YAUMUL IJTIMA' MWC NU BINONG, MINGGU, 29 JANUARI 2017, PUKUL 08.00 - 12.00 WIB, TEMPAT MASJID JAMI AL-MUWAHHIDIN KP. PAWELUTAN DESA CITRAJAYA

Selasa, 07 September 2021

Tafsir QS. Maryam 31-33

Tadarus Surah Maryam ayat 31:

Allah Subhanahu wata'ala berfirman:

وَجَعَلَنِى مُبَارَكًا أَيۡنَ مَا كُنتُ وَأَوۡصَٰنِى بِٱلصَّلَوٰةِ وَٱلزَّكَوٰةِ مَا دُمۡتُ حَيًّا 

*”Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkahi di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (melaksanakan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup;”*

Ayat ini berisi lanjutan perkataan bayi Isa yang masih dalam gendongan ibunya untuk membantah tuduhan buruk kaumnya terhadap Maryam.

Selanjutnya bayi Isa mengatakan:

*"Allah menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, karena aku memberi petunjuk kepada manusia ke jalan kebahagiaan. Dan Allah telah memerintahkan aku untuk mendirikan shalat dan menunaikat zakat selama aku hidup."*

Para ulama telah sepakat bahwa yang dimaksud dengan kata *"diberkati"* dalam ayat ini adalah *"melaksanakan amar makruf nahi munkar".*

Bayi Isa juga mengatakan bahwa beliau seumur hidupnya diperintahkan untuk mendirikan shalat karena itu dapat membersihkan diri dari dosa lahir batin, dan juga menunaikan zakat karena itu dapat membersihkan harta, jiwa, dan membantu fakir miskin.

Tadarus Surah Maryam ayat 32 (bag.1):

Allah Subhanahu wata'ala berfirman:

وَبَرًّۢا بِوَٰلِدَتِى 

*”Dan berbakti kepada ibuku, ....”*

Ini masih lanjutan perkataan bayi Isa ketika ia masih dalam gendongan ibunya.

Penggalan ayat ini menjelaskan bahwa Isa juga diperintahkan oleh Allah agar berbakti kepada ibunya, dan selalu berbuat baik kepadanya.

Ucapan ini juga bermakna bahwa Maryam adalah wanita suci lagi shalehah, karena jika tidak demikian, tentu Allah tidak akan memerintahkan Isa agar berbakti kepadanya.

Dan memang Allah Subhanahu wata'ala memerintahkan agar manusia brbakti kepada kedua orang tua pada urutan kedua, setelah berbakti kepada Allah. Banyak ayat al-Qur'an yang menyebutkan hal tersebut.

Di antaranya adalah firman-Nya dalam Surah al-Isra' ayat 23:

وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعۡبُدُوٓا۟ إِلَّآ إِيَّاهُ وَبِٱلۡوَٰلِدَيۡنِ إِحۡسَٰنًاۚ إِمَّا يَبۡلُغَنَّ عِندَكَ ٱلۡكِبَرَ أَحَدُهُمَآ أَوۡ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَآ أُفٍّ وَلَا تَنۡهَرۡهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوۡلًا كَرِيمًا 

*Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.*

Tadarus Surah Maryam ayat 32 (bag.2):

Allah Subhanahu wata'ala berfirman:

 وَلَمۡ يَجۡعَلۡنِى جَبَّارًا شَقِيًّا 

*”..., dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka.”*

Ini masih lanjutan perkataan bayi Isa ketika ia masih dalam gendongan ibunya.

Penggalan ayat ini menjelaskan bahwa Allah Subhanahu wata'ala tidak menjadikan Isa sebagai seorang yang sombong karena ia selalu taat dan menyembah kepada Allah Subhanahu wata'ala.

Dan Allah juga tidak menjadikan Isa sebagai seorang yang celaka karena ia selalu berbakti kepada ibunya.

Sebagian ulama salaf mengatakan:

*"Tidaklah sekali-kali kamu jumpai orang yang menyakiti kedua orang tuanya, melainkan kamu jumpai dia berwatak sombong lagi celaka."*

Qatadah meriwayatkan bahwa ada seorang wanita menyaksikan Nabi Isa menghidupkan orang mati serta menyembuhkan orang buta dan orang yang berpenyakit supak (kusta) dengan izin Allah, maka wanita itu berkata:

*"Beruntunglah wanita yang mengandung dan menyusuimu."*

Nabi Isa menjawab:

*"Beruntunglah orang yang membaca Kitabullah dan mengikuti petunjuk di dalamnya serta tidak menjadi orang yang sombong dan celaka."*

Tadarus Surah Maryam ayat 33:

Allah Subhanahu wata'ala berfirman:

وَٱلسَّلَٰمُ عَلَىَّ يَوۡمَ وُلِدتُّ وَيَوۡمَ أَمُوتُ وَيَوۡمَ أُبۡعَثُ حَيًّا 

*”Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari kelahiranku, pada hari wafatku, dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali.”*

Ini masih lanjutan perkataan bayi Isa ketika dalam gendongan ibunya.

Ayat ini menjelaskan bahwa selanjutnya bayi Isa berdoa kepada Allah semoga kesejahteraan dan keselamatan dilimpahkan oleh Allah kepada beliau pada tiga peristiwa, yakni pada hari dilahirkan, pada hari diwafatkan, dan pada hari dibangkitkan hidup kembali di hari Kiamat.

Ketiga peristiwa tersebut merupakan peristiwa paling sulit dan kritis bagi setiap manusia.

Hal ini juga membuktikan bahwa Nabi Isa itu hamba Allah juga sebagaimana manusia lainnya.

Orang-orang Yahudi dan Nasrani mengingkari bahwa Nabi Isa Alaihissalam pernah berbicara ketika masih bayi. Alasannya karena mereka tidak menemukan bukti-bukti bahwa kisah itu tersebar luas di masyarakat.

Namun Umat Islam sangat yakin akan kebenaran kisah tersebut karena termaktub dalam al-Qur'an.

Wallahua'lam.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar