YAUMUL IJTIMA' MWC NU BINONG, MINGGU, 29 JANUARI 2017, PUKUL 08.00 - 12.00 WIB, TEMPAT MASJID JAMI AL-MUWAHHIDIN KP. PAWELUTAN DESA CITRAJAYA

Jumat, 08 Desember 2017

Felix dlm ilmu mantiq

Menyorot perkataan Felix dari perspektif Ilmu Manthiq

Saya bukan menuduh Felix sombong. Tp memang kalimatnya itu congkak dan justru tdk bisa disebut argumentatif. Kita menghukumi dengan yg tampak. Ucapan Felix dlm ilmu mantik disebut "al mughâlathah al khârijiyyah": Meruntuhkan argumentasi lawan dengan merendahkan status/kepakaran lawan dlm masalah yg diperdebatkan. Tujuannya agar pendengar/publik meyakini Felix lebih kapabel dibadingkan Abu Janda. Dlm kitab Idlahul Mubham disebutkan, model argumentasi semacam ini hanya upaya untuk menutupi kebodohan semata. Argumentasi ini sebetulnya tdk boleh dikeluarkan krn akan menciptakan ruang diskusi yg tidak sehat.

Sama dengan ucapan seseorang ketika Bahtsul Masail, "saya sudah membaca semua kitab Syafi'iyyah dari A sampai Z. Tidak ada yg lebih tahu dr pada saya." Kalimat ini bertujuan menghilangkan kepercayaan diri pada peserta lain, dan agar publik menilai, ia merupakan satu satunya orang yg representatif berbicara masalah terkait. Padahal umur habispun belum tentu semua kitab Syafi'iyyah sudah selesai dibaca.

Di video, Felix sedang berargumen dengan model semacam itu. Ia sedang meyakinkan pada publik bahwa hanya Felixlah satu satunya yg representatif berbicara mengenai Turki Utsmani di Indonesia (ingat, dia memakai redaksi "di Indonesia", bukan "dibanding Abu Janda"). Pdhl kita tak tahu kepakaran dia seperti apa dibanding ulama ulama kaliber Indonesia. Saya malah melihat, Felix ini mirip katak dalam tempurung.

Argumen Felix biasa dipakai oleh kaum Sophis untuk menutupi kekacauan pola pikir: fakta diputarbalik sesuai keyakinan mereka. Sementara di satu sisi, mereka sejatinya gila eksistenti dan tenar di depan publik. Oleh Damanhuri, argumentasi di atas disebut sebagai argumentasi yang paling tidak bermutu/paling jelek (min aqbahi tilkal anwa'). Kl di pesantren dikenal dengan sebutan "ngagul" sebelum berdebat.

Gus Ahmad Hadidul Fahmi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar