(Oleh KH Maimun Zubair.)
Ada seorang ibu, mau cerai dari suaminya. Lalu dia diskusi panjang dengan saya.
Ibu : Mbah Mun, sy sdh
gak kuat dgn suami
saya. Saya mau
cerai saja.
Kyai : Emangnya kenapa
bu?
Ibu. : Ya suami saya udah
gak ada kerjanya,
gak kreatif, gak bisa
jadi pemimpin utk
anak².
Nanti bagaimana
anak² saya kalau
ayahnya modelnya
kayak begitu.
Saya harus cari
nafkah capek² dia
santai aja di rumah.
Kyai : Oooh gitu, cuma itu
aja?
Ibu : Sebenarnya masih
banyak lagi, tapi ya
itu mungkin sebab
yang paling utama.
Kyai : Oooooh... iya... mau
tahu pandangan
saya gak bu?
Ibu : Boleh Mbah Mun.
Kyai : Gini... ibarat orang
punya kulkas, tapi
dipakainya untuk
lemari pakaian, ya
akhirnya gak bakal
puas dengan
produk kulkas
tersebut.
Sudahlah gak muat
banyak, gak ada
gantungan
pakaiannya, gak
ada lacinya, gak
bisa dikunci, malah
boros
Nah... itulah kalau
kita pakai produk
gak sesuai fungsi.
Sebagus apapun
produknya kalau
dipakai tidak sesuai
peruntukannya ya
gak akan puas.
Ibu : Mmm... trus apa
hubungannya sama
suami saya?
Kyai : Ya... ibu berharap
banget suami ibu
jalankan fungsi
yang sekunder,
bahkan tersier
barangkali.
Tapi fungsi
primernya gak
dipakai.
Ibu : Saya ga berharap
lebih koq Mbah
Mun.
Sy cuma pengen
dia nafkahi
keluarga dengan
baik.
Saya cuma pengen
dia jadi pemimpin
yang baik.
Kyai : Iya... itu cuma
fungsi sampingan
dari suami.
Sayang tuh suami
cuma diharapkan
jadi begitu aja.
Fungsi primernya
yang paling utama
malah gak ibu
harapkan dan kejar.
Ibu : Mmmmm... emang
apa fungsi
primernya seorang
suami?
Kyai : Fungsi primer suami
ibu itu adalah untuk
jadi tameng bagi
dosa² ibu di neraka.
Saat ibu dapat ridho
dari suami, maka...
semua dosa² ibu
langsung dimaafkan
oleh Allah SWT atas
keridhoan suami
ibu.
Jadi, seorang suami
duduk diem aja, itu
sangat bermanfa'at
untuk ibu, tinggal ibu
aja gunakan
fungsinya yang
maksimal.
Lakukan apapun
yang terbaik yang
ibu bisa lakukan
untuk dapatkan
ridho suami.
Dalam sebuah hadits
disebutkan: “Ayyuma
imroatin maatat wa
zaujuha ‘anha
roodhin dakholatil
jannah” Yang artinya
“Seorang istri
meninggal dunia dan
suaminya ridho
sepenuhnya padanya
maka langsung
masuk syurga”.
Selebihnya, itu cuma
fungsi² sekunder
dari suami.
Kejar dulu yg utama
ini.
Suami gak kerja ya
gak apa²... yang
penting sudah jadi
suami ibu.
Jangan lepaskan,
jangan dicerai.
Biarkan dia jadi
tameng saja bagi
neraka.
Kalau cerai, nanti ibu
langsung
berhadapan dengan
api neraka.
Dosa² ibu gak ada
yang menghapusnya,
kecuali amalan ibu
sangat spesial dan
udah gak ada dosa
sama sekali.
Ibu tinggal cari
ridhonya suami.
Kalau memang ibu
yang cari nafqah ya
gak apa-apa.
Semua harta yg ibu
berikan ke anak dan
rumah tangga itu
semuanya terhitung
sedekah yang
sangat mulia.
Jauh lebih mulia dari
pada sedekah ke
anak yatim.
Ibu : koq bisa lebih mulia
dari anak yatim?
Kyai : ya karena anak
yatim ini bukan
bagian dari hidup
Ibu.
Memberikannya
adalah sedekah
yang hukumnya
sunnah.
Sementara suami,
sudah terikat
dengan akad nikah,
sudah bagian dari
ibu.
Silahkan dibagi se-
dekah untuk org lain
dengan sedekah
untuk keluarga,
tapi yg untuk
keluarga, itu yg lebih
utama.
Ibu : Tapi... kalau suami
zalim bgm?
Bahkan KDRT ke
keluarga?
Kyai : Ya gak apa-apa juga
tetap pertahankan.
Karena semua
perbuatan zalim
akan kembali
kepada yang
melakukannya.
Suami akan
menanggung akibat
KDRT yang
dilakukannya.
Siksaan Allah SWT.
sangat pedih bagi
suami yang tega
menyakiti
keluarganya.
Sementara... Ibu
fokus aja terus cari
ridhonya suami.
Pernah dengar?
Istrinya Fir’aun
masuk syurga?
Apa kurangnya,
coba Fir’aun
melakukan KDRT?
Bukan hanya pada
sang istri, Fir’aun
bahkan tega
membunuh bayi².
Ke istrinya Asiyah,
Fir’aun menyiksanya
dan bahkan
membunuhnya.
Do'a terakhir Asiyah
diabadikan oleh
Allah swt di dalam
Al-Qur’an.
Dia tidak meminta
Fir’aun diadzab.
Dia hanya meminta.
imbalan atas
kesabarannya “ya
Tuhanku bangunlah
untukku sebuah
rumah di sisi-Mu
dalam syurga dan
selamatkanlah aku
dari Fir’aun dan
perbuatannya, dan
selamatkan aku dari
kaum yang zalim"
(66:11)
Ibu : Ya Allah... Mbah
Mun ... terima kasih
atas diskusinya.
Lalu apa yang harus
saya lakukan?
Kyai : Ibu mau ikuti saran
dari saya?
Ibu : Apa itu Mbah Mun?
Kyai : Lakukan ini selama
7 hari saja, setiap
malam, tanyakan
ke suami, “Abang,
berapa % ridhonya
abang sama aku
hari ini?”
Kalau dijawab 95%
jangan tidur.
Lakukan apapun
untuk membuatnya
menjawab sampai
100%.
Mungkin dipijitin,
mungkin dibuatkan
makanan, teh,
hidangkan buah,
apapun... sampai
dia mau jawab100%
Baru setelah dia
jawab “iya, aku
ridho sama kamu
100%” nah silahkan
tidur....
Lakukan selama 7
hari dan rasakan
keni'matan dan
kebahagiaan yang
akan ibu dapatkan.
Ibu : Baik Mbah Mun
Kyai : Semoga Allah SWT
memuliakan ibu
dan suami ibu.
Ibu : Aaaamiin ya Rabb...
terima kasih Mbah
Mun...
*****
SELANG 5 HARI BERLALU, IBU ITU DATANG KEMBALI MENGHADAP KYAI
Ibu : Mbah Mun ya Allah
terima kasih banyak
saya gak tahu mau
ngomong apa sama
Mbah Mun... terima
kasih sudah
merubah hidup saya
hanya Allah SWT
yang bisa
memuliakan Mbah
Mun dan keluarga...
Kyai : Alhamdulillah...
Bagaimana, saran
saya, sudah
dijalankan?
Iby : Iya Mbah Mun... dan
saya rasakan saya
lebih bahagia
sekarang.
Ini suami juga
sudah mulai inisiatif
cari pekerjaan...
walaupun belum
dapat, saya sudah
cukup bahagia
Mbah Mun, dia mau
bantuin saya
nganter ke mana²
ya Allah... enak
banget Mbah Mun...
Kyai : Alhamdulillah...
Ibu : Saya mau terus
lakukan saran
Mbah Mun, gak
cuma 7 hari, tapi
mau saya lakukan
selama²nya boleh
Mbah Mun...?
Kyai : Sangat boleh..
lakukan sampai
salah satu dari ibu
atau suami dijemput
malaikat dengan
Husnul Khotimah...
Ibu : Huhuhu...
makasiiiiih Mbah
Mun...
Kyai : Sama²
Copas*
Catatan:
K. H. Maimun Zubair
(Mbah Mun)
Ulama besar dan Tokoh NU dari Jawa Tengah.
------------------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar