YAUMUL IJTIMA' MWC NU BINONG, MINGGU, 29 JANUARI 2017, PUKUL 08.00 - 12.00 WIB, TEMPAT MASJID JAMI AL-MUWAHHIDIN KP. PAWELUTAN DESA CITRAJAYA

Jumat, 05 Februari 2021

Untukmu yang ambisi bikin goal diambil mantu kiai (ning aswaja muda)



Kali ini aku mau ngomongin lakik. Perempuan sudah kutulis dalam "Suhita Undercover".

Yang akan kutuliskan tentu saja pendapat subyektifku tentang apa yang kualami dan kulihat dalam universe kecilku. Tapi kisah mirip juga dipertontonkan oleh drakor yang menceritakan pernikahan beda kasta.

Hal-hal gak enak yang mungkin bakalan kamu alami jika menikahi putri kyaimu atau perempuan yang status sosialnya lebih tinggi darimu:

1. Perempuan yang mau menikahi pria dengan status sosial di bawahnya adalah perempuan yang mengabaikan kesempatan menaikkan status sosialnya dengan pernikahan. 

Diakui atau tidak, pada umumnya, salah satu benefit pernikahan bagi perempuan adalah kenaikan status sosial dengan imbal balik penghambaannya pada suami. Jika prialah yang naik status sosialnya karena pernikahan, besar kemungkinannya dia yang menghamba pada istrinya. Kalau beruntung dia bisa setara dengan istrinya, jangan harap bisa mentang-mentang jadi suami. Apalagi jika si pria adalah santri/murid yang terikat etika sistem feodal pesantren.

"Mbah kung ki cah ndalem selawase urip" (Kakek adalah abdi ndalem seumur hidup), kata adikku mengomentari pengabdian kakeknya pada neneknya.

Ada beberapa perempuan yang kulihat memang sengaja memilih pria yang gak begitu kafa'ah karena memang karakter dominannya kuat. 

Jadi kalau kalian bercita-cita punya binik penurut dan tertuntut selalu bersikap manis, perempuan jenis ini bukan pilihan tepat.

2. Tuntutan kualitas hidup yang lebih tinggi dari kebanyakan. Ngempanin priayi/bangsawan tentu lebih mahal daripada perempuan kebanyakan.

Kalau perempuan jenis ini bisa menghasilkan uang sendiri, maka prianya harus menghasilkan uang lebih banyak biar gak minder, atau sekalian saja siapkan hati lapang selapang-lapangnya, besar sebesar-besarnya untuk menerima kenyataan bahwa si pria bukan pasangan yang setara bagi istrinya.

Kelapangan dan kebesaran hati adalah kelebihan yang biasanya akan sangat dihargai dan dibutuhkan oleh perempuan jenis ini.

3. Si pria harus mengatasi mental mindernya sendiri agar bisa berinteraksi dengan sehat dengan keluarga besar perempuan yang kemungkinan meremehkannya. Terutama untuk membangun kepercayaan dirinya sendiri agar tidak mempersepsikan dirinya rendahan.

4. Anak gak kenal dengan keluarga ayahnya.
Anak secara alami lebih dekat pada ibu dan keluarga besarnya. Agar anak dekat dengan keluarga ayahnya, butuh upaya atau penawaran lebih. Jika keluarga ayahnya tidak menawarkan apapun yang lebih daripada keluarga ibunya apalagi jika malah lebih rendah (status sosial dan ekonominya) ia akan cenderung berjarak dengan keluarga ayahnya.

Aku ada beberapa contoh yang putus hubungan sama sekali dengan keluarga ayahnya bukan karena ada masalah, tapi murni karena gak level saja.

Jika status sosial ibunya yang lebih rendah, kemungkinan besar hal ini tidak terjadi.

*****

Jangan kalian anggap remeh empat pertimbangan di atas. Ada contohnya kok yang apes mengalami 4 hal di atas. Pastikan punya modal untuk menanggulanginya, dan terutama kelapangan hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar