Rp3.500 T) pada 31 Desember 2017. Konon, utang tersebut berhilir pada kasus mega korupsi mantan Perdana Menterinya (PM) Najib Razak beserta istrinya.

Nasib perekonomian Negeri Jiran pun di ujung tanduk. Warga Malaysia membuat gerakan aksi melunasi utang dengan cara iuran atau patungan. Ini dilakukan melalui sebuah situs crowdfunding. Di samping itu, PM Mahathir Mohamad memotong gaji para Menteri dan anggota parlemen seluruh negara bagian sebesar 10% untuk mengurangi utang yang mencapai 1.087 T Ringgit itu.

Betul. Utang Indonesia lebih besar dari Malaysia. Berdasarkan laporan Bank Indonesia, pada akhir April 2018, jumlah utang luar negeri (ULN) berada di angka 356,9 Miliar USD. Sekitar Rp5.000 T.

Pertanyaannya: Kenapa Malaysia terancam bangkrut, sementara Indonesia tidak? Demikian pertanyaan Gontha. Pria yang mendapat julukan “Rupert Murdoch” Indonesia (karena memiliki media massa) itu, menjawab sendiri pertanyaannya.

Menurut Gontha – hal itu terjelaskan dari rasio utang negara terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Utang Malaysia memang hanya Rp3.500 triliun. Tapi rasionya terhadap PDB lebih dari 60%. Sebaliknya Indonesia, meski berutang hingga Rp5.000 T, namun rasio utangnya terhadap PDB hanya 29%.

“Dengan rasio utang yang lebih dari 60% PDB, Malaysia akan sulit membayar cicilan utangnya. Hal ini akan membawa efek berantai kondisi moneter Malaysia,” tulis mantan akuntan di City Bank New York itu.

Tahun-tahun sebelumnya Malaysia jarang sekali punya utang lebih dari 300 Miliar Ringgit. Utang yang mencapai 1.087 Triliun Ringgit itu terjadi akibat dugaan kasus korupsi di 1MDB (1 Malaysia Development Berhad). 1MDB adalah semacam BUMN yang didirikan mantan PM Najib Razak untuk menghimpun dana pembiayaan proyek infrastruktur Malaysia.

Turki nyaris bangkrut karena pemborosan dan salah kalkulasi, sedangkan Venezuela bangkrut karena dulu, di zaman Hugo Chavez terlalu meninabobokan rakyatnya dengan subsidi macam-macam yang berasal dari petro dolar.

Akibatnya, ketika harga minyak jatuh, negeri itu pun ambruk. Keuangan negara ambles. Rakyat marah karena harga-harga melejit. Dunia internasional tak mempercayainya lagi.

Indonesia Hebat!!

Tulis Gontha: Ada yang salah dari kritik oposisi terhadap utang pemerintah. Mengapa? Karena cerita balutan utang yang dikritik oposisi hanya menekankan kata “utangnya saja” tanpa penjelasan komprehensif. Oposisi hanya mengkritik sisi kritisnya, sedangkan sisi prospeknya disembunyikan.

Soal utang negara, tulis Gontha, sepanjang pemerintahan Jokowi tercatat sekitar Rp1.644,22 T. Bila utang Era Jokowi tadi ditambah dengan utang Era SBY (sampai tahun 2014 sebesar Rp2.608,8 T), memang jumlahnya besar sekali. Per-Juli 2018, tercatat Rp4.253,02 T.

Jadi, utang Jokowi hanya Rp 1.644,22 T. Tapi oposisi mengangkatnya menjadi Rp5.000 T. Padahal, jika cermat hitung-hitungannya, utang Jokowi jauh lebih kecil dibanding utang SBY.

Pertanyaan berikutnya – tulis Gontha – manfaat apa yang dirasakan rakyat dari utang Era Jokowi?

Ini Jawabannya

Pembangunan I infrastruktur secara massif di seluruh Indonesia! mulai infrastruktur air, pertanian, listrik, BBM (satu harga), dan jalan raya. Semua wilayah terisolasi dibuka. Jokowi membuka gerbang konektivitas seluruh nusantara. Mulai dari wilayah terpencil, termasuk perbatasan (dengan negara lain), dan wilayah terdepan di pulau-pulau kecil di tengah Samudera Hindia dan Pasifik.

Tak hanya itu. Ada yang luput dari perhatian publik. Jokowi selain menambah utang, juga membayar utang yang jumlahnya cukup besar.

Total utang jatuh tempo dari 2014 (Era SBY) hingga 2018 (Era Jokowi) yang dibayar pemerintah mencapai Rp1.628 T. Utang yang dibayar ini merupakan pinjaman dan surat berharga negara (SBN).

Pada tahun 2014 Pemerintahan Jokowi membayar utang jatuh tempo Rp237 T. Tahun 2015 sebesar Rp226,26 T. Tahun 2016 sejumlah Rp322,55 T. Tahun 2017 sebesar Rp350,22 T. Bahkan tahun 2018 di tengah isu miring, Jokowi membayar utang senilai Rp492,29 T.

*Jokowi berutang Rp1.644 T, tetapi mampu membayar utang Rp 1.628 T. Artinya, utang Jokowi sejatinya cuma Rp16 T dalam 4 tahun kepemimpinannya.*

Bandingkan dengan utang tinggalan SBY selama 10 tahun yang mencapai Rp2.608.8 Triliun.

Mengapa Era SBY utangnya demikian besar? Karena untuk menyubsidi BBM Rp300 Triliun/tahun. Belum lagi rente yang dicatut broker minyak Petral di Singapura. Kedua kanker tersebut telah dipotong Jokowi.

Gontha – akuntan handal lulusan Praehap Institute di Belanda itu bertanya, apakah hal itu bisa disebut gali lubang tutup lubang? Tidak. Hanya pebisnis anak papi dan mami yang menyatakan pemerintah berutang untuk gali lubang tutup lubang – tulis mantan Vice Presiden American Express Bank Asia yang mulai berbisnis dari bawah itu.

Jokowi, sebelum jadi presiden adalah pengusaha handal. Ia bukan pengusaha rente. Bukan pengusaha papa minta saham.

Hidup dalam berbisnis, tulis Gontha, perlu modal. Dan modal didapat dari utang. Dengan berutang, pelaku bisnis bisa membeli aset, atau alat penggerak usaha. Hasilnya bisa untuk membayar utang.

Lihat driver gojek. Awalnya berutang untuk beli motor. Motor itu untuk ojek online (ojol). Pendapatannya dari ojol bersih, katakan antara Rp5 – 8 juta sebulan. Ia bisa menghidupi anak istrinya dan melunasi cicilannya. Motor pun kemudian jadi aset sang driver.

Itu pula yang dilakukan negara. Asal kalkulasinya cermat, utang itu akan terbayar dan negara punya aset. Hebatnya lagi, tidak seperti motor yang nilai intrinsiknya terus turun dari tahun ke tahun. Jalan tol, pelabuhan, bendungan, dan bandara nilai intrinsiknya makin lama makin mahal. Negara pun berlimpah aset berharga. Kaya!

Jokowi selama 4 tahun mampu membayar utang Rp1.628 Triliun. Jokowi berjanji tidak akan menambah utang lagi, khususnya utang luar negeri berbasis USD. Jokowi juga menginginkan semua pembangunan infrastruktur rampung secepatnya. Artinya, infrastruktur tersebut segera menghasilkan uang.

Kalau dalam 4 tahun Jokowi bisa membayar Rp1.628 triliun. Lalu setiap tahunnya pendapatan negara meningkat karena infrastruktur yang dibangunnya telah menghasilkan uang, maka besar kemungkinan Indonesia bisa membayar utang lebih besar dari angka jatuh tempo sebelumnya.

Bila itu terjadi, tulis Gontha (akuntan kaliber internasional), sekitar 10 tahun lagi, Indonesia akan bebas utang. Wow..!! Bila tercapai, Indonesia akan tumbuh menjadi negara kuat dan makmur. (Sumber: KAGAMA)

Sabtu, 06 Juni 2020

Kenapa fanatik ke NU

*KENAPA HABIB LUTHFI BIN YAHYA FANATIK KEPADA NU? INI JAWABANNYA*

*Oleh: Maulana Habib Luthfi bin Yahya*

Dulu saya sering duduk di rumahnya Kyai Abdul Fattah, untuk mengaji. Di situ ada seorang wali, namanya Kyai Irfan Kertijayan. Kyai Irfan adalah sosok yang nampak hapal keseluruhan kitab Ihya Ulumiddin, karena kecintaannya yang mendalam pada kitab tersebut. Setiap kali ketemu saya beliau pasti memandangi dan lalu menangis. Di situ ada Kyai Abdul Fattah dan Kyai Abdul Adzim.

Lama-kelamaan akhirnya beliau bertanya, “Bib, saya mau bertanya. Cara dan gaya berpakaian Anda kok sukanya sarung putih, baju dan kopyah putih, persis guru saya.”

“Siapa Kyai?” jawabku.

“Habib Hasyim bin Umar,” Jawab Kyai Irfan.

Saya mau ngaku cucunya tapi kok masih seperti ini, belum menjadi orang yang baik, batinku dalam hati. Mau mengingkari/berbohong tapi kenyataannya memang benar saya adalah cucunya Habib Hasyim. Akhirnya Kyai Abdul Adzim dan Kyai Abdul Fattah yang menjawab, “Lha beliau itu cucunya.” 

Lalu Kyai Irfan merangkul dan menciumiku sembari menangis hebat saking gembiranya. Kemudian beliau berkata, “Mumpung saya masih hidup, saya mau cerita Bib. Tolong ditulis.”

“Cerita apa Kyai?” jawabku.

“Begini,” kata Kyai Irfan mengawali ceritanya. Mbah Kyai Hasyim Asy’ari setelah beristikharah, bertanya kepada Kyai Kholil Bangkalan, bermula dengan mendirikan Nahdlatut Tujjar dan Nahdlah-nahdlah yang lainnya, beliau merasa kebingungan. Hingga akhirnya beliau ke Mekkah untuk beristikharah di Masjidil Haram. Di sana kemudian beliau mendapat penjelasan dari Kyai Mahfudz at-Turmusi dan Syaikh Ahmad Nahrawi, ulama Jawa yang sangat alim. Kitab-kitab di Mekkah kalau belum di-tahqiq atau ditandatangani oleh Kyai Ahmad Nahrawi maka kitab tersebut tidak akan berani dicetak. Itu pada masa Sayyid Ahmad Zaini Dahlan, mufti Mekkah pada waktu itu.

Syaikh Mahfudz at-Turmusi dan Syaikh Ahmad Nahrawi dawuh kepada Kyai Hasyim Asy’ari, “Kamu pulang saja. Ini alamat/pertanda NU bisa berdiri hanya dengan dua orang. Pertama Habib Hasyim bin Umar Bin Yahya Pekalongan, dan kedua Kyai Ahmad Kholil Bangkalan (Madura).”

Maka Kyai Hasyim Asy’ari pun segera bergegas untuk pamit pulang kembali ke Indonesia. Beliau bersama Kyai Asnawi Kudus, Kyai Yasin dan kyai-kyai lainnya langsung menuju ke Simbang Pekalongan untuk bertemu Kyai Muhammad Amir dengan diantar oleh Kyai Irfan dan kemudian langsung diajak bersama menuju kediaman Habib Hasyim bin Umar.

Baru saja sampai di kediaman, Habib Hasyim langsung berkata, “Saya ridha. Segeralah buatkan wadah Ahlussunnah wal Jama’ah. Ya Kyai Hasyim, dirikan, namanya sesuai dengan apa yang diangan-angankan olehmu, Nahdlatul Ulama. Tapi tolong, namaku jangan ditulis.” Jawaban terakhir ini karena wujud ketawadhuan Habib Hasyim.

Kemudian Kyai Hasyim Asy’ari meminta balagh (penyampaian ilmu) kepada Habib Hasyim, “Bib, saya ikut ngaji bab hadits di sini. Sebab Panjenengan punya sanad-sanad yang luar biasa.” Makanya Kyai Hasyim Asy’ari tiap Kamis Wage pasti di Pekalongan bersama Hamengkubuwono ke sembelian yang waktu itu bernama Darojatun, mengaji bersama. Jadi Sultan Hamengkubowono IX itu bukan orang bodoh, beliau orang yang alim dan ahli thariqah.

Setelah dari Pekalongan Kyai Hasyim Asy’ari menuju ke Bangkalan Madura untuk bertemu Kyai Ahmad Kholil Bangkalan. Namun baru saja Kyai Hasyim Asy’ari tiba di halaman depan rumah Kyai Kholil sudah mencegatnya seraya dawuh, “Keputusanku sama seperti Habib Hasyim!” Lha ini dua orang kok bisa kontak-kontakan padahal Pekalongan-Madura dan waktu itu belum ada handphone. Inilah hebatnya.

Akhirnya berdirilah Nahdlatul Ulama. Dan Muktamar NU ke-5 ditempatkan di Pekalongan sebab hormat kepada Habib Hasyim bin Umar. Jadi jika dikatakan Habib Luthfi kenceng (fanatik) kepada NU, karena merasa punya tanggungjawab kepada Nahdlatul Ulama dan semua habaib. Dan ternyata cerita ini disaksikan bukan hanya oleh Kyai Irfan, tapi juga oleh Habib Abdullah Faqih Alattas, ulama yang sangat ahli ilmu fiqih. 

Maka dari itu Habib Ahmad bin Abdullah bin Thalib Alattas dengan Habib Hasyim Bin Yahya tidak bisa terpisahkan. Kalau ada tamu ke Habib Hasyim, pasti disuruh sowan (menghadap) dulu kepada yang lebih sepuh yakni Habib Ahmad bin Abdullah bin Thalib Alattas. Dan jika tamu tersebut sampai ke Habib Ahmad bin Abdullah bin Thalib maka akan ditanya, “Kamu suka atau tidak kepada adikku Habib Hasyim bin Umar?” dengan maksud agar sowannya ke Habib Hasyim saja. Itulah ulama memberikan contoh kepada kita tidak perlunya saling berebut dan sikut, tapi selalu kompak dan rukun.

Habib Ahmad bin Abdullah bin Thalib Alattas wafat tahun 1347 Hijriyah bulan Rajab tanggal 14, dan haulnya dilaksanakan tanggal 14 Sya’ban. Tiga tahun setelahnya, tahun 1350 Hijriyah, Habib Hasyim bin Umar Bin Yahya wafat. Setahun kemudian (1351 H) adalah wafatnya Habib Abdullah bin Muhsin Alattas Bogor. Waktu itu banyak para ulama besar seperti Mbah Kyai Adam Krapyak dan Kyai Ubaidah, merupakan para wali Allah dan samudera keilmuan.

(Dokumentasi ceramah Habib Luthfi Bin Yahya pada Haul Pakisputih Kedungwuni Pekalongan: https://youtu.be/7d_TsdSBVvE. Dialihbahasakan oleh Syaroni As-Samfuriy).

Kamis, 04 Juni 2020

NU men dlod kan dunia

*NU Men "ض" Kan Dunia*
_______________________________
Dalam tulisan  *نهضة العلماء*,
huruf yang melintasi bola dunia yaitu huruf *"ض*,
yang paling Fashih dan benar dalam mengucapkan huruf *"ض"* Makhrojan wa shifatan, hanya Rosulullah SAW ;

*انا افصح من نطق بالضاد*

Yang dimaksud NU Men *"ض"* kan Dunia yaitu, NU sebagai jam'iyyah Diniyah berusaha menyebarkan ajaran Rosulullah SAW
(Manusia paling mulia paling Fashih mengucapkan huruf *"ض"*)

Dengan cara yang hikmah, mauidhoh Hasanah, wajadilhum billaty hiya ahsan, pendekatan sosial, ramah, santun, merangkul, menjaga tradisi, mengupayakan inovasi, *menjaga NKRI*.

Dengan dakwah yang seperti itu maka NU bisa diterima di penjuru Dunia,sehingga saat ini *- + ada 25 PCINU*.

Cerita di balik logo dan panji NU

Setelah Nahdlatoel Oelama (NU) dideklarasikan di Surabaya pada tanggal *31 Januari 1926* dengan berbagai aral melintang yang ada namun berhasil dilalui, Kyai Wahab Hasbullah pun memanggil Kyai Ridlwan Bubutan Surabaya.

“Yai,, Jenengan kulo tugasi ndamel gambar lambang lan panji nipun NU geh.
Jenengan damel sing saheenak didelok, mboten mboseni lan mpun ngantos niru saking lintune.

Saget geh,Yai?”
“Geh yai, ,insya Allah... Sendiko dawuh”

Di tengah tugas berat dari Kyai Wahab Hasbullah itu, Kyai Ridlwan pun mencoba keras untuk memikirkan gambar logo yang pas untuk jadi lambang NU.
Maklum,kriteria yang disampaikan Kyai Wahab Hasbullah memang cukup berat ; bagus, enak dipandang, tidak membosankan dan tidak boleh meniru dari gambar dan logo simbol manapun.

Maka di tengah kebingungan, beristikhorohlah Kyai Ridwan untuk menjalankan perintah Kyai Wahab Hasbullah itu.

Hingga setelah istikhoroh sebanyak 3 kali, Allah pun memberikan petunjuk kepada Kyai Ridwan “ru’ya shodiqoh” dengan ditampakkan gambar dan panji yang sekarang menjadi lambang dan logo NU itu di langit ketika beliau tidur setelah menjelankan sholat istikhoroh.

Begitu bangun,Kyai Ridwan pun menggambar apa yang beliau lihat di langit dalam mimpi beliau itu dalam sketsa kertas lengkap dengan warna hijau yang Allah berikan petunjuknya melalui mimpi beliau itu.

Lalu disodorkanlah gambar sketsa panji NU itu kepada Kyai Wahab Hasbullah.

“Kok sahe yai, niru saking pundi jenengan?”
“Boten niru yai.. Kan jenengan sampun dawuh boten pareng niru saking gambar pundi kemawon?”

“Ah, mboten mungkin yai. Jenengan niki mesti niru”
“Saestu yai,boten niru”
“Geh mustahil yai, wong sahene ngaten kok mboten niru”

Kyai Ridlwan pun akhirnya bercerita kepada kyai Wahab Hasbullah bahwa gambar itu adalah hasil istikhoroh beliau selama 3 hari berturut-turut hingga Allah menampakkan gambar itu di langit saat beliau mimpi dan beliau pun mencontoh persis sama di kertas yang disodorkan kepada Kyai Wahab Hasbullah.

“Lha, , , berarti jenengan niku lak niru tho, ,Yai?
Niru saking gusti Allah?”
“Hehe .... Njeh yai, pangapunten”
“Sahe pun Yai.

Sakniki monggo gambar niku dipun salin ten kain,ben tambah sahe”

Sreeeeet ____________________

Menurut cerita, untuk mencari kain yang hijaunya sama persis seperti yang digambarkan dalam mimpi istikhoroh itu, Kyai Ridwan pun keliling Surabaya hingga pelosok-pelosok,namun tak kunjung bisa menemukan.

Hingga beliau pun baru menemukan setelah keliling di toko-toko kain di depan pasar besar Malang (pertokoan kain cina Tolaram).

Hingga setelah simbol logo NU itu disalin di kain dan dijadikan panji resmi NU, Kyai Ridlwan sebenarnya belum mengerti apa maksud dan arti dari simbol NU itu karena beliau hanya ditugasi Kyai Wahab untuk mencipta dan membuat gambar saja.

Justru yang bisa mengartikan dan menjelaskan arti dari simbol dan logo NU itu secara ‘jlentreh’ adalah Kyai Wahab Hasbullah ketika beliau diundang ke istana oleh Presiden Soekarno dan diminta untuk bisa menjelaskan makna dan arti dari simbol NU itu.

“Bumi itu melambangkan kemakmuran.
Hijau itu melambangkan kedamaian sebagaimana Rasulullah SAW contohkan melalui simbol serban hijau beliau.
Tali tampar itu adalah simbol ikatan persaudaraan umat Islam yang kukuh.
Bintang besar di atas adalah simbol dari Rasulullah Saw dan ajarannya, karena NU adalah jam’iyah ahlus sunnah wal jamaah. Sedangkan empat bintang di sampingnya adalah simbol para Khulafaur Rosyidin.
Manakala empat bintang di bawah adalah simbol dari empat Imam madhab yang dianut oleh NU.
Dan jika dijumlah, bintang itu semuanya ada 9, yang menyimbolkan bahwa NU adalah jam’iyah yang menjaga dan melestarikan ajaran wali songo sampai kapanpun” papar Kyai Wahab Hasbullah menjelaskan logo NU hingga membuat presiden Soekarno terpukau mendengarnya.

Maka jangan aneh jika menurut riwayat, pada tahun 1946 ketika Muktamar NU yang ke 16 diselenggarakan di Purwokerto dimana Hadlrotus Syaikh Hasyim Asyari tetap terpilih menjadi Rais Akbar Nahdlotoel Ulama, presiden Soekarno yang hadir pun menyampaikan pidatonya :

*“Andai harus merangkak, saya akan tetap menghadiri acara muktamar ini, demi menunjukkan kecintaan saya pada NU”*

Sreeeeet ____________________

Inilah sekelumit cerita Kyai Mujib Ridlwan putera dari Kyai Ridlwan Bubutan Surabaya yang dikenal sebagai pencipta simbol dan panji NU yang menceritakan asbabul wurud simbol dan logo NU yang indah dan memiliki makna yang dalam itu.

(Kalimat *نهضة العلماء*
Huruf nya ada 11,kalau di ucapkan ada 6 (11+6=17)
Tampar tang melingkar seperti angka 8
Bintang yang di bawah ada 4,yang di atas 5 (45),kesimpulannya
17 Agustus (8) tahun 45)

Tetaplah menjadi pilar bagi bangsa dan NKRI-ku
Demi kejayaan Islam dan negeri yg penuh keberkahan ini.

*iLa Masyayikh wa Muassis NU Laahumul Fatihah...*

Sumber : KH. Thohir Munir Husain
Pengasuh Pon-Pes. Al-Asy'ariyah Mancengan Barat.

Rabu, 03 Juni 2020

SANG SUAMI DAN KERIDHOANNYA



(Oleh KH Maimun Zubair.)

Ada seorang ibu, mau cerai dari suaminya. Lalu dia diskusi panjang dengan saya.

Ibu    : Mbah Mun, sy sdh     
            gak kuat dgn suami 
            saya. Saya mau 
            cerai saja.
Kyai  : Emangnya kenapa 
            bu?

Ibu.   : Ya suami saya udah 
            gak ada kerjanya,   
            gak kreatif, gak bisa 
            jadi pemimpin utk 
            anak². 
            Nanti bagaimana 
            anak² saya kalau
            ayahnya modelnya
            kayak begitu. 
            Saya harus cari
            nafkah capek² dia
            santai aja di rumah.

Kyai  : Oooh gitu, cuma itu
            aja?

Ibu    : Sebenarnya masih
            banyak lagi, tapi ya
            itu mungkin sebab
            yang paling utama.

Kyai  : Oooooh... iya... mau
            tahu pandangan
            saya gak bu?

Ibu    : Boleh Mbah Mun.

Kyai  : Gini... ibarat orang
            punya kulkas, tapi
            dipakainya untuk
            lemari pakaian, ya
            akhirnya gak bakal  
            puas dengan  
            produk kulkas
            tersebut. 
            Sudahlah gak muat
            banyak, gak ada
            gantungan
            pakaiannya, gak
            ada lacinya, gak
            bisa dikunci, malah
            boros

            Nah... itulah kalau
            kita pakai produk
            gak sesuai fungsi.

            Sebagus apapun
            produknya kalau
            dipakai tidak sesuai
            peruntukannya ya 
            gak akan puas.

Ibu    : Mmm... trus apa
            hubungannya sama
            suami saya?

Kyai   : Ya... ibu berharap
            banget suami ibu
            jalankan fungsi
            yang sekunder,
            bahkan tersier
            barangkali. 
            Tapi fungsi
            primernya gak
            dipakai.

Ibu    : Saya ga berharap
            lebih koq Mbah 
            Mun. 
            Sy cuma pengen
            dia nafkahi 
            keluarga dengan
            baik. 

            Saya cuma pengen
            dia jadi pemimpin
            yang baik.

Kyai  : Iya... itu cuma
           fungsi sampingan
           dari suami.
 
           Sayang tuh suami
           cuma diharapkan
           jadi begitu aja.

           Fungsi primernya
           yang paling utama
           malah gak ibu
           harapkan dan kejar.

Ibu   : Mmmmm... emang
           apa fungsi
           primernya seorang
           suami?

Kyai : Fungsi primer suami
           ibu itu adalah untuk
           jadi tameng bagi
           dosa² ibu di neraka.

           Saat ibu dapat ridho
           dari suami, maka...
           semua dosa² ibu
           langsung dimaafkan
           oleh Allah SWT atas
           keridhoan suami
           ibu. 

          Jadi, seorang suami
          duduk diem aja, itu
          sangat bermanfa'at
          untuk ibu, tinggal ibu
          aja gunakan 
          fungsinya yang
          maksimal. 

          Lakukan apapun
          yang terbaik yang
          ibu bisa lakukan
          untuk dapatkan
          ridho suami.
 
          Dalam sebuah hadits 
          disebutkan: “Ayyuma 
          imroatin maatat wa 
          zaujuha ‘anha 
          roodhin dakholatil 
          jannah” Yang artinya 
          “Seorang istri 
          meninggal dunia dan 
          suaminya ridho 
          sepenuhnya padanya 
          maka langsung 
          masuk syurga”.

          Selebihnya, itu cuma 
          fungsi² sekunder 
          dari suami. 

          Kejar dulu yg utama 
          ini.

          Suami gak kerja ya 
          gak apa²... yang 
          penting sudah jadi 
          suami ibu. 

          Jangan lepaskan, 
          jangan dicerai. 
          Biarkan dia jadi 
          tameng saja bagi 
          neraka.

          Kalau cerai, nanti ibu 
          langsung 
          berhadapan dengan 
          api neraka. 

          Dosa² ibu gak ada 
          yang menghapusnya, 
          kecuali amalan ibu 
          sangat spesial dan 
          udah gak ada dosa 
          sama sekali.

          Ibu tinggal cari 
          ridhonya suami. 

          Kalau memang ibu 
          yang cari nafqah ya 
          gak apa-apa. 

          Semua harta yg ibu 
          berikan ke anak dan 
          rumah tangga itu 
          semuanya terhitung 
          sedekah yang 
          sangat mulia. 

          Jauh lebih mulia dari 
           pada sedekah ke 
           anak yatim.

Ibu   : koq bisa lebih mulia
           dari anak yatim?

Kyai : ya karena anak 
           yatim ini bukan 
           bagian dari hidup  
           Ibu. 
           Memberikannya        
           adalah sedekah       
           yang hukumnya   
           sunnah. 
           Sementara suami, 
           sudah terikat
           dengan akad nikah, 
           sudah bagian dari 
           ibu. 

           Silahkan dibagi se- 
           dekah untuk org lain 
           dengan sedekah 
           untuk keluarga, 
           tapi yg untuk
           keluarga, itu yg lebih 
           utama.

Ibu   : Tapi... kalau suami 
           zalim bgm? 
           Bahkan KDRT ke         
           keluarga?

Kyai : Ya gak apa-apa juga 
           tetap pertahankan. 
           Karena semua 
           perbuatan zalim 
           akan kembali 
           kepada yang 
           melakukannya.

           Suami akan 
           menanggung akibat 
           KDRT yang 
           dilakukannya. 

           Siksaan Allah SWT.    
           sangat pedih bagi 
           suami yang tega 
           menyakiti 
           keluarganya.

           Sementara... Ibu  
           fokus aja terus cari 
           ridhonya suami.

           Pernah dengar?
           Istrinya Fir’aun 
           masuk syurga? 

           Apa kurangnya,    
           coba Fir’aun 
           melakukan KDRT? 
           Bukan hanya pada  
           sang istri, Fir’aun 
           bahkan tega  
           membunuh bayi².

           Ke istrinya Asiyah, 
           Fir’aun menyiksanya 
           dan bahkan 
           membunuhnya. 
            
           Do'a terakhir Asiyah 
           diabadikan oleh 
           Allah swt di dalam 
           Al-Qur’an.

           Dia tidak meminta 
           Fir’aun diadzab. 
           Dia hanya meminta. 
           imbalan atas 
           kesabarannya “ya 
           Tuhanku bangunlah   
           untukku sebuah 
           rumah di sisi-Mu 
           dalam syurga dan
           selamatkanlah aku 
           dari Fir’aun dan 
           perbuatannya, dan 
           selamatkan aku dari 
           kaum yang zalim"  
           (66:11)

Ibu    : Ya Allah... Mbah 
            Mun ... terima kasih  
            atas diskusinya.

            Lalu apa yang harus 
            saya lakukan?

Kyai  : Ibu mau ikuti saran 
            dari saya?

Ibu    : Apa itu Mbah Mun?

Kyai  : Lakukan ini selama 
            7 hari saja, setiap
            malam, tanyakan 
            ke suami, “Abang, 
            berapa % ridhonya  
            abang sama aku 
            hari ini?”
            Kalau dijawab 95% 
            jangan tidur.

            Lakukan apapun 
            untuk membuatnya 
            menjawab sampai 
            100%. 
            Mungkin dipijitin, 
            mungkin dibuatkan 
            makanan, teh, 
            hidangkan buah, 
            apapun... sampai 
            dia mau jawab100%
            Baru setelah dia 
            jawab “iya, aku 
            ridho sama kamu 
            100%” nah silahkan 
            tidur....

            Lakukan selama 7 
            hari dan rasakan 
            keni'matan dan 
            kebahagiaan yang 
            akan ibu dapatkan.

Ibu    : Baik Mbah Mun

Kyai  : Semoga Allah SWT  
            memuliakan ibu 
            dan suami ibu.
Ibu    : Aaaamiin ya Rabb... 
            terima kasih Mbah 
            Mun...
*****
SELANG 5 HARI BERLALU, IBU ITU DATANG KEMBALI MENGHADAP KYAI

Ibu   : Mbah Mun ya Allah 
           terima kasih banyak 
           saya gak tahu mau 
           ngomong apa sama 
           Mbah Mun... terima 
           kasih sudah 
           merubah hidup saya 
           hanya Allah SWT 
           yang bisa 
           memuliakan Mbah 
           Mun dan keluarga...

Kyai : Alhamdulillah... 
           Bagaimana, saran 
           saya, sudah 
           dijalankan?

Iby   :  Iya Mbah Mun... dan 
           saya rasakan saya 
           lebih bahagia 
           sekarang. 

           Ini suami juga  
           sudah mulai inisiatif 
           cari pekerjaan... 
           walaupun belum 
           dapat, saya sudah 
           cukup bahagia 
           Mbah Mun, dia mau 
           bantuin saya 
           nganter ke mana²
 
           ya Allah... enak 
           banget Mbah Mun...

Kyai  : Alhamdulillah...

Ibu    : Saya mau terus 
            lakukan saran 
            Mbah Mun, gak 
            cuma 7 hari, tapi 
            mau saya lakukan 
            selama²nya boleh 
            Mbah Mun...?

Kyai  : Sangat boleh.. 
           lakukan sampai 
           salah satu dari ibu 
           atau suami dijemput 
           malaikat dengan 
           Husnul Khotimah...

Ibu   : Huhuhu... 
           makasiiiiih Mbah 
           Mun...

Kyai  : Sama²

Copas*
Catatan:
K. H. Maimun Zubair
(Mbah Mun)
Ulama besar dan Tokoh NU dari Jawa Tengah.
------------------