YAUMUL IJTIMA' MWC NU BINONG, MINGGU, 29 JANUARI 2017, PUKUL 08.00 - 12.00 WIB, TEMPAT MASJID JAMI AL-MUWAHHIDIN KP. PAWELUTAN DESA CITRAJAYA

Rabu, 19 Januari 2022

WASPADAI PARTAI DENGAN IDEOLOGI ASING



_*BENALU yang Mematikan Tumpangannya*_
*BUNGLON yang merapat ke sana kemari*

*PARTAI SUCI ITU BERNAMA PKS*

Pernahkah kalian mendengar PKB adalah Islam, dan Islam adalah PKB? 

PPP adalah Islam, dan Islam adalah PPP?

PAN adalah Islam, dan Islam adalah PAN?

Pendek kata, mereka anggap Partai Islam itu adalah (representasi) dari Islam, dan Islam adalah Partai Islam. 

Apa dipikir Indonesia hanya punya satu partai 
(berbasis) Islam, namanya PKS? 

Hingga dengan mudahnya menyatakan *"PKS adalah (mewakili) Islam, dan Islam adalah PKS"*. 

Pernahkah kalian dituduh menyerang PKB itu sama dengan menyerang Islam? 

Menyerang PPP, PAN, PBB berarti menyerang Islam? 

Pendek kata mereka bilang, menyerang Partai Islam sama saja menyerang Islam. 

*Apa* dipikir *Indonesia hanya punya satu partai Islam, namanya PKS?* 

Hingga dengan mudah menyatakan *menyerang PKS berarti ingin menghancurkan Islam.*

Pernahkan kalian mendengar orang yang tidak suka dengan PKS langsung dituding pembenci Islam? 

Dapat titel kafir, Dajjal, antek Zionis, liberal, asing, aseng & asong saat menyinggung PKS?

*"Silahkan menghina & caci-maki Gus Dur, maka kalian kan disanjung oleh militan PKS"*.

Hujatlah tokoh yang berseberangan dengan PKS, maka kalian dianggap pahlawan pembela Islam oleh kader PKS. 

Apa Indonesia hanya punya satu tokoh Islam ketua PKS? 

Hingga dengan mudah menyatakan, menyerang ketua PKS berarti menyerang Islam.

Apakah tokoh Islam cuma ada di PKS? Lalu dengan enaknya menganggap yang tidak suka dengan tokoh PKS itu sama dengan mendzolimi Islam? 

Pembelaan yang membabi buta semacam ini, menggambarkan sifat sombong dan angkuh.

Seolah *hanya PKS yang memegang kendali dan kebenaran atas Islam. Seolah-olah Allah menyerahkan sebagian kuasaNya kepada PKS, untuk menjadi Nabi baru*. 

Padahal PKS hanyalah partai politik, bukan Agama. Sama sebangun dengan partai Islam lainnya. 

Apalagi jika ditelusuri jejak sejarah, *PKS hanya sekedar “tamu” di Indonesia*. Sungguh takjub, ada tamu dapat bertindak tidak sopan dengan “tuan rumah”. 

Mengapa dibilang tamu? 
Kenyataannya seperti itu. 

Memangnya PKS itu siapa? Bila orang-orang PKS berkebangsaan Indonesia, itu benar.
 
Tetapi aliran dan ideologi/ ajaran PKS adalah sesuatu yang asing bagi kita bangsa Indonesia. 

PKS itu ajaran asing yang kebetulan mampir di Indonesia. Kalau tidak percaya, cobalah telusuri satu per satu partai Islam di Indonesia: 

~ PAN didirikan oleh orang Muhammadiyah. Dan gerakan Muhammadiyah sudah ada sebelum kemerdekaan. 

~ PKB didirikan oleh kaum Nahdliyin. Dan ormas NU sudah ada sebelum kemerdekaan.
 
~ PBB jelmaan dari Masyumi. Dan Masyumi sudah ada sebelum kemerdekaan. 

~ PPP lahir tahun 70-an awal, fusi dari partai-partai Islam.

*Lalu PKS berakar ke mana? Tidak ada. PKS mengacu kepada gerakan Ikhwanul Muslimin di Mesir.*                  (Catatan. 
_*Ikhwanul Muslimin 1929 sejak diusir dari Mesir tahun 1949. Mutasi dengan perilaku TUJUAN MENGHALALKAN CARA nya Fasis dan Komunis. Membentuk Partai di negara yang ditempati. Membentuk Ormas Legal untuk mendukung Partai. Membentuk Ormas illegal untuk menteror negara yang ditempati. Kerap berkolaborasi dengan Hizbut Tahrir dan ISIS*_)

Padahal di tahun 1940-an, Masyumi yang merupakan gabungan dari 8 organisasi massa Islam, sudah sejajar kedudukannya dengan IM (Ikhwanul Muslimin) di Mesir atau dengan Partai Jama’atul Islam di Pakistan. 

Lalu coba tanya kepada orang Muhammadiyah di PAN, siapa panutan mereka? Paling disebut KH. Ahmad Dahlan atau Ki Bagus Hadikoesomo. 

Tanya lagi kepada orang NU di PKB. 
Pasti akan muncul nama KH. Hasyim Asy’ari atau KH. Wahab Chasbullah. 

Silakan tanya kepada Yusril Ihza Mahendra siapa panutannya? Tidak lain akan menyebut M. Natsir.

Kemudian tanyakan juga kepada orang PKS, siapa panutannya? Akan keluar nama Hasan al-Banna, tokoh IM. 

Siapa lagi ini? 

Orang Indonesia kah? 

Orang *"PKS tidak bisa menyebut nama tokoh Islam di Indonesia. Karena mereka hanya tamu di sini"*. 

Ketika Yusril sering disebut Natsir muda, orang PKS tidak mau ketinggalan. 

Mereka mencoba  mengidentikan Anis Matta sebagai Soekarno muda. Apa tidak keblinger? 🤣

Apa sambungan ideologi dan ajarannya? Ketidak-mampuan mengacu kepada tokoh Indonesia sangat wajar, karena ajaran PKS kmilik IM di Mesir yang kebetulan mampir di Indonesia. 

sedangkan tokoh IM sendiri dari dulu banyak terlibat pemberontakan di negaranya dan banyak yang sudah ditangkap. 

PKS merupakan jelmaan orang Ihwanul Muslimin Mesir, maka tidak heran perilakunya asing bagi bangsa kita. 

Supaya dibilang lebih “Islami” kalau ngomong harus banyak pakai bahasa Arabnya, seperti: ana, antum, ihwan, ahwat. 

Padahal bagi santri pesantren NU, bahasa Arab jadi makanan sejak kecil. Tetapi para kiai NU, terutama di daerah Jawa, lebih suka pakai bahasa Jawa saat berkhotbah, ataupun saat membacakan shalawat Rasul. 

Jangan dikira orang NU dan Muhammadiyah, tidak fasih kajian al-Qur'an dan Hadits. Tetapi mereka (Nahdliyyin & Muhammadiyah) tidak mau pamer, dikit-dikit kutip ayat supaya dibilang orang Islam kaffah. 

Dalam pergaulan sehari-hari, orang-orang PAN, PKB, PPP, atau PBB tidak canggung berdiskusi dan berdialog dengan umat agama lain. 

Bahkan tidak pernah menyebut umat lain dengan perkataan Kafir atau Dajjal, apalagi sesama Muslim. 

Ya, karena mereka sadar. Yang membedakan hanya agama saja, tetapi tetap sebagai satu bangsa Indonesia. 

Apakah tidak ada perdebatan di antara aliran Islam ini? 

Ya pastinya ada, bahkan sejak zaman dahulu, masalah khilafiyah terus saja diperdebatkan. Dari soal Qunut, Hisab atau Rukyat, ziarah kubur, dan lain- lain. 

Paling banter hanya keluar kata “ini khilafiyah”. Tidak ada tudingan satu sama lain yang mengatakan bid'ah sesat, Dajjal atau Kafir. 

Dan tidak ada yang mengatakan satu sama lain, ingin menghancurkan Islam. 

*Lalu ada tamu namanya PKS, bisa lebih hebat ketimbang tuan rumah.*

*Merasa paling Islam di bumi Indonesia, padahal cuma numpang hidup di Indonesia.*

Dan yang paling mengagumkan yaitu mereka mau *“meng-Islamkan orang Islam”.* 
Waduh, hebat benar ya mereka dengan *“agama” PKS*-nya. 

*Aliran agama yang jadi tuan rumah, dianggap bukan mengajarkan Islam.*

Itu kan sama saja, 
mau meng-Islam-kan orang NU, mau meng-Islamkan orang Muhammadiyah, mau meng-Islam-kan orang Persis; mau meng-Islam-kan orang Masyumi. 

Apa dikira para Kiai itu buta huruf, tidak bisa baca ayat al-Qur'an, hadits dan fiqh? 

Padahal itulah yang “dimakan” setiap hari di pesantren.

*Kenapa mereka dibilang numpang hidup? Karena ajaran mereka ini tidak punya akar di Indonesia. Ajaran mereka ini tidak bisa tumbuh sendiri, tanpa menggantung hidup di pohon yang sudah ada, yakni seperti benalu. Ajaran mereka ini bisa tumbuh besar, jika pohonnya berakar kuat dan besar juga.*
(Catatan. *"Sifat benalu adalah numpang hidup sambil mematikan yang ditumpangi"*)

Indonesi mayoritas penduduknya 
Muslim, dan sudah tumbuh pohon 
seperti Muhammadiyah, NU, Masyumi, 
Perti dan Persis. *Dari sanalah PKS numpang hidup dan jadi benalu. Kemudian mematikan yang ditumpangi* 

Coba pikir, apa bisa ajaran IM (ihwanul muslimin) Mesir ini tumbuh besar di Australia, India atau Birma, dimana penduduk muslimnya minoritas? 

Jikalau pun bisa, apa bisa tumbuh besar? 

Apa bisa menjadi partai hebat seperti di Indonesia? 

*Padahal kalau memang benar mau menyebarkan misi Islam, justru di negara non Muslim-lah yang seharusnya menjadi sasaran utama. Tetapi, karena sifatnya benalu, di sana mereka tidak akan bisa tumbuh besar.* 

*Ditambah lagi ajaran IM Mesir ini, berubah menjadi Partai Politik. Sifat benalu bertambah menjadi sifat bunglon.* Tidak ada yang jadi pegangan utama, selain mau merebut kekuasaan. Aneh, tidak punya peran dalam sejarah kemerdekaan dan mendirikan negara ini, malah mau merebut kekuasaan. 

Apa sifat bunglonnya? Lihat saja. 

Masuk ke perkotaan dimana sudah ada tuan rumah Muhammadiyah di situ, pura-pura jadi Muhammadiyah. 

Masuk ke desa, yang banyak kaum Nahdliyin, pura-pura juga ikut dalam tradisi NU. 

Yang lebih tragis bukan hanya itu, mereka masuk dan ingin merangkul kaum abangan, dimana banyak golongan nasionalis di situ. Lalu mereka menjelma jadi orang nasionalis juga. 

Ikut teriak Merdeka juga. 

Ikut memuji Soekarno juga. Padahal mereka biasa bilang Nasionalisme itu tidak ada dalilnya.

Ingatlah pada pemilu yang telah lalu!
Mereka mau merebut basis Golkar, mulai merapat ke keluarga Soeharto. 

Meskipun Amin Rais capres dari tokoh Islam malah diacuhkan, lalu mereka mendukung Wiranto agar bisa dekat dengan militer. 

Dan lihat saat Wiranto dan Yusuf Kalla gagal masuk putaran kedua, secepat kilat mendukung SBY. 

Lalu bilang ke SBY, bahwa PKS sudah kerja keras peluh keringat memenangkan SBY, supaya dapat jatah Menteri. Dengan penuh semangat tak tahu malu, saat posisi SBY masih kuat, bilang komitmen dengan koalisi dan menjadikan SBY sebagai imam. 

Tiba saatnya SBY melemah, berbalik menyerang SBY. Kini PKS menyanding dan terus menempel ke Gerindra. Lihat saja suatu saat Gerindra akan ditelikung dan ditusuk dari belakang oleh partai suci, yakni PKS.
Ya, itulah sifat bunglon dan benalu. Tamu yang tidak tahu malu. Tamu yang bangga bisa menjadi orang IM Mesir. 

Untuk menutup kedok ajaran IM Mesir, bilang membawa ajaran Islam Kaffah. Malu menyebut diri sebagai bangsa Indonesia. Tetapi doyan dengan kekuasaan yang ada di Indonesia. 

Jika tokoh PPP, PKB, PAN, PBB seperti Yusril, Gus Dur, Amin Rais bisa dengan gamblang bicara tentang konsep kenegaraan Indonesia, tentang hukum, ekonomi, kesenjangan sosial, pluralisme, serta Pancasila. 

Sebaliknya orang PKS gagap, hanya bisa mengutip ajaran Ikhwanul Muslimin Mesir. Hanya bisa menjual khilafah, pokoknya apapun masalahnya, khilafah adalah solusinya. 

Agar lebih sedap, ditambah sedikit ayat suci dan cukilan hadits. Maka jangan heran jika perilaku orang IM Mesir ini, aneh dan asing di mata kita. 

Ambil contoh kasus tentang korupsi dan KPK. Sebelumnya sudah banyak orang PPP, PKB, PAN yang ditangkap KPK. 

Tidak ada yang bilang KPK itu Zionis atau antek Amerika. Padahal partai ini partai Islam juga. Mereka lebih tunduk dan patuh pada penegakan hukum. 

Ya, karena orang partai ini, mengerti hukum di Indonesia. *Beda sekali, ketika orang PKS ditangkap KPK.*

Sifat orang IM-nya keluar. Tuding sana, tuding sini. Sruduk sana sruduk sini. 

(Catatan. *Menangkap Presiden dan Orang PKS Korupsi*) KPK dianggap menyerang Islam, dianggap merintangi dakwah Islam, dianggap musuh Islam, bahkan berusaha membubarkan KPK. Kita sampai heran dibuatnya. 

Mau gimana lagi, memang itu watak orang IM.  Mana mereka mengerti hukum di Indonesia, bukankah *mereka hanya sekedar tamu yang menumpang hidup di Indonesia.* 

Saya lebih bangga jadi bangsa Indonesia ketimbang jadi jelmaan orang IM Mesir. 

Alhasil tak ada beda antara PKS dengan HTI.
( Catatan. *Mereka menerapkan TUJUAN MENGHALALKAN SEGALA CARA, berperilaku Fazis dan Komunis*)
 Selamatkan diri kalian dan keluarga 
dari PKS maupun HTI! 

*Waspadalah!!!... Waspadalah!!!...  Waspadalah!!!...*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar